TNI-Polri di Papua Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Teror KKB
Aparat keamanan meningkatkan kesiagaan di sejumlah daerah di Provinsi Papua yang rawan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyusul meningkatnya serangan kelompok itu.
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·3 menit baca
SENTANI, KOMPAS - Aparat keamanan meningkatkan kesiagaan di sejumlah daerah di Provinsi Papua yang rawan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dalam sepekan terakhir, sembilan aparat keamanan menjadi korban serangan kelompok ini di tiga kabupaten.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan, saat ditemui di Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (19/5/2021), mengatakan, dirinya menginstruksikan jajaran TNI di sejumlah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan karena meningkatnya serangan KKB.
"Saya meminta anggota di wilayah teritorial Korem 172, seperti di Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, dan Lanny Jaya, untuk waspada. Kami mendapatkan informasi KKB akan terus meningkatkan serangannya," kata Izak.
Dalam sepekan terakhir, sejumlah serangan KKB terjadi. Insiden pertama yakni kontak senjata TNI-Polri dengan KKB pimpinan Lekagak Telenggen di Kampung Wuloni, Kabupaten Puncak, Kamis (13/5). Dua anggota Brimob Satgas Nemangkawi terluka karena tertembak.
Kemudian, Selasa (18/5), KKB menyerang Prajurit Dua Ardi Yudi Ardianto dan Prajurit Kepala Muhammad Alif Nur Angkotasan dengan senjata tajam hingga meninggal di sekitar Bandar Udara Nop Goliat Deikai, Kabupaten Yahukimo. Pada hari itu juga terjadi kontak senjata antara Satgas Nemangkawi dan KKB di Kampung Makki, Kabupaten Puncak. Prajurit Kepala Rafles terluka dalam insiden ini.
Terakhir, kelompok tersebut menyerang 12 prajurit TNI AD saat melintas Kampung Seramkatop, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa malam. Empat prajurit terluka dalam insiden ini.
Izak mengatakan, TNI bersama Polri akan menempuh upaya penegakan hukum secara terukur untuk menemukan kembali senjata milik kedua anggota TNI yang dirampas KKB di Yahukimo pada Selasa kemarin.
Sementara itu, jenazah kedua prajurit yang gugur di Yahukimo tiba di Sentani pada Rabu pukul 11.36 WIT. Jenazah Ardi kemudian diterbangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, sedangkan jenazah Alif diterbangkan ke daerah asalnya di Maluku.
"Kami berkomitmen dalam upaya pencarian senjata tidak akan terjadi konflik yang menyebabkan warga menjadi korban. Kami akan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama agar para pelaku segera mengembalikan dua pucuk senjata itu," tutur Izak.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri mengatakan, tim gabungan TNI-Polri dalam Satuan Tugas Nemangkawi melaksanakan upaya penegakan hukum untuk mempersempit ruang gerak KKB di sejumlah daerah, seperti Puncak dan Intan Jaya.
KKB sangat menguasai kondisi geografis di daerah-daerah tersebut.
Adapun strategi Satgas Nemangkawi yakni menempatkan pos-pos keamanan di sejumlah kampung yang menjadi jalur perlintasan KKB untuk mendapatkan amunisi, senjata, dan bahan makanan.
"Kami tidak bersikap reaktif, tapi menunggu di pos sehingga mereka terlebih dahulu menyerang. Sebab, KKB sangat menguasai kondisi geografis di daerah-daerah tersebut," ungkap Mathius.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, sepanjang Januari-Mei 2021, KKB telah melakukan 19 serangan di Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Puncak. Akibat ulah KKB itu, delapan aparat keamanan dan enam warga sipil meninggal. Selain itu, 10 aparat keamanan dan dua warga terluka.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom, saat dihubungi, menyatakan, pihaknya bertangung jawab dalam penyerangan empat anggota TNI di Pegunungan Bintang, dua anggota TNI di Yahukimo, dan satu anggota TNI di Puncak.
"Pimpinan operasi di Yahukimo adalah Dirmeck Yando, Lekagak Telenggen di Puncak, dan Lamek Taplo di Pegunungan Bintang. Kami tidak akan menghentikan serangan meskipun Pemerintah Indonesia menambah jumlah pasukan ke Papua," ujarnya.