Vaksinasi di Masjid Belum Optimal Dimanfaatkan Warga Banjarmasin
Layanan vaksinasi Covid-19 di delapan masjid dan satu gereja selama sepekan masih belum optimal dimanfaatkan warga Kota Banjarmasin. Sosialisasi tentang vaksin perlu terus dilakukan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Layanan vaksinasi Covid-19 di delapan masjid dan satu gereja yang digelar Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin selama sepekan masih belum optimal dimanfaatkan warga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dari target sasaran sebanyak 4.200 orang, tercapai sebesar 65,36 persen. Sosialisasi masih perlu terus digencarkan.
Untuk meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin menggelar Pekan Gebyar Vaksinasi Covid-19 Ramadhan pada 23-30 April 2021. Sasaran utama vaksinasi ini adalah lansia, tokoh agama (ustaz/ustazah, penceramah, pastor, dan pendeta), para pengurus masjid dan gereja, aparatur sipil negara (ASN), guru, serta dosen.
Layanan vaksinasi di delapan masjid di Kota Banjarmasin dibuka setiap hari selama sepekan dengan target 500 orang per masjid. Pelaksanaannya pada malam hari atau setelah masyarakat menunaikan shalat tarawih. Sementara layanan vaksinasi di gereja hanya dibuka satu hari atau satu kali dalam sepekan dengan target 200 orang dan terealisasi sejumlah 355 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi mengatakan, pihaknya bisa mendongkrak capaian vaksinasi Covid-19 di Banjarmasin dengan kegiatan vaksinasi yang digelar sepekan itu kendati target sasarannya tidak tercapai penuh. Dari target sasaran 4.200 orang, hanya tercapai 2.745 orang.
”Kami telah berupaya mendekatkan pelayanan vaksinasi Covid-19 ke tengah masyarakat dengan kegiatan Pekan Gebyar Vaksinasi Covid-19 Ramadhan. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat meningkatkan herd immunity (kekebalan kelompok) di Banjarmasin,” katanya, di Banjarmasin, Sabtu (1/5/2021).
Dasbor vaksin Kementerian Kesehatan menunjukkan, capaian vaksinasi Covid-19 di Banjarmasin sampai dengan 30 April 2021 sebesar 43 persen. Dari target 123.001 orang, telah divaksin sebanyak 52.922 orang. Capaian Kota Banjarmasin itu masih di atas capaian Provinsi Kalsel yang baru 21 persen.
Menurut Machli, target vaksinasi dalam Pekan Gebyar Vaksinasi Covid-19 Ramadhan sulit tercapai karena sebagian masyarakat masih ragu dengan efektivitas vaksin. Selain itu, banyak lansia yang tidak bisa datang ke lokasi layanan karena tidak ada yang mengantar mereka. ”Kami akan terus memperkuat edukasi tentang vaksinasi dengan melibatkan tokoh atau pemuka agama,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim dalam diskusi virtual bertajuk ”Bedah Banua, Sinergisitas Penanganan Covid-19 di Kalsel”, Kamis (29/4/2021), mengatakan, pemerintah kabupaten/kota terus didorong meningkatkan capaian vaksinasi. Untuk itu, sosialisasi tentang vaksinasi juga perlu terus dilakukan.
”Kami mendorong program vaksinasi massal selama bulan Ramadhan. Kami dari provinsi siap turun membantu kabupaten/kota jika target sasarannya sudah ada, tetapi ada keterbatasan dari kabupaten/kota,” katanya.
Lebih masif
Jumlah sasaran vaksinasi Covid-19 di Kalsel sebanyak 678.519 orang. Dari jumlah itu, telah divaksin sebanyak 142.673 orang. Kalsel sampai saat ini telah mendapatkan 321.000 dosis vaksin dan memberikan 217.424 dosis suntikan pada sasaran penerima vaksin. ”Memang masih perlu lebih masif lagi,” ujar Muslim.
Untuk mempercepat vaksinasi di Kalsel, dinas kesehatan setempat selalu meminta dinas kesehatan kabupaten/kota melaporkan ketersediaan vaksin dan capaian vaksinasi. Kabupaten/kota yang cepat melakukan vaksinasi akan diberikan tambahan vaksin, sedangkan yang lambat akan ditarik stoknya untuk direlokasi ke daerah lain yang bisa lebih cepat melakukan vaksinasi.
Orang yang merasa dirinya sudah terlindungi bisa saja abai terhadap kesehatan dirinya dan orang lain.
”Saya juga minta kepala dinas kesehatan kabupaten/kota untuk selalu memantau ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan (faskes). Kalau ada faskes yang kehabisan stok, vaksin bisa didrop langsung dari faskes lain yang stoknya masih banyak,” katanya.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Husaini mengingatkan agar sosialisasi tentang vaksinasi harus tepat. Jangan sampai muncul rasa aman palsu di tengah masyarakat setelah divaksin ataupun karena dampak hoaks. ”Orang yang merasa dirinya sudah terlindungi bisa saja abai terhadap kesehatan dirinya dan orang lain,” katanya.