Pembatasan Skala Mikro di Karawang Diperpanjang Lagi
Pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro di Karawang, Jawa Barat, diperpanjang untuk keenam kalinya hingga 3 Mei 2021. Langkah ini diharapkan kian efektif menekan penyebaran Covid-19.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, diperpanjang untuk keenam kalinya hingga 3 Mei 2021. Langkah ini diharapkan kian efektif menekan penyebaran Covid-19 di daerah tersebut.
Total kasus Covid-19 di Karawang hingga Jumat (23/4/2021) pukul 15.00 sebanyak 18.476 orang. Penambahan kasus selama sepuluh hari terakhir ini sekitar 541 kasus atau rata-rata harian 54 kasus per hari.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan awal bulan Maret dengan penambahan rata-rata harian sekitar 420 orang. Mayoritas adalah orang tanpa gejala dan berasal dari kluster industri.
Di Karawang, pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro (PPKM) tahap pertama dilakukan pada 9-22 Februari 2021. Selanjutnya terus diperpanjang hingga keenam kalinya untuk menekan penyebaran Covid-19.
Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana mengatakan, saat ini, lonjakan kasus Covid-19 di Karawang menurun. Menurut dia, hal tersebut dipengaruhi oleh vaksinasi massal, pembatasan mikro, dan penyekatan di tempat keramaian saat akhir pekan. ”Meski menurun, warga tetap harus waspada dan menjaga protokol kesehatan secara ketat,” kata Fitra.
Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tanpa kedisiplinan dan kesadaran warga, upaya tersebut menjadi tidak berguna, misalnya, warga nekat mengadakan acara berkerumun hingga bepergian ke luar kota tanpa melakukan isolasi mandiri sepulangnya dari sana.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri menyampaikan, berdasarkan hasil evaluasi pihaknya, upaya pembatasan ini cukup efektif menekan penyebaran kasus di wilayah yang tidak berdekatan dengan kawasan industri. Sejauh ini, kemunculan kasus berasal dari kawasan permukiman yang berdekatan dengan industri, yakni Telukjambe Barat, Karawang Barat, Telukjambe Timur, dan Karawang Timur.
Tak sedikit karyawan industri yang tinggal di daerah tersebut. Menurut Acep, upaya pembatasan di sekitar kawasan industri belum berjalan optimal karena mobilitas mereka sulit dipantau. Apalagi, saat di tempat kerja, mereka rawan menularkan atau terpapar setelah bertemu rekan kerja dari wilayah lain.
Upaya lain yang dilakukan adalah menutup akses jalan utama menuju titik keramaian, yakni alun-alun Karawang, Lapangan Karangpawitan, dan Galuh Mas pada Sabtu dan Minggu malam. Biasanya, lokasi tersebut menjadi titik kumpul kegiatan anak muda. Penyemprotan disinfektan juga dilakukan menggunakan mobil pemadam kebakaran.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengimbau agar warga tidak mudik ke luar kota. Untuk itu, pihaknya akan melakukan penyekatan di 14 lokasi guna menghalau masuknya pemudik dari kabupaten yang berbatasan dengan Karawang, yakni Subang, Bekasi, Purwakarta, dan Bogor.
Setiap puskesmas diharapkan bisa melakukan inovasi untuk mencapai target.
Selain itu, pihaknya tengah fokus mempercepat vaksinasi tahap kedua untuk warga lanjut usia (lansia) dengan sistem jemput bola. Setiap puskesmas diharapkan bisa melakukan inovasi untuk mencapai target.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang, jumlah lansia yang telah disuntik dosis pertama sebanyak 17.010 orang dari total sasaran 217.835 orang. Sementara jumlah petugas publik yang telah mendapatkan dosis pertama sebanyak 55.837 orang dari total sasaran 86.439 orang.
Di Puskesmas Klari, para petugas tenaga kesehatan berupaya mengingatkan penerima vaksin dosis pertama agar kembali ke puskesmas untuk vaksinasi dosis kedua. Untuk memudahkan komunikasi ini, Koordinator imunisasi sekaligus vaksinator di Puskesmas Klari, bidan Nina Herlina (37),
membuat sebuah grup WhatsApp untuk para warga lansia, tenaga kependidikan, dan pedagang Pasar Kosambi yang sudah disuntik pada pertengahan Maret lalu.
Dalam sehari, ditargetkan setidaknya ada 80 orang yang disuntik vaksin. Di Puskesmas Klari, terdapat empat tim vaksinasi Covid-19 yang beranggotakan masing-masing 4 orang. Mereka bertugas mulai dari pendaftaran, pemeriksaan kesehatan (screening), penyuntikan, hingga pencetakan kartu vaksin.
”Kami harus berkejaran dengan waktu untuk mencapai target dan mengingatkan masyarakat agar datang ke puskesmas sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” kata Nina.