Surabaya Perbanyak Pembukaan Kembali Taman dan Museum
Untuk mengobati kerinduan warga pada ruang publik, Pemerintah Kota Surabaya menambah pembukaan kembali taman dan museum, tetapi dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menambah pembukaan kembali ruang publik taman dan museum dalam masa pandemi Covid-19. Namun, ruang publik yang dibuka kembali itu tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Dari 573 taman kota di Surabaya, yang telah dibuka kembali sebanyak delapan taman. Kedelapan lokasi itu adalah Taman Pelangi, Taman Harmoni, Taman Kebun Bibit Wonorejo, Taman PUPR, Taman Sejarah, Taman Prestasi, Taman Flora Bratang, dan Taman Cahaya.
Sementara itu, dari 13 museum, pemerintah membuka kembali 6 museum. Keenamnya adalah Museum Surabaya, Museum WR Soepratman, Museum HOS Tjokroaminoto, Museum Dr Soetomo, Museum Pendidikan, Museum Sepuluh Nopember dan Lapangan Tugu Pahlawan.
”Pembukaan kembali taman dan museum untuk mengobati kerinduan warga, tetapi harus diterapkan protokol kesehatan demi menekan potensi penularan Covid-19,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sabtu (24/4/2021).
Penerapan protokol di taman, antara lain, mewajibkan pengunjung berpelindung diri yakni bermasker, bersarung tangan, dan atau face shield. Jumlah pengunjung dibatasi, yakni maksimal 50 persen dari kapasitas normal. Kapasitas taman bergantung pada luasannya.
Di taman juga disediakan sarana cuci tangan agar warga tetap disiplin menjaga kebersihan. Ada juga jalur masuk dan keluar berbeda untuk memastikan lalu lalang pengunjung tertib dan jaga jarak. Operasional taman dibatasi dan diawasi tim.
Pola serupa diterapkan di enam museum yang telah dibuka kembali. Tambahannya, untuk mengunjungi museum, warga harus memesan tiket terlebih dahulu secara dalam jaringan melalui laman resmi https://tiketwisata.surabaya.go.id. Di sana, warga dapat memilih waktu atau sesi kunjungan dan harus menaati aturan serta protokol.
Sebagai contoh, Museum Surabaya buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 09.00-14.00 WIB. Setiap sesi kunjungan berlangsung maksimal 30 menit dengan jumlah pengunjung maksimal 30 orang. Artinya, dalam satu hari, jumlah maksimal pengunjung ke Museum Surabaya 300 orang dan periode kunjungan paling banyak 10 sesi.
Pengunjung wajib berpelindung diri, cuci tangan, diperiksa suhu tubuh, dan berlalu lalang dengan tertib serta jaga jarak dengan orang lain. Aktivitas di museum diawasi oleh petugas untuk menekan pelanggaran protokol demi keselamatan masyarakat dari ancaman penularan Covid-19.
”Di sela perpindahan sesi kunjungan, petugas menyemprot area dengan disinfektan sehingga diharapkan lokasi selalu steril dari potensi virus korona,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Antiek Sugiharti.
Dalam kebijakan penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19, pemerintah tidak melulu memberi tekanan berupa pelarangan atau pengetatan operasional ruang publik. Bahkan, tren penambahan kasus harian dalam dua bulan terakhir cenderung melandai meski wabah belum bisa dikatakan mereda, apalagi terkendali.
Dari situasi yang dianggap melandai itu, pemerintah mengendurkan kebijakan. Antara lain, operasional pusat belanja telah normal dari sebelumnya harus tutup pukul 20.00 atau 21.00 menjadi tutup pukul 22.00 WIB. Bioskop juga sudah mulai beroperasi. Pada masa Ramadhan ini, kedai makan-minum boleh memberi layanan sahur sejak pukul 01.00 sampai waktu sahur usai. Kedai juga boleh buka sampai pukul 22.00 WIB.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Surabaya Irvan Widyanto, pembukaan kembali ruang publik telah mendapatkan persetujuan dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19. ”Pengendalian tetap ditempuh melalui penerapan protokol kesehatan,” ujar Irvan, yang juga Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya.
Mengutip laman resmi http://www.infocovid19.jatimprov.go.id/, wabah yang menyerang sejak 17 Maret 2020 di Surabaya sampai saat ini telah menjangkiti 23.372 warga ibu kota Jatim tersebut. Sebanyak 21.887 orang atau mayoritas berhasil sembuh. Covid-19 mengakibatkan kematian 1.361 warga. Adapun yang masih dirawat sebanyak 124 orang.
Situasi wabah di Surabaya tetap menjadi yang terparah secara akumulatif di antara 38 kabupaten/kota di Jatim. Surabaya menjadi episentrum di Jatim. Namun, di sisi lain, Surabaya menjadi daerah paling aktif dalam pelacakan dan tes Covid-19, bahkan dalam program vaksinasi.