Surabaya Buka Kembali Taman Kota dengan Penerapan Protokol Kesehatan secara Ketat
Tren penurunan situasi pandemi Covid-19 mendorong Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, membuka sebagian taman meski secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan untuk menekan potensi penularan wabah tersebut.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, akan kembali membuka sebagian taman. Pembukaan dimulai di delapan taman pada Sabtu (10/4/2021) dengan pembatasan jumlah pengunjung dan penerapan protokol kesehatan untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Seluruh taman kota dalam pengelolaan pemerintah ditutup hampir setahun terakhir karena pandemi Covid-19 (coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) sejak Maret 2020. Wabah juga mengakibatkan obyek-obyek wisata dan tempat hiburan publik ditutup. Selama ini, masyarakat terpaksa membatasi mobilitas demi menekan potensi tertular Covid-19.
Namun, sejak awal 2021, ada tren penurunan situasi pandemi meski belum bisa dikatakan mereda. Pemerintah juga menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan vaksinasi Covid-19 untuk mewujudkan kekebalan kelompok.
PPKM dan vaksinasi diharapkan menekan risiko penularan pandemi. Di sisi lain, karena ada tren penurunan, pemerintah melonggarkan pembatasan sosial yang salah satunya mengizinkan sektor hiburan beroperasi kembali meski dengan syarat penerapan protokol dan pengawasan.
Mempertimbangkan situasi pandemi yang menurun, delapan taman di Surabaya akan kembali dibuka. ”Delapan taman yang akan dibuka mewakili wilayah utara, barat, timur, dan selatan,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Anna Fajriatin, Jumat (9/4/2021).
Operasional pembukaan taman pada tahap awal adalah pukul 06.00-11.00. (Anna Fajriatin)
Kedelapan taman yang akan dibuka itu meliputi Taman Pelangi, Taman Harmoni, Taman Kebun Bibit Wonorejo, Taman PUPR, Taman Sejarah, Taman Prestasi, Taman Flora Bratang, dan Taman Cahaya. Pengunjung akan dibatasi jumlahnya maksimal 50 persen dari kapasitas normal dan harus menerapkan protokol kesehatan. Untuk pengawasan protokol, misalnya memastikan warga yang datang bermasker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, aparatur bekerja sama dengan lembaga masyarakat di sekitar taman.
”Operasional pembukaan taman pada tahap awal adalah pukul 06.00-11.00,” kata Anna. Selama sepekan atau dua pekan berjalan, pembukaan taman akan dievaluasi. Jika tidak menimbulkan kluster penularan Covid-19, operasional pembukaan taman akan ditambah sebelum berlanjut ke pembukaan taman-taman lainnya.
Di taman juga akan diterapkan jalur lalu lalang yang sudah ditentukan. Pengunjung yang masuk harus melalui lokasi tertentu dan keluar melalui jalur lain atau satu arah. Hal ini bertujuan memastikan penerapan protokol, yakni jaga jarak antarpengunjung.
Desakan warga
”Pembukaan taman yang utama karena desakan masyarakat sehingga kami penuhi, tetapi secara bertahap dan hati-hati agar kepentingan pengendalian pandemi juga tetap berjalan,” ujar Anna.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, penerapan protokol kesehatan tetap mutlak dipenuhi sebagai salah satu upaya menekan risiko penularan pandemi Covid-19. Tim terpadu berencana bertugas di taman yang dibuka untuk sekaligus melaksanakan razia disiplin protokol.
”Kami tidak ingin risiko penularan memburuk sehingga menyulitkan aparatur dan memaksa kami menempuh pengetatan yang sudah pasti diprotes publik,” kata Irvan yang juga Wakil Sekretaris Satuan Tugas Covid-19 Kota Surabaya.
Mengutip laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, serangan Covid-19 sejak 17 Maret 2020 sampai saat ini di Surabaya telah menjangkiti 23.026 warga. Mayoritas atau 21.520 orang dinyatakan sembuh. Covid-19 mengakibatkan kematian 1.356 jiwa.
Masih ada 150 warga Surabaya yang dirawat. Jumlah akumulasi di Surabaya 16,2 persen dari 142.028 warga yang terjangkit Covid-19 se-Jatim. Kematiannya 13,3 persen dari 10.158 warga yang meninggal dunia se-Jatim. Kesembuhan di Surabaya 16,6 persen dari 129.881 orang yang dinyatakan sembuh se-Jatim.
Dari data itu, Surabaya tetap menjadi episentrum wabah di mana terpapar paling parah di antara 38 kabupaten/kota di Jatim. Saat ini, risiko penularan pandemi di Surabaya dalam kategori sedang atau zona oranye. Situasi ini tak berubah sejak enam bulan terakhir. Sebelumnya, Surabaya berada di zona merah atau risiko tinggi. Berbagai upaya pengendalian pandemi belum membuat Surabaya berhasil ke zona kuning, apalagi zona hijau.