Arus Penumpang di Bandara Juanda Semakin Ramai Jelang Peniadaan Mudik Lebaran
Arus lalu lintas pelaku perjalanan domestik ataupun luar negeri di Bandara Juanda Surabaya semakin ramai menjelang masa peniadaan mudik Lebaran 2021. Pengawasan layanan tes Covid-19 diperketat guna antisipasi kecurangan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Suasana penumpang di lobi terminal domestik Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Senin (3/5/2021).
SIDOARJO, KOMPAS — Arus lalu lintas pelaku perjalanan domestik ataupun luar negeri di Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo semakin ramai menjelang masa peniadaan mudik Lebaran 2021. Sementara itu, mengantisipasi penggunaan alat tes cepat antigen bekas, pengawasan layanan pengetesan Covid-19 diperketat.
Berdasarkan pantauan Kompas, Senin (3/5/2021), terminal satu atau terminal domestik Bandara Juanda diramaikan oleh kedatangan penumpang dari banyak kota di Tanah Air. Mayoritas penumpang ini terbang dari Jakarta, Makassar (Sulawesi Selatan), Balikpapan (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Denpasar (Bali).
Sejumlah penumpang yang ditemui mengatakan kedatangan mereka di Juanda tidak lain untuk pulang ke kampung halaman seperti Sidoarjo, Ponorogo, Jember, Jombang, dan Mojokerto. Mereka mengaku sengaja pulang lebih awal karena khawatir tidak ada pesawat di masa peniadaan mudik Lebaran yang akan diberlakukan pada 6-17 Mei 2021.
Kebanyakan penumpang pesawat yang tiba merupakan orang yang merantau di luar Pulau Jawa untuk bekerja baik di sektor formal maupun informal. Ada rombongan pekerja bangunan, keluarga pedagang makanan, dan karyawan perusahaan swasta. Mereka pulang pada Ramadhan tahun ini karena tahun lalu tidak bisa mudik.
”Pulang sekarang karena khawatir nanti tidak ada pesawat. Kalau baliknya lagi kapan, belum tahu. Menunggu perkembangan situasi saja,” ujar Indra Irawan (39), salah satu penumpang dari Balikpapan yang baru tiba di Juanda.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Suasana penumpang di lobi terminal domestik Bandara Juanda, Senin (3/5/2021).
Manajer Humas Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, arus lalu lintas pelaku perjalanan udara semakin ramai menjelang pemberlakuan kebijakan peniadaan mudik Lebaran. Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah penumpang pesawat dengan rute domestik pada Jumat (30/4/2021) hingga Minggu (2/5/2021) total 69.505 orang.
”Jumlah sebanyak 69.505 orang itu akumulasi dari penumpang yang datang dan berangkat melalui Bandara Juanda. Jumlah penumpang terbanyak terjadi pada Jumat, yakni 24.424 orang. Adapun pada Sabtu jumlah penumpang mencapai 22.293 orang dan Minggu sebanyak 22.788 orang,” kata Yuristo.
Jumlah penumpang sebanyak 22.293 orang sehari itu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harian penumpang domestik di Bandara Juanda sebanyak 16.000-17.000 orang per hari. Jumlah penumpang domestik pada masa pengetatan mudik ini hampir setara dengan penumpang pada masa libur hari raya Paskah yang mencapai puncaknya sebanyak 24.893 orang pada Minggu (4/4/2021).
Pulang sekarang karena khawatir nanti tidak ada pesawat. Kalau baliknya lagi kapan, belum tahu. Menunggu perkembangan situasi saja. (Indra Irawan)
Arus pergerakan pelaku perjalanan udara tidak hanya terjadi di rute domestik. Rute internasional juga ramai seiring dengan dibukanya penerbangan repatriasi untuk warga negara Indonesia dari sejumlah negara yang pulang ke Tanah Air. Selain pekerja migran Indonesia, ada juga pelajar, pekerja profesional, dan warga negara asing (WNA) yang diizinkan masuk Indonesia.
Bandara Juanda telah menerapkan regulasi pengetatan pelaku perjalanan dari luar negeri sejak Rabu (28/4/2021). Data AP I Cabang Bandara Juanda menunjukkan total penumpang yang datang sejak Rabu hingga Jumat kemarin sebanyak 1.391 orang. Mereka berasal dari sejumlah negara, antara lain Malaysia, Hong Kong, dan Singapura.
HUMAS POLDA JATIM
Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal Suharyanto, Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta, dan Sekda Jatim Heru Tjahjono saat meninjau kedatangan pekerja migran di Bandara Juanda di Sidoarjo, Sabtu (1/5/2021).
Wajib penapisan
Setiap pelaku perjalanan dari luar negeri harus melalui proses penapisan atau screening. Selanjutnya penumpang menjalani masa karantina selama dua hari di asrama haji dilanjutkan tiga hari di daerah masing-masing. Setelah menjalani total karantina selama lima hari dan dinyatakan negatif berdasarkan hasil uji usap Covid-19, barulah pelaku perjalanan dari luar negeri ini diperbolehkan bertemu keluarga.
Untuk WNA, diwajibkan menjalani karantina di tempat karantina khusus yang telah disediakan pemerintah selama dua hari. Tempatnya di hotel atau penginapan yang sudah disertifikasi penyelenggaraan akomodasi karantina Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan. Biaya selama karantina ditanggung oleh WNA.
Sementara itu, Brand Manager Angkasa Pura Supports Cabang Surabaya Wukirjo mengatakan, untuk mendukung mobilitas penumpang pesawat, pihaknya telah menyediakan layanan pengetesan Covid-19 di dua lokasi, yakni area parkir kendaraan untuk tes cepat antigen dan antibodi serta di lobi baru terminal domestik untuk tes GeNose.
Fasilitas pengetesan dengan metode usap antigen dan antibodi terselenggara berkat kerja sama dengan Klinik Ultra Medica. Adapun tarif layanan untuk penumpang atau masyarakat umum ditetapkan sebesar Rp 70.000 per orang. Hasil tes akan diberikan dalam waktu sekitar satu jam.
”APS selalu mengawasi implementasi layanan uji cepat antigen dan antibodi ini setiap saat. Pengawasan bahkan ditingkatkan dengan selalu mengecek ketersediaan alat tes yang baru dan steril serta dipastikan tidak kelewat masa berlakunya,” ujar Wukirjo.
Wukirjo mengatakan, mengacu pada prosedur standar layanan pengetesan Covid-19, tenaga kesehatan yang bertugas di bagian pelayanan wajib menunjukkan alat uji usap yang akan mereka gunakan kepada calon pengguna atau penumpang. Tujuannya, pengguna bisa memastikan alat tersebut dalam kondisi masih tersegel atau belum pernah digunakan.