Sebelas Orang Diduga Pemudik asal Jakarta dan Jabar Lolos hingga Surakarta
Satu unit mobil travel gelap dihentikan jajaran Kepolisian Resor Surakarta di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (10/5/2021) malam. Belasan penumpang diduga akan mudik ke Jawa Timur.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 11 orang diduga pemudik asal DKI Jakarta dan Jawa Barat berhasil lolos hingga Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (10/5/2021) malam. Berada dalam satu kendaraan travel gelap, para penumpang akan segera dikembalikan ke daerah asalnya.
Kepala Polres Surakarta Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak menyampaikan, kendaraan pengangkut 11 orang itu adalah travel gelap. Kendaraan ini dihentikan sewaktu melewati pos penyekatan mudik di Tugu Makutha, Kota Surakarta, sekitar pukul 23.30. Penumpang hendak pergi ke Jawa Timur.
”Selanjutnya, kami sita kendaraan travel gelap tersebut,” kata Ade di Pos Penyekatan Faroka di Kota Surakarta, Selasa (11/5/2021).
Ade mengatakan, pemilik kendaraan bakal dijerat Pasal 380 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pelaku dianggap memanfaatkan operasi larangan angkutan penumpang menggunakan kendaraan pribadi.
Penumpang dan pengemudi travel gelap juga dites usap antigen. Semuanya menunjukkan hasil negatif. Saat ini, Polres Surakarta sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surakarta untuk memulangkan para penumpang tersebut.
Penyekatan sudah dilakukan jajaran Polres Kota Surakarta sejak 6 Mei 2021. Adapun penyekatan dilakukan pada lima titik, yakni Pos Pengamanan Faroka, Pos Pengamanan Tugu Makutha, Pintu Keluar Tol Klodran, Pos Jurug, dan Pos Joglo.
Dalam lima hari terakhir, total 753 unit kendaraan bernomor polisi luar daerah diperiksa. Sebanyak 273 kendaraan diantaranya diminta putar balik dengan beragam alasan. Diantaranya, tidak dapat menunjukkan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM), surat tugas, dan surat bukti tes antigen maupun PCR yang menunjukkan hasil negatif.
”Dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, kendaraan bernomor polisi dari luar kota relatif turun. Namun, pemeriksaan tetap kita laksanakan secara intensif untuk memastikan betul sampai masa mudik nanti tidak terjadi sebaran Covid-19 yang masif,” kata Ade.
Mobil-mobil dari luar kota sudah banyak yang bawa SIKM juga. Saya kira, mereka sudah mulai mengerti dan memahami perlunya disiplin.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menilai, arus lalu lintas sudah mulai melandai. Menurut dia, kondisi ini menunjukkan warga mulai paham untuk tidak mudik saat pandemi Covid-19.
”Mobil-mobil dari luar kota sudah banyak yang bawa SIKM juga. Saya kira, mereka sudah mulai mengerti dan memahami perlunya disiplin,” ujar Gibran.
Selain itu, Gibran juga menyatakan, para pemudik yang lolos dalam penyekatan tetap harus menjalani karantina di shelter tertentu. Shelter berlokasi di Solo Techno Park. Dia yakin, kebijakan itu bakal berlaku ketat mengingat sudah ada Satuan Tugas (Satgas) Jogo Tonggo yang akan menyisir para pemudik di tingkat kelurahan.
Gibran mengatakan, saat ini, total ada 12 pemudik yang diminta karantina di Solo Techno Park. Mereka dijaring lewat pemeriksaan Satgas Jogo Tonggo. Para pemudik berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sebanyak dua orang di antara pemudik itu terindikasi positif setelah menjalani tes antigen. Keduanya diisolasi di tempat berbeda. Seorang diisolasi di Asrama Haji Donohudan Boyolali. Sedangkan seorang lainnya diisolasi di RSUD Bung Karno Kota Surakarta.
”Yang lolos dari penyekatan bisa langsung diketahui Jogo Tonggo. Selanjutnya, kami langsung menjemput agar dikarantina,” kata Gibran.