Cegah Varian Baru Covid-19, Tes di Perbatasan Kaltara Diperketat
Pengawasan jalur tak resmi di perbatasan negara dengan Malaysia di Kalimantan Utara diperketat untuk mendeteksi varian Covid-19 jenis baru.
Oleh
Sucipto
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Satuan Tugas Covid-19 Kalimantan Utara mencatat sebanyak 13 warga negara Indonesia yang dipulangkan dari Malaysia melalui Kabupaten Nunukan dinyatakan positif Covid-19 selama sebulan terakhir. Pengawasan jalur tak resmi di perbatasan negara diperketat untuk mendeteksi varian Covid-19 jenis baru.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kaltara Agust Suwandy mengatakan, sepanjang tahun 2021, lebih dari 1.000 WNI dipulangkan melalui Pelabuhan Tunon Taka di Nunukan. Para WNI tersebut sudah melalui tes antigen hingga tes menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR) di Tawau, Malaysia, sebelum dipulangkan ke Indonesia.
”Di Nunukan, Satgas Covid-19 setempat juga melakukan tes kembali. Sebulan terakhir, terdapat 13 WNI yang positif. Dari hasil laboratorium, itu bukan termasuk varian Covid-19 jenis baru,” ujar Agust, saat dihubungi dari Balikpapan, Minggu (16/5/2021).
Ia mengatakan, Provinsi Kaltara mempunyai dua laboratorium untuk pengujian tes PCR. Adapun untuk pemeriksaan varian Covid-19 jenis baru, pemerintah setempat harus mengirimkan sampelnya ke Jakarta dan menunggu hasilnya tiga hingga tujuh hari.
Ia menjelaskan, pemantauan kesehatan WNI yang melintas dari Malaysia ke Indonesia melalui Nunukan masih memiliki tantangan. Luasnya perbatasan membuat banyak jalur tak resmi atau ”jalur tikus” sulit terpantau. Agust mengatakan, Satgas Covid-19 bekerja sama dengan pengamanan perbatasan di Kaltara untuk memantau jalur-jalur tak resmi.
Jalur tikus tersebut ada yang melalui darat dan laut. Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan Komisaris Besar Hotma Victor Sihombing mengatakan, dua jalur yang paling sering digunakan untuk melintas secara tak resmi ada di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, dan di Kecamatan Krayan.
”Mereka biasanya pekerja yang tanpa dokumen resmi dan sebagian bekerja di perkebunan sawit. Mereka juga kerap kucing-kucingan untuk menghindari pengawasan, misalnya, mereka melintas ketika dini hari saat masih gelap,” ujar Victor.
Selain berkoordinasi dengan TNI yang bertugas di perbatasan, BP2MI dan Satgas Covid-19 Kabupaten Nunukan juga bekerja sama dengan pemerintah desa untuk menjaring WNI yang melintas melalui jalur tikus. Victor menjelaskan, setidaknya sudah ada 200 WNI yang masuk melalui jalur tak resmi di Kecamatan Krayan. Mereka pulang secara mandiri karena berbagai alasan, salah satunya sudah tidak digaji oleh perusahaan.
Sebagian besar lokasi kerja mereka juga jauh dari Pelabuhan Internasional Tawau, Malaysia, jalur resmi yang digunakan untuk memulangkan WNI. Selama ini, WNI yang terjaring melintas melalui jalur tak resmi dikirim ke Kabupaten Nunukan untuk dikarantina dan dites kesehatan.
”Sesuai peraturan, mereka dikarantina lima hari. Di Nunukan, pemerintah menyediakan rumah susun berkapasitas sekitar 400 orang. Jika hasil tes positif Covid-19, mereka akan dirawat terlebih dahulu di Nunukan sampai dinyatakan sembuh,” ujar Victor.
Jika nanti ada banyak WNI yang mengajukan pemulangan, kami akan minta izin dari Kerajaan Negeri Sabah.
Pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown atau perintah pengendalian pergerakan nasional (MCO) pada 12 Mei-7 Juni 2021. Salah satu poin dari kebijakan tersebut adalah membatasi orang masuk dan keluar Malaysia. Pemerintah Indonesia masih berkoordinasi jika ada WNI yang akan dipulangkan.
”Sampai hari ini, belum ada rencana pemulangan di masa lockdown tersebut. Jika nanti ada banyak WNI yang mengajukan pemulangan, kami akan minta izin dari Kerajaan Negeri Sabah,” ujar Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Republik Indonesia di Tawau Emir Faisal.
Selain itu, untuk menghindari peningkatan kasus akibat pergerakan orang selama libur Idul Fitri 1442 H, Satgas Covid-19 Kaltara melakukan pemeriksaan tes usap antigen massal di seluruh pelabuhan di Kaltara. Tes itu dilakukan untuk menjaring setiap orang yang melintas di pelabuhan, termasuk orang yang mungkin melintas dari Malaysia melalui jalur tikus.
”Kami melakukan tes hari ini karena arus balik. Tes dilakukan di Pulau Sebatik, Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung. Ada 2.347 yang diperiksa, satu orang reaktif di Bulungan,” ujar Agust.