JAYAPURA, KOMPAS - Penggalian jalur kabel serat optik dalam proyek Palapa Ring saat ini terus dikerjakan di sejumlah daerah di Papua, seperti Kota Jayapura hingga Keerom. Fasilitas ini akan membuka keterisolasian informasi di wilayah pedalaman Papua dan Papua Barat.
Dari pantauan di Kelurahan Entrop, Kota Jayapura, Senin (18/12), tampak aktivitas penggalian jalur untuk pemasangan kabel serat optik. Penggalian jalur sudah dilakukan sepanjang sekitar 100 meter.
Para pekerja yang menggali jalur tersebut berasal dari PT Cenderawasih. Perusahaan ini merupakan subkontraktor dari PT Palapa Timur Telematika yang melaksanakan pengerjaan proyek Palapa Ring.
Palapa Ring adalah pembangunan jaringan serat optik tulang punggung sistem telekomunikasi pita lebar nasional. Fungsinya sebagai “tol” informasi yang menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia yang tidak menguntungkan secara komersial.
Palapa Ring terdiri atas tiga paket, yakni barat, tengah, dan timur. Ring paket timur menjangkau 35 kabupaten/kota yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat dengan panjang kabel serat optik mencapai 8.454 kilometer.
Nilai proyek ini Rp 5,1 triliun. Palapa Ring akan beroperasi di 23 kabupaten di Provinsi Papua dan 7 kabupaten di wilayah Provinsi Papua Barat.
Supervisor Serat Optik PT Cenderawasih, Tarto, saat ditemui di Jayapura, mengatakan, penggalian jalur serat optik dari Jayapura menuju dua daerah di Kabupaten Keerom, yakni Arso dan Waris.
“Jalur kabel serat optik dari Jayapura ke Arso hingga Waris berjarak sekitar 120 kilometer. Kami menargetkan pengerjaan Palapa Ring di wilayah Papua dapat selesai pada Mei 2018,” kata Tarto.
Tarto menuturkan, kedalaman tanah yang digali pekerja untuk pemasangan kabel serat optik harus mencapai 1,5 meter. Saat ini, proses penggalian di Jayapura sudah mencapai jarak 100 meter, sedangkan di Arso berjarak 4.000 meter.
“Kendala di lapangan selama proses penggalian yakni kondisi tanah dengan bebatuan yang sangat keras dan masih adanya persoalan terkait tuntutan hak tanah ulayat dari masyarakat setempat,” ujar Tarto.
Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Papua Dasril Sahari mengatakan, para pengusaha yang tergabung dalam organisasinya turut berkontribusi dalam pengerjaan Palapa Ring.
“Sejumlah pengusaha di HIPMI Papua membantu dalam penyediaan sarana transportasi untuk mengangkut alat berat dan kegiatan penggalian jalur serat optik,” kata Dasril. Ia pun menyatakan HIPMI Papua mendukung pengerjaan proyek ini karena akan membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat di Papua.
Sosialisasi
Anggota DPRD Papua Thomas Sondegau mengapresiasi langkah pemerintah pusat menghadirkan Palapa Ring di wilayah pedalaman Papua yang minim sarana telekomunikasi. Namun, lanjut Thomas, perlu juga sosialisasi dari pemerintah daerah setempat tentang penggunaan sarana telekomunikasi bagi masyarakat sebelum Palapa Ring beroperasi.
“Masyarakat di daerah pedalaman Papua belum memahami penggunaan internet. Selama ini mereka hanya mendapatkan pasokan informasi melalui koran yang dikirim menggunakan pesawat terbang. Karena itu, masyarakat butuh sosialisasi agar bisa menggunakan layanan Palapa Ring,” kata Thomas.
Gubernur Papua Lukas Enembe, dalam acara sosialisasi Palapa Ring di Jayapura beberapa bulan lalu, mengatakan sangat bersyukur karena 23 kabupaten/kota di Papua dilalui proyek ini. “Palapa Ring adalah terobosan besar yang dapat membuka akses informasi di wilayah pedalaman di Papua,” tuturnya.