Muncul Kluster Sekolah, Uji Coba Belajar Tatap Muka di Batang Diperketat
Sebelas siswa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terpapar Covid-19 saat mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Uji coba dihentikan dan para siswa yang positif Covid-19 diisolasi.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS — Sebanyak 11 siswa sekolah menengah kejuruan negeri di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terpapar Covid-19 saat mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Pemerintah setempat berkomitmen memperketat penerapan protokol kesehatan pada uji coba tahap berikutnya.
Keberadaan kluster di salah satu sekolah itu pertama kali diketahui saat tes usap antigen dalam rangka evaluasi pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka, pertengahan April lalu. Awalnya, dua siswa yang mengikuti tes acak antigen diketahui positif. Setelah itu, pengetesan massal dilakukan di sekolah itu.
Berdasarkan tes massal yang dilakukan kepada 17 siswa, diketahui ada 11 siswa positif. Para siswa yang dinyatakan positif Covid-19 itu diminta menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing karena tidak mengeluhkan gejala Covid-19.
”Pelacakan dan pengetesan juga kami lakukan kepada keluarga dari 11 siswa tersebut. Hasil tes usap kepada keluarga 11 siswa itu negatif,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Batang Didiet Wisnuhardanto, Rabu (19/5/2021), di Batang.
Menurut Didiet, sebelumnya pernah ada empat sekolah yang siswanya diketahui positif Covid-19. Hal itu diketahui berdasarkan tes usap antigen yang dilakukan setiap dua pekan sekali dalam rangka evaluasi pembelajaran tatap muka. Sekolah-sekolah tersebut direkomendasikan untuk menghentikan proses pembelajaran tatap muka.
”Kami selalu mengingatkan kepada semua guru, siswa, dan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat di mana pun. Sebab, percuma saja jika hanya taat protokol kesehatan di sekolah, tapi di jalan atau di rumah tidak,” ujarnya.
Meski ada laporan dari dinas kesehatan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang Achmad Taufiq mengaku belum pernah mendapatkan informasi resmi terkait kluster sekolah atau siswa positif Covid-19 setelah mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Kendati demikian, penerapan protokol kesehatan di sekolah akan lebih diperketat pada rangkaian uji coba pembelajaran tatap muka tahap ketiga untuk mencegah munculnya penularan Covid-19.
”Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran tatap muka tahap pertama dan kedua, kami malah disarankan untuk menambah jumlah sekolah peserta uji coba di tahap ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan uji coba pertama aman (dari penularan Covid-19),” tutur Taufiq.
Taufiq menuturkan, pada 5-16 April, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng menggelar pembelajaran tatap muka tahap pertama dengan jumlah peserta 140 sekolah. Uji coba itu diikuti oleh sekolah-sekolah tingkat menengah dan menengah atas/kejuruan. Adapun uji coba tahap kedua digelar pada 26 April-7 Mei. Selanjutnya, uji coba tahap ketiga akan dimulai 12 Juli.
Menurut Taufiq, pihaknya sudah berupaya menggelar pembelajaran tatap muka seaman mungkin. Sejumlah sekolah sudah dicek sarana penunjang protokol kesehatannya. Adapun para guru yang mengikuti uji coba juga dipastikan sudah divaksin Covid-19.
”Kami juga sudah mewanti-wanti kepada pihak sekolah untuk memantau perkembangan kasus Covid-19 di wilayahnya. Kalau desa di lokasi sekolah itu dikategorikan sebagai zona merah atau zona oranye, proses pembelajaran tatap muka harus langsung dihentikan. Uji coba ini hanya boleh diikuti sekolah-sekolah di desa zona hijau atau kuning,” katanya.
Beberapa waktu lalu, Bupati Batang Wihaji sempat mengirim surat teguran kepada salah satu sekolah yang kedapatan membiarkan siswanya melepas masker saat pembelajaran tatap muka. Sekolah itu diberi pembinaan dan diminta menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka.
”Kami sempat mengirim surat teguran kepada satu sekolah. Sekolah itu kami anggap teledor karena membiarkan siswa tidak menggunakan masker di kelas, mentang-mentang sudah ada pembatasan jarak,” kata Wihaji, beberapa waktu lalu.
Setelah sepekan dibina dan diawasi, sekolah itu diizinkan kembali menggelar pembelajaran tatap muka. Hal ini disebut Wihaji sebagai contoh bahwa pemerintah tidak menoleransi sedikit pun pelanggaran terhadap protokol kesehatan dalam proses pembelajaran tatap muka.
Hingga Rabu, jumlah kasus positif Covid-19 di Batang sebanyak 4.098 orang. Dari jumlah tersebut, 65 orang merupakan kasus aktif dan 209 orang meninggal. Kondisi ini membuat Kabupaten Batang dikategorikan sebagai zona oranye atau daerah dengan risiko penularan Covid-19 sedang.