Delapan Negara Terjangkit, Varian India Makin Ancam Dunia
Varian virus Covid-19 dari India menyebar dengan cepat dan mengancam dunia. Sementara di India kasus infeksi gelombang kedua belum mencapai puncak dan justru semakin meluas hingga ke perdesaan.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
NEW DELHI, JUMAT – Lonjakan kasus Covid-19 di India kian tidak terkendali. Otoritas mencatat 4.000 orang tewas dan 343.144 kasus infeksi baru dalam 24 jam terakhir. Hingga Jumat (14/5/2021), tercatat total lebih dari 24 juta kasus infeksi. Lonjakan ini makin mengancam dunia karena varian B.1.617 ini sudah ditemukan di delapan negara lainnya.
Pemerintah India sudah tiga hari berturut-turut mencatat 4.000 kasus kematian harian. Total kematian mencapai 262.317 kasus.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengeluarkan peringatan krisis akibat Covid-19 yang menyebar hingga perdesaan. "Wabah dengan kecepatan tinggi telah menyebar ke perdesaan," katanya dalam pertemuan virtual dengan kelompok petani.
Itu untuk pertama kalinya Modi berbicara secara terbuka tentang penyebaran Covid-19 di perdesaan sejak gelombang kedua dimulai pada Februari lalu. Modi mengatakan, pemerintahannya kini sedang "berperang" melawan Covid-19.
"Kita sedang menghadapi musuh yang tidak kelihatan wujudnya. Semua instansi pemerintah, sumber daya, angkatan bersenjata, dan ilmuwan kami bekerja siang dan malam bergandengan tangan memerangi Covid-19," kata Modi seperti dilaporkan The Times of India, Jumat.
Modi menghadapi kritik atas kepemimpinannya setelah Februari lalu mengatakan Covid-19 berhasil dikendalikan. Dia pun mengizinkan festival keagamaan, disusul rapat umum pemilu. Kerumunan pada dua momen itu menyebabkan lonjakan tajam kasus Covid-19.
Para pakar di India dan kawasan mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 belum mencapai puncak. Situasi akan terus memburuk dengan puncak diperkirakan pada akhir Mei ini. Pengujian dan pelacakan sangat rendah menjadi salah satu pemicu. Banyak kasus kematian dan infeksi tidak terdeteksi dengan baik.
Akibat rendahnya tes dan pelacakan, banyak kasus kematian dan infeksi juga tidak dapat terdeteksi dengan baik. Dikatakan, besar kemungkinan jumlah kasus kematian dan infeksi Covid-19 lebih tinggi, yakni bisa 5-10 kali lebih tinggi, dari kasus data yang dilaporkan saat ini.
Situasi buruk terjadi di perdesaan Uttar Pradesh, negara bagian berpenduduk terpadat di India, yakni 240 juta orang. Mayat-mayat dibuang ke Sungai Gangga yang mengalir melalui Uttar Pradesh karena rumah krematorium penuh.
Gelombang kedua Covid-19 sejak Februari diperburuk dengan lambatnya vaksinasi. PM Modi baru memberikan suntikan untuk orang dewasa mulai 1 Mei. Hingga Kamis, baru 2,8 persen dari 1,35 miliar penduduk yang sudah divaksinasi. Meskipun India produsen vaksin terbesar di dunia, permintaan yang tinggi membuat stok cepat habis.
Delapan negara
Pakar penyakit menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jairo Mendez, menyebutkan, varian B.1.617 India telah ditemukan di delapan negara di benua Amerika, termasuk Kanada dan Amerika Serikat. "Varian ini memiliki daya jangkit lebih besar, tetapi sejauh ini kami belum menemukan korban jiwa, kecuali penyebarannya yang lebih cepat," kata Mendez.
Di Panama dan Argentina, ditemukan infeksi varian India pada pelancong dari India atau Eropa. Varian baru juga ditemukan di Aruba; St Maarten Belanda; dan Guadeloupe, departemen seberang laut Perancis. Varian India pun telah menyebar ke Nepal serta terdeteksi di Inggris dan Singapura.
Di Inggris, otoritas kesehatan negara itu melaporkan, jumlah total infeksi akibat varian India meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir, menjadi 1.313 kasus. "Hal itu membuat kami cemas karena (varian baru) telah menyebar," kata Perdana Menteri Boris Johnson.
Singapura semakin memperketat pembatasan sosial untuk mengendalikan jumlah infeksi yang terus meningkat. Otoritas membatasi pertemuan sosial hanya untuk dua orang dan melarang makan di restoran mulai Minggu (16/5) hingga 13 Juni. Menurut situs internal Pemerintah Singapura, departemen kesehatan pada Jumat mengonfirmasi 24 kasus infeksi domestik baru dan 28 kasus impor. Jumlah total 52 kasus, tanpa menjelaskan varian virusnya.
Di Australia, otoritas negara itu memulangkan 150 penumpang pesawat yang baru tiba dari India. Seorang pejabat Australia mengatakan, para penumpang itu dipulangkan dengan penerbangan repatriasi pertama setelah hasil tes menunjukkan mereka positif Covid-19 varian India.
"Bencana kemanusiaan yang terjadi di India dan Nepal harus menjadi peringatan bagi negara-negara lain agar berinvestasi besar-besaran dalam peningkatan kapasitas tanggap darurat," kata Yamini Mishra, Direktur Asia-Pasifik Amnesty International.
"Virus ini menyebar dan menyeberangi perbatasan dengan kecepatan yang menakutkan," kata dia.(REUTERS/AFP)