Jelang Lebaran, Karawang Kian Perketat Pengawasan dan Pemeriksaan Mobilitas
Mobilitas warga di Karawang, Jawa Barat, bakal meningkat menjelang Lebaran.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Mobilitas warga di Karawang, Jawa Barat, diprediksi meningkat menjelang Lebaran. Demi menekan penyebaran kasus Covid-19, penyekatan pemudik hingga pengawasan pada tingkat desa diintensifkan di daerah perlintasan tol dengan banyak warga perantau itu.
Hingga Rabu (21/4/2021), jumlah pasien positif Covid-19 di Karawang mencapai 18.366 orang. Dalam satu minggu ini tercatat penambahan 370 orang atau 52 orang per hari. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan awal Maret dengan penambahan rata-rata harian mencapai 420 kasus per hari. Kluster industri dan keluarga masih jadi penyumbang terbesar lonjakan kasus di Karawang.
Menurut Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri, mobilitas warga ke sejumlah daerah berpotensi membuat mereka terpapar Covid-19 saat kembali ke Karawang. Pergerakan warga menjelang Lebaran diprediksi Acep akan semakin tinggi.
Sebagai kota industri, Karawang memiliki banyak perantau. Ditambah lagi daerah ini berada di jalur perlintasan yang dilewati jalur pantura dan sejumlah tol yang memungkinkan banyak pergerakan warga. Dua hal ini jadi perhatian khusus pemerintah daerah untuk mengetatkan pengawasan pada tempat tinggal dan perbatasan wilayah.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Acep menemukan fakta beberapa karyawan yang pulang kampung ternyata terkena Covid-19. Saat kembali ke Karawang, mereka menularkan kepada teman-temannya di perusahaan. Hal ini yang menyebabkan lonjakan kasus di Karawang meningkat waktu itu.
Para karyawan berpotensi menularkan atau tertular di lokasi kerja atau lingkungan tempat tinggal setelah bertemu dengan pekerja dari perusahaan yang berbeda. Seluruh perusahaan diminta untuk disiplin menjalankan kewajiban dalam menerapkan protokol kesehatan.
Pengawasan di tingkat desa akan dilakukan melalui program kampung tangguh dengan memonitor dan mendata warga dari lingkungan terdekat. Program ini dirintis sejak pertengahan tahun 2020. Saat ini tercatat 232 dari 297 desa yang telah menerapkan.
”Pengawasan mobilitas warga di lingkup desa diharapkan bisa terpantau lebih baik. Seluruh warga bekerja sama saling menjaga dan mengawasi tetangga sekitarnya,” kata Acep.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana sebelumnya mengatakan, semua kepala desa berperan besar mengoptimalkan program kampung tangguh. Kolaborasi warga dan aparat negara mendata dan melaporkan kemunculan setiap kasus bisa memberi sumbangan besar meminimalkan penularan Covid-19. Apalagi, banyak kasus di Karawang dipicu penularan orang terdekat lewat kluster keluarga dan lingkungan kerja.
Cellica meminta agar warga tidak mudik ke kampung halaman pada Lebaran nanti. Berbagai upaya akan dilakukan pihaknya untuk mendukung instruksi pusat, yakni menyekat sejumlah titik untuk mengantisipasi pemudik di Karawang. Dia berharap, masyarakat mematuhi larangan tidak mudik ini.
Pos pantau
Ada 14 titik lokasi penyekatan, antara lain, pos pantau di Tanjungpura yang berbatasan dengan Bekasi, Curug (perbatasan Purwakarta), Pangkalan (perbatasan Bogor), dan Pasar Cilamaya (perbatasan Subang).
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Karawang Ajun Komisaris Rizky Adi Saputra mengatakan, jumlah pos pantau bisa bertambah atau berkurang menyesuaikan dengan kondisi dan arahan dari pusat. Adapun warga di sekitar Jabodetabek diperbolehkan keluar-masuk di wilayahnya sendiri saat Lebaran. Akan tetapi, mereka tidak diperbolehkan untuk masuk ke wilayah lain, misalnya Karawang. Hal ini berdampak terhadap pengawasan yang lebih ketat di Karawang sebagai titik pertama masuk dari warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), menuju ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
”Kami tetap berkoordinasi untuk menyiagakan personel, pastinya akan kami maksimalkan,” ucap Rizky.