Sidoarjo Salurkan Bantuan Lebaran bagi Kelompok Rentan
Ribuan warga kelompok ekonomi rentan yang terdampak pandemi Covid-19 menerima bantuan sosial dari pemerintah daerah dan pihak swasta. Harapannya, mereka bisa merayakan momen Lebaran dengan penuh sukacita.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Ribuan warga masyarakat yang masuk dalam kelompok ekonomi rentan terdampak pandemi Covid-19 menerima bantuan sosial dari pemerintah daerah maupun pihak swasta. Dengan bantuan tersebut, kelompok marjinal ini diharapkan bisa merayakan momen Lebaran dengan penuh sukacita.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mencatat sedikitnya 1,3 juta keluarga di wilayahnya telah menerima bantuan berupa beras 20 kilogram setiap bulan selama pandemi Covid-19. Jumlah penerima bantuan sosial itu diusulkan bertambah 15.000 orang lagi tahun ini karena banyak masyarakat yang kondisi ekonominya masih terpuruk akibat pandemi.
”Syaratnya, mereka belum menerima bantuan sosial dalam bentuk apa pun dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jatim,” ujar Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali di sela-sela membagikan bantuan bahan pokok kepada warga miskin di Kecamatan Krembung, Senin (10/5/2021).
Kebijakan pemberian bantuan sosial berupa bahan pokok ini untuk meringankan beban derita masyarakat Sidoarjo yang masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah. Penyaluran bantuan sengaja dipercepat pada bulan Mei karena mengejar momen Lebaran. Tujuannya, mereka tetap bisa merayakan Lebaran dengan penuh sukacita karena tidak perlu lagi memikirkan membeli beras untuk kebutuhan pangan.
Muhdlor mengatakan, meski alokasi jumlah penerima bansos sembako ini diusulkan bertambah, pendataan tetap dilakukan dengan hati-hati agar tepat sasaran. Salah satu kriteria yang harus dipenuhi, belum tercatat sebagai penerima bansos dari pemerintah pusat ataupun provinsi.
Selain menerima bansos sembako, kelompok ekonomi rentan di Sidoarjo ini juga akan mendapat fasilitas layanan kesehatan gratis kelas tiga. Pemkab Sidoarjo telah bekerja sama dengan BPJS untuk menjamin fasilitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakatnya tanpa membedakan kelas sosial.
Penyaluran bantuan sengaja dipercepat pada bulan Mei karena mengejar momen Lebaran.
Masih dalam upaya memberikan jaringan pengaman Lebaran bagi kelompok ekonomi rentan, Pemkab Sidoarjo telah memberikan subsidi harga bahan pokok kepada masyarakat. Pemberian subsidi itu dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sidoarjo dengan menggelar pasar murah Lebaran.
Di acara tersebut dijual 1.500 paket sembako seharga Rp 60.000 per paket. Setiap paket berisi 2 kilogram gula pasir, 1 liter minyak goreng kemasan, dan dua kemasan mi kering. Paket seharga Rp 60.000 tersebut ditebus murah oleh masyarakat dengan membayar Rp 20.000.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi menjelaskan, pembagian paket sembako dengan harga subsidi ini bertujuan membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya dengan menyediakan barang yang harganya bisa dijangkau. Selain itu, membantu pemerintah menjaga stabilitas harga pangan di pasar menjelang Lebaran.
Sementara itu, ratusan pedagang kaki lima, tukang becak, tukang tambal ban, tukang semir sepatu, dan pedagang kelontong mendatangi Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan, Surabaya, Senin. Mereka sengaja diundang untuk menerima bantuan berupa paket aneka bahan kebutuhan pokok dan uang tunjangan hari raya.
”Total ada 200 paket sembako yang dibagikan. Semoga masyarakat Jatim bahagia dan sejahtera,” kata Khofifah.
Upaya menebar jaring pengaman Lebaran bagi kelompok rentan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh perusahaan swasta. Perusahaan kertas PT Tjiwi Kimia, misalnya, menggandeng Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) membagikan 200 paket bahan pokok kepada warga Desa Gemurung, Kecamatan Gedangan, Rabu (5/5/2021).
Menurut perwakilan dari Tim Corporate Social Responsibility PT Tjiwi Kimia, Wiwien Trisnawatie, penyaluran bantuan dilakukan secara rutin setiap tahun menjelang Lebaran. Sasaran penerima adalah masyarakat kurang mampu atau ekonomi rendah yang sangat rentan terimplikasi pandemi Covid-19.
”Semoga dengan adanya bantuan ini, warga tidak mampu bisa bersukacita menyambut datangnya Lebaran. Setidaknya dapat meringankan beban mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok untuk keluarga,” ucap Wiwien.
Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Gemurung Basyuni mengatakan, meski telah ada program bantuan sosial dari pemerintah pusat dan pemda, serta pemerintah desa, faktanya belum semua warga yang termasuk dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah bisa dijangkau. Itu terjadi karena terbatasnya alokasi bantuan dan banyaknya kriteria yang harus dipenuhi.
”Di luar semua itu, kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih labil karena dampak pandemi Covid-19. Banyak warga yang taraf ekonominya turun karena tidak lagi bekerja atau tidak bisa lagi berusaha. Di sinilah peran swasta tetap diperlukan,” ujar Basyuni.