Penerapan Protokol Kesehatan Lemah, Kasus di Aceh Bertambah
Penerapan protokol kesehatan di ruang publik di Provinsi Aceh masih lemah, sementara jumlah warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah. Kondisi ini dikhawatirkan memicu penyebaran virus korona yang lebih masif.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Penerapan protokol kesehatan di ruang publik di Provinsi Aceh masih lemah, sedangkan jumlah warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah. Kondisi ini dikhawatirkan memicu penyebaran virus korona yang lebih masif.
Pantauan Kompas pada Minggu (16/5/2021) di Pelabuhan Ulee Lheu, Kota Banda Aceh, suasana ramai. Namun, para calon penumpang mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak.
Meski jumlah penumpang dibatasi separuh dari kapasitas kapal, penumpukan penumpang di area tunggu tidak bisa dihindari. Calon penumpang harus berebutan mendapatkan posisi di depan agar dapat terangkut.
Para penumpang sebagian besar adalah warga Kota Sabang yang hendak pulang ke Sabang karena mulai Senin mereka bekerja kembali. Namun, ada pula sebagian kecil warga dari beberapa kabupaten yang ingin berlibur ke Sabang.
Pemerintah Provinsi Aceh memberikan kelonggaran bagi aktivitas mudik dengan sistem zonasi antarkabupaten terdekat. Meski pada faktanya tidak sedikit warga yang mudik ke luar zonasi tersebut.
Agam (18), warga Bireuen yang ditemui di pelabuhan, mengatakan, dia bersama lima teman berencana berlibur ke Sabang. Dia menunggu jadwal penyeberangan sejak pukul 08.00, tetapi baru dapat menaiki kapal pada pukul 12.00. Agam tidak menggunakan masker dan tidak membawa cairan pembersih tangan.
”Ke Sabang mau main-main ke tempat teman, rencana dua hari di sana,” kata Agam yang berangkat dari Bireuen menggunakan sepeda motor.
Namun, petugas selalu mengingatkan calon penumpang agar menerapkan protokol kesehatan. Imbauan dilakukan menggunakan alat pengeras suara. Di pelabuhan juga disediakan posko uji antigen dan pemeriksaan kesehatan lain.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh Komisaris Besar Joko Krisdiyanto mengatakan, pada umumnya, penumpang adalah warga Sabang yang mudik ke Banda Aceh pada saat Lebaran. Untuk mengantisipasi kerumunan di dalam kapal, jumlah penumpang yang diangkut separuh dari kapasitas. ”Kami juga melakukan tes antigen secara acak kepada kepada penumpang. Sejauh ini belum ada yang positif,” kata Joko.
Joko mengatakan, polisi dan petugas pelabuhan tidak henti-henti mengingatkan penumpang agar mematuhi prokes. Dalam sehari, jumlah penumpang yang menyeberang ke Sabang dan ke Banda Aceh mencapai 800 orang. Jumlah tersebut turun drastis jika dibandingkan saat Lebaran sebelum pandemi, yakni mencapai 3.000-an penumpang.
Selama Lebaran, warga yang terpapar Covid-19 bertambah sebanyak 57 orang.
Sementara, di beberapa lokasi wisata seperti di Sungai Batee Iliek Bireuen dan Sungai Tiro di Pidie, warga tumpah ruah berekreasi. Warga menikmati liburan bersama seperti masa-masa sebelum pandemi Covid-19. Padahal, jumlah warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan, selama Lebaran, warga yang terpapar Covid-19 bertambah sebanyak 57 orang. Hingga 14 Mei 2021, jumlah kasus Covid-19 di Aceh mencapai 12.214 kasus. Para penyintas yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 10.235 orang. Adapun pasien yang masih dirawat sebanyak 1.487 orang dan meninggal sebanyak 492 orang.
Saifullah mengatakan, kapasitas perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, nyaris penuh. Dari 108 tempat tidur, sekitar 80 unit telah terisi. Dia khawatir, jika kasus terus bertambah, ruang rawat inap tidak mampu menampung pasien.
Namun, masih ada kapasitas 174 ranjang rawat inap di beberapa RSUD di kabupaten/kota. ”Mudah-mudahan tidak terjadi peningkatan kasus pascalebaran,” kata Saifullah.