Pelayanan Publik Terdampak akibat Serat Optik di Papua Terputus
Kabel serat optik kembali terputus di wilayah perairan Sarmi-Biak, Papua. Kondisi ini menyebabkan pelayanan kepada masyarakat via daring di wilayah Jayapura hingga Sarmi terkendala.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BIAK, KOMPAS — Pelayanan publik di tiga daerah di Provinsi Papua terdampak setelah putusnya kabel serat optik di perairan Sarmi-Biak sejak Jumat kemarin. Warga belum dapat menggunakan internet hingga kini.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Papua Sabar Iwanggin, saat dihubungi dari Kabupaten Biak Numfor, Sabtu (1/5/2021), mengatakan, pelayanan publik secara daring terkendala. Misalnya, untuk penggunaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di bank.
”Saya tidak bisa menarik uang, bahkan mengisi pulsa untuk telepon seluler dari ATM di salah satu bank. Kondisi ini sangat menyulitkan warga setempat,” ungkapnya.
Sabar menyatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi terkait penyebab terputusnya kabel serat optik di perairan Sarmi-Biak. Sebab, tidak terjadi gempa bumi yang menyebabkan insiden tersebut.
Diketahui, tiga daerah yang terdampak putusnya kabel serat optik di perairan Sarmi-Biak, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Sarmi.
”Masalah ini sudah terjadi berulang kali di wilayah Papua. Seharusnya ada penyediaan satelit dengan kemampuan layanan internet yang memadai ketika serat optik mengalami gangguan,” tutur Sabar.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Protasius Lobya mengatakan, masalah ini menyebabkan para pelajar yang berada di tiga daerah tersebut terkendala dalam pembelajaran secara daring.
Masalah ini sudah terjadi berulang kali di wilayah Papua. Seharusnya ada penyediaan satelit dengan kemampuan layanan internet yang memadai ketika serat optik mengalami gangguan. (Sabar Iwanggin)
Ia pun menyatakan, pihak sekolah terpaksa harus melaksanakan pembelajaran secara tatap muka akibat masalah gangguan layanan internet. Padahal, kasus Covid-19 masih ditemukan di daerah-daerah tersebut.
”Mayoritas pelajar di Kota dan Kabupaten Jayapura mengikuti pembelajaran secara daring. Sementara itu, hanya pelajar di ibu kota Sarmi juga mengikuti pembelajaran secara daring,” kata Protasius.
General Manager PT Telkom Wilayah Usaha Telekomunikasi Papua Sugeng Widodo menyampaikan, kabel serat optik terputus di perairan Sarmi pada Jumat pukul 21.30 WIT. Lokasi terputus kabel berjarak 360 kilometer dari Jayapura.
”Kami belum mengetahui penyebab terputusnya kabel fiber optik di perairan Sarmi. Sebab, tidak terjadi gempa di sana pada Jumat malam,” ungkapnya.
Ia menuturkan, terputusnya kabel serat optik menyebabkan layanan internet milik Telkom dan Telkomsel terganggu. Layanan internet milik Telkom berkapasitas 60 gigabyte dan Telkomsel 200 gigabyte menurun drastis.
”Kami telah mengalihkan penggunaan internet dari fiber optik ke satelit. Namun, kapasitasnya terbatas karena tingginya penggunaan layanan internet. Sementara layanan untuk telepon dan pesan telah kembali normal,” tuturnya.
Proses pemulihan
Vice President Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan, layanan telepon dan SMS sudah kembali normal. Sementara itu, lanjut Pujo, untuk layanan data internet masih dalam proses pemulihan kualitas layanan secara bertahap.
Ia pun menyatakan, Telkom mengoptimalkan kapasitas satelit, sistem komunikasi radio IP terestrial, dan juga dukungan dari infrastruktur lainnya, termasuk pemanfaatan jaringan Palapa Ring Timur.
”Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan serta masyarakat di wilayah Jayapura dan sekitarnya yang terdampak. Kami akan mengupayakan percepatan agar kualitas layanan bisa segera kembali normal,” ungkap Pujo.
Kepala Sub-Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre mengatakan, dari pantauan satelit tidak terjadi gempa bumi di perairan Sarmi. Gempa terjadi di daerah Ransiki, Papua Barat.
Ia mengaku, dengan gangguan jaringan internet menyebabkan distribusi informasi pantauan kondisi cuaca ke berbagai instansi dan media massa terhambat.
”Biasanya kami mendistribusikan informasi pantauan cuaca harian melalui media sosial. Mudah-mudahan masalah gangguan jaringan internet segera teratasi,” harap Esri.
Dari catatan Kompas, total sudah empat kali terputusnya kabel serat optik fiber di perairan Papua. Kejadian pertama di perairan Biak-Jayapura pada 20 April 2015. Kejadian putusnya kabel serat optik yang kedua di perairan Sarmi akibat gempa pada 17 Oktober 2017.
Kejadian yang ketiga, kabel serat optik terputus akibat gempa di perairan Sarmi-Biak pada 6 April 2018. Terakhir, kabel fiber terputus pada 30 April 2021, juga di perairan Sarmi.