Aksi Massa di Rumah Wakil Gubernur Papua Bentuk Ungkapan Kesedihan
Aksi massa di rumah jabatan Wakil Gubernur Papua saat jenazah Wakil Gubernur Klemen Tinal tiba merupakan bentuk kearifan lokal saat mengungkapkan kesedihannya.
Oleh
MARIA FABIO LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri membantah dirinya dikeroyok massa di rumah duka jenazah Wakil Gubernur Klemen Tinal disemayamkan pada Sabtu (22/5/2021) malam. Aksi massa di rumah jabatan wakil gubernur merupakan bentuk kearifan lokal saat mengungkapkan kesedihan.
Hal ini disampaikan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri saat dihubungi dari Jayapura pada Minggu (23/5/2021).
Ia menyatakan, informasi adanya pengeroyokan itu tidak benar. Aksi massa hanya berlangsung sebentar, tidak ada pelayat yang terluka di rumah tempat jenazah Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal disemayamkan. Sebelumnya, beredar informasi terjadi penyerangan oleh massa atas Kapolda Papua dan pejabat daerah setempat di rumah duka Wakil Gubernur Papua.
”Kebiasaan ini sesuai dengan adat istiadat masyarakat di Papua. Setelah melepaskan amarahnya, massa pun menangis di samping jenazah beliau,” kata Mathius.
Tradisi itu sering kali dilakukan masyarakat dari wilayah lain di Papua saat kerabatnya meninggal. Setelah melakukan perusakan, warga menari dan kembali menangis mengungkapkan kesedihan.
Jenazah Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal tiba di Bandara Sentani Jayapura pukul 17.50 WIT pada Sabtu (22/5/2021) dengan pesawat Garuda Indonesia.
Mathius bersama Sekretaris Daerah Pemprov Papua Dance Y Flassy beserta jajaran pejabat TNI Polri dan Pemprov Papua secara langsung menjemput Jenazah Wagub Papua.
Kebiasaan ini sesuai dengan adat istiadat masyarakat di Papua. Setelah melepaskan amarahnya, massa pun menangis di samping jenazah beliau. (Mathius Fakhiri)
Jenazah disambut massa sebanyak 300-400 warga. Proses pengantaran jenazah sempat terkendala karena warga ingin membawa langsung jenazah Wagub. Setelah ada negosiasi, jenazah berhasil dibawa ke rumah duka di Rumah Jabatan Wagub Papua di Dok V, Distrik Jayapura Utara. Dengan iring-iringan ratusan kendaraan bermotor, jenazah Wagub tiba di rumah duka pada pukul 20.20 WIB.
Sesampainya di rumah duka, massa melempari rumah duka dengan menggunakan batu pada pukul 20.38 WIT. Kaca jendela, kursi, dan meja di rumah duka rusak akibat aksi itu.
Berdasarkan keterangan dari kerabat Wagub, lanjut Mathius, Klemen meninggal dunia pada Jumat (21/5/2021) pukul 04.00 WIT karena masalah kesehatan. ”Beliau mengalami gangguan kesehatan pada bagian jantung. Almarhum sudah lama menderita masalah kesehatan di jantungnya,” tuturnya.
Dirinya telah menginstruksikan jajaran Polres Mimika untuk mengamankan kegiatan pemakaman Klemen di kampung halamannya di Timika. ”Beliau dimakamkan di Timika tepat di samping kuburan kedua orangtuanya. Hal ini sesuai permintaan almarhum sewaktu masih hidup,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Dance Yulian Flassy menyampaikan, Pemprov Papua dan masyarakat berdukacita karena kehilangan salah satu pemimpinnya. ”Kami sangat berduka dengan kepergian beliau. Dia orang yang sangat ramah dan tidak pernah memarahi bawahannya,” tutur Dance.
Ia menuturkan, menurut rencana, jenazah akan dibawa ke Jayapura terlebih dahulu pada Sabtu pagi. Setelah itu, jenazah akan dibawa ke tempat kelahirannya di Timika, Kabupaten Mimika, pada Minggu.
”Di Timika, jenazah beliau akan disemayamkan di rumah jabatan Bupati Mimika. Kemungkinan jenazah beliau akan dimakamkan pada Senin (24/5/2021) ini,” kata Dance.
Thaha Al Hamid, salah satu tokoh masyarakat Papua, menyampaikan turut berdukacita atas kepergian Klemen. ”Beliau termasuk salah satu tokoh yang memperjuangkan perdamaian di tanah Papua,” kata salah satu tokoh Dewan Presidium Papua ini.