Wisatawan di Purwakarta Harus Tunjukkan Kartu Identitas Saat Libur Lebaran
Pengunjung tempat wisata di Purwakarta, Jabar, wajib menunjukkan kartu identitas sebagai warga lokal saat libur Lebaran berlangsung. Langkah ini dilakukan untuk mencegah warga luar kabupaten berwisata lintas daerah.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Warga Purwakarta, Jawa Barat, yang berlibur saat Lebaran harus membawa dan menunjukkan kartu identitas. Langkah ini dilakukan untuk memastikan mereka adalah warga lokal dan mencegah datangnya warga dari luar Purwakarta.
Aturan ini terkait larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021. Hal ini berlaku bagi semua warga yang melakukan perjalanan ke sejumlah daerah dengan transportasi apa pun. Tujuannya, meminimalkan penularan Covid-19.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Iyus Permana, Selasa (4/5/2021), mengatakan, pengelola wisata wajib memeriksa identitas pengunjung di pintu masuk. Beberapa pengunjung juga akan diperiksa tes antigen secara acak guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
”Wisata hanya untuk warga lokal. Perantau atau karyawan di wilayah Purwakarta wajib menunjukkan kartu identitas perusahaan tempatnya bekerja agar diperbolehkan masuk,” kata Iyus.
Selain diperiksa, pengelola wajib untuk mendokumentasikan atau mendata wisatawan sebagai arsip. Arsip ini akan dilaporkan kepada pihak satgas Covid-19 untuk keperluan pelacakan kontak erat jika ada pengunjung yang terpapar Covid-19.
Pengelola wisata air wajib menyesuaikan kapasitas kolam renang agar tidak terjadi kerumunan dan mengecek standar baku mutu air kolam renang kepada instansi terkait. Adapun jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk ke obyek wisata maksimal 50 persen dari kapasitas normal.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta Acep Yuli Mulya menyampaikan, pembukaan pariwisata di tengah pendemi mengacu pada protokol kesehatan. Pelaku pariwisata didorong untuk mendapatkan sertifikat CHSE sebagai jaminan kepada wisatawan. CHSE menjadi jaminan kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keamanan (safety), dan kelestarian lingkungan (environment sustainability).
Keselamatan, keamanan, dan kenyamanan wisatawan menjadi prioritas pengawasan. Sejauh ini, menurut Acep, mayoritas pengelola wisata di Purwakarta sudah patuh menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, pengelola wisata juga telah melaksanakan penyemprotan disinfektan di lingkungan wisata secara berkala dan memastikan kebersihan lokasi.
Vaksinasi untuk pelaku wisata juga dilakukan untuk mendorong upaya pemulihan ekonomi. Pada tahap ini, ada 115 orang dari 500 pelaku usaha wisata yang disuntik. Vaksinasi ini disebut Acep turut meningkatkan optimisme wisatawan agar semakin yakin untuk berkunjung ke obyek wisata.
”Mereka akan merasa aman saat berkunjung ke lokasi yang para petugasnya sudah divaksin dan protokol kesehatan tetap berjalan dengan baik,” ucap Acep.
General Manager Pariwisata dan Hotel Perum Jasa Tirta II, Pengelola Jatiluhur, Dadan Hidayat mengatakan berupaya menarik minat pengunjung agar mau berwisata ke Jatiluhur di masa adaptasi kebiasaan baru. Misalnya, kata dia, menerapkan protokol kesehatan ketat di seluruh spot, inovasi untuk membuka kafe Kopi Tarum di tepi waduk, serta rencana mengadakan sejumlah kegiatan bertema air dan lingkungan.
Ia optimistis kondisi wisata di Jatiluhur akan pulih segera karena banyak wisatawan memilih berkunjung ke wisata ruang. Untuk mencegah terjadinya kerumunan, jumlah kunjungan di kawasan Istora Jatiluhur dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas total 300 orang.