Aparat Keamanan Kembali Halau KKB dari Kampung di Puncak Papua
Aparat gabungan TNI-Polri berhasil menguasai Kampung Makki di Kabupaten Puncak, Papua, yang menjadi lokasi persembunyian kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satuan Tugas Nemangkawi gabungan TNI-Polri menguasai Kampung Makki di Kabupaten Puncak, Papua, yang menjadi lokasi persembunyian kelompok kriminal bersenjata (KKB). Sejauh ini sudah empat kampung yang dikuasai kembali oleh Satgas Nemangkawi.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri, saat ditemui di Jayapura, Kamis (20/5/2021), membenarkan operasi penegakan hukum yang berlangsung di Kampung Makki. KKB sering kali terlibat kontak tembak dengan Satgas Nemangkawi di kampung itu.
Terakhir, kontak senjata antara Satgas Nemangkawi dan kelompok tersebut di kampung itu terjadi pada Selasa (18/5/2021) pukul 06.20 WIT. Prajurit Kepala Rafles terluka dalam insiden ini.
Selain Makki, Satgas Nemangkawi juga sebelumnya telah menguasai tiga kampung lainnya di Kabupaten Puncak, yakni Gome, Mayuberi, dan Ilaga Utara. Diduga masih terdapat sejumlah kampung lain yang menjadi tempat persembunyian kelompok tersebut.
”Kami akan mengusir kelompok ini dari Puncak. Kehadiran mereka telah mengusik keamanan dan sering mengintimidasi warga untuk mendapatkan makanan,” kata Mathius.
Ia menuturkan, Polda Papua juga menerjunkan tambahan dua peleton Brigade Mobil (Brimob) ke dua kabupaten lain yang rawan serangan KKB, yakni Yahukimo dan Pegunungan Bintang. ”Saya menginstruksikan anggota yang bertugas di daerah yang rawan tidak terlalu ofensif, meningkatkan kesiagaan, dan berhati-hati,” tuturnya.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, sepanjang Januari-Mei 2021, KKB telah melakukan 19 serangan di Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Puncak. Akibat ulah KKB itu, delapan aparat keamanan dan enam warga sipil meninggal. Selain itu, 10 aparat keamanan dan dua warga terluka.
Mathius menambahkan, jajaran Polres Yahukimo dan TNI masih mengejar para pelaku yang terlibat penyerangan terhadap Prajurit Dua Ardi Yudi Ardianto dan Prajurit Kepala Muhammad Alif Nur Angkotasan di Yahukimo. Diduga para pelaku adalah Senat Sol yang terlibat beberapa aksi penyerangan warga di Yahukimo tahun lalu.
”Kami belum menemukan dua pucuk senjata milik anggota yang dirampas para pelaku. Kami akan berupaya mendapatkan senjata itu dengan cara persuasif melalui tokoh-tokoh masyarakat,” katanya.
Kepala Polres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Deni Herdiana, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan para tokoh masyarakat di Deikai, ibu kota Yahukimo, pada Rabu. Pertemuan untuk membicarakan upaya pengembalian senjata milik kedua anggota TNI yang gugur.
”Dalam pertemuan ini ada kesepakatan bersama. Para tokoh masyarakat akan berupaya membujuk para pelaku mengembalikan senjata dengan batas waktu
Sebelumnya, Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan mengatakan, dirinya menginstruksikan jajaran anggota di sejumlah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan karena meningkatnya serangan KKB.
”Saya meminta anggota di wilayah teritorial Korem 172, seperti di Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, dan Lanny Jaya, untuk waspada. Kami mendapatkan informasi KKB akan terus meningkatkan serangannya,” kata Izak.