Pengawasan Pintu Masuk Internasional di Jatim Terus Diperketat
Pengawasan pintu masuk internasional di Jatim diperketat menyusul adanya varian baru virus Covid-19 dari India, Inggris, dan Afrika. Hingga saat ini, 3.636 pekerja migran yang tiba dari berbagai negara telah diisolasi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Provinsi Jawa Timur memperketat pengawasan di pintu masuk internasional di wilayah itu menyusul ditemukannya varian baru virus Covid-19 dari India, Inggris, dan Afrika Selatan di Indonesia. Hingga saat ini, 3.636 pekerja migran yang tiba dari berbagai negara telah diisolasi dan dites Covid-19. Pergerakan pelaku perjalanan dari luar negeri tahun ini diprediksi naik lebih dari lima kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Salah satu pintu masuk internasional yang diperketat adalah Bandara Juanda Surabaya di Kabupaten Sidoarjo. Kebijakan pengetatan diimplementasikan sejak Rabu (28/4/2021) dengan melibatkan pengelola bandara, TNI, Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya, Dinas Perhubungan Jatim, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim, serta Dinas Kesehatan Jawa Timur.
”Bentuk pengetatan itu tidak lain dengan melakukan tes Covid-19 terhadap semua pelaku perjalanan dari luar negeri, terutama pekerja migran Indonesia (PMI). Mereka juga diwajibkan menjalani karantina selama lima hari,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Selasa (4/5).
Berdasarkan data Dinkes Jatim, hingga saat ini atau dalam tujuh hari, terdapat 3.636 pekerja migran yang telah dikarantina di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Mereka telah diuji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) dan ditemukan 33 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pelaku perjalanan dari luar negeri yang positif ini langsung dirawat di RS Darurat Lapangan Indrapura dan RS Rujukan Covid-19 lainnya. Adapun pelaku perjalanan yang hasil tesnya negatif diperbolehkan dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota masing-masing.
Selain Asrama Haji Sukolilo yang menyediakan fasilitas karantina gratis bagi pelaku perjalanan dari luar negeri, terdapat 20 hotel di Surabaya yang menyediakan fasilitas karantina dengan biaya mandiri. Hotel-hotel tersebut telah disertifikasi standar pelayanan karantinanya oleh Kemenkes dan diawasi oleh Satgas Covid-19 Provinsi Jatim.
Untuk mendeteksi virus Covid-19 dan variannya yang ditemukan di Jatim, pemprov telah bekerja sama dengan Institute of Tropical Disease atau ITD Universitas Airlangga (Unair). ITD Unair merupakan bagian dari Tim Genomic Surveillance yang dibentuk oleh Kemenkes dalam rangka meneliti virus Covid-19 dan mutasinya di Tanah Air.
”Berdasarkan laporan dari ITD Unair, sebanyak 109 sampel virus dari Jatim yang telah diperiksa dan 86 sampel di antaranya telah diunggah ke dalam database genome Covid-19 Internasional atau GISAID. Sejauh ini belum ditemukan virus dari India, Inggris, dan Afsel,” kata Khofifah.
Khofifah menambahkan, upaya mencegah masuknya varian baru virus Covid-19 membutuhkan kerja keras dari semua pihak, terutama partisipasi masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Pada saat bersamaan, vaksinasi Covid-19 secara masif terus digencarkan untuk mewujudkan kekebalan komunitas.
Berdasar data Dinkes Jatim, vaksinasi dosis pertama telah menyasar sebanyak 2.003.205 orang dan vaksinasi dosis kedua telah menyasar sebanyak 1.106.830 orang. Jumlah ini adalah yang tertinggi di Indonesia berdasarkan data Kemenkes per Senin (3/5).
Setiap pelaku perjalanan dalam negeri, terutama yang akan berangkat melalui Bandara Juanda, wajib diperiksa kondisi kesehatannya.
Sementara itu, dari Bandara Internasional Juanda Surabaya, dilaporkan gelombang pelaku perjalanan dari luar negeri terus berdatangan. Sebagai gambaran, pada Minggu (2/5) tercatat sebanyak 832 penumpang internasional yang tiba. Sehari sebelumnya, tercatat sebanyak 898 orang dan pada Jumat tercatat 656 penumpang.
Manajer Humas PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, kebijakan pengetatan tidak hanya dilakukan pada pelaku perjalanan dari luar negeri. Pelaku perjalanan dalam negeri juga diperketat persyaratannya untuk mencegah sebaran Covid-19 yang bersumber dari mobilitas masyarakat.
”Setiap pelaku perjalanan dalam negeri, terutama yang akan berangkat melalui Bandara Juanda, wajib diperiksa kondisi kesehatannya. Selain pengecekan suhu tubuh juga diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes Covid-19,” ucap Yuristo.
Dari data yang dihimpun AP I Cabang Bandara Juanda, terjadi peningkatan signifikan jumlah pergerakan pelaku perjalanan dalam negeri yang menggunakan moda transportasi udara sejak Jumat pekan lalu. Pergerakan penumpang rute domestik ini diprediksi mencapai puncaknya pada H-1 peniadaan mudik Lebaran atau Rabu (5/5).
Berdasarkan catatan Bandara Juanda, total penumpang domestik ataupun internasional pada Senin (3/5) mencapai 22.912 orang. Jumlah penumpang itu naik dibandingkan dengan rata-rata jumlah penumpang pada kondisi normal, yakni sebanyak 16.000 orang hingga 17.000 orang per hari.
Pergerakan penumpang di Bandara Juanda tertinggi terjadi pada Jumat (30/4) sebanyak 25.080 orang, dengan rincian sebanyak 656 di antaranya pelaku perjalanan dari luar negeri dan 24.424 lainnya pelaku perjalanan dalam negeri.
Brand Manager Angkasa Pura Supports Cabang Surabaya Wukirjo mengatakan, untuk mendukung mobilitas penumpang, pihaknya telah menyediakan layanan pengetesan Covid-19. Ada dua lokasi pengetesan, yakni area parkir kendaraan untuk tes cepat antigen dan antibodi serta di lobi baru terminal domestik untuk tes GeNose C19.
”Tarif layanan tes Covid-19 untuk penumpang ini sangat terjangkau. Untuk tes antigen dan antibodi, ditetapkan sebesar Rp 70.000 per orang, sedangkan tes GeNose C19 tarifnya lebih murah, yakni Rp 40.000 per orang,” kata Wukirjo.