Keluarga Awak KRI Nanggala di Bantul Masih Berharap Kabar Baik
Keluarga salah seorang anggota awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang ada di Kabupaten Bantul, DIY, masih menanti kabar atas kejadian hilangnya kapal tersebut. Keluarga berharap semua awak bisa diselamatkan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Keluarga besar awak KRI Nanggala-402 mengharapkan kabar baik atas kejadian hilangnya kapal selam tersebut. Keluarga berharap semua awak ditemukan selamat.
KRI Nanggala-402 hilang di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) pagi. Kapal selam produksi Jerman tahun 1979 itu ditengarai mati listrik total (black out) saat penyelaman. Kapal itu diperkirakan jatuh di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut. Pencarian masih dilakukan hingga Jumat (23/4/2021) siang.
Kelasi Satu (KLS) Gunadi Fajar Rahmanto (27) merupakan salah seorang anggota kapal itu. Keluarga besarnya yang tinggal di Dusun Ngreco, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus menanti kabar terkini mengenai pencarian kapal tersebut.
”Semoga bisa dievakuasi dengan selamat. Semua kru dan awaknya. Semoga pihak pemerintah dan yang mengevakuasi tepat waktu supaya selamat semuanya,” kata Sunaryo, ayah Fajar, saat ditemui di rumahnya, Jumat siang.
Sunaryo menyampaikan, terakhir kali berjumpa putra sulungnya pada akhir Maret 2021. Sementara komunikasi terakhir dijalin lewat media sosial Whatsapp, pekan lalu. Kala itu, Fajar mohon izin kepada ibunya untuk berangkat berlayar.
”Pamitan dengan ibunya mau berlayar. Habis itu, beberapa malam tidak ada pesan balasan. Ponselnya juga tidak aktif. Dapat kabar lagi, ternyata kapalnya hilang kontak,” kata Sunaryo terbata-bata.
Masyarakat setempat sempat menggelar doa bersama, Kamis (22/4/2021) malam. Doa bersama diadakan selepas shalat Tarawih.
Adapun kabar hilangnya kapal diterima Sunaryo dari istri Fajar, yang tinggal di Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (21/4/2021) malam. Saat ini, istri Fajar tengah mengandung tujuh bulan.
Sunaryo menambahkan, masyarakat setempat sempat menggelar doa bersama, Kamis (22/4/2021) malam. Doa bersama diadakan selepas shalat Tarawih. Dalam doa dipanjatkan agar kapal selam yang hilang kontak dapat segera ditemukan.
Lebih lanjut, Sunaryo menyebutkan, pihaknya belum ada rencana berangkat menuju lokasi pencarian kapal. Ia masih menunggu kabar terkini. Pihaknya selalu mengharapkan agar kabar baik segera diterima.
”Kami belum ada info pihak keluarga harus ke sana atau tidak. Saya sendiri juga tidak tahu bagaimana pergi ke sana. Jadi, menunggu kabar terkini dulu,” kata Sunaryo.
Sunaryo menceritakan, Fajar masuk menjadi anggota TNI Angkatan Laut sejak 2014. Awalnya, Fajar bertugas di Jakarta. Baru dua tahun belakangan, Fajar bertugas di Surabaya, di bagian kapal selam.
Sugiman, Ketua RT 003, Dusun Ngreco, mengatakan, Fajar dikenal sebagai pribadi yang baik di kampungnya. Fajar juga tumbuh dewasa di kampung tersebut. Dia baru keluar dari kampung sejak bergabung dengan TNI AL.
Orangnya sangat menyenangkan. Sudah sejak lama mendaftar ke TNI, tapi belum diterima. Baru diterima tahun 2014. Selama pandemi ini, setidaknya dua kali pulang dalam satu bulan.
”Orangnya sangat menyenangkan. Sudah sejak lama mendaftar ke TNI, tapi belum diterima. Baru diterima tahun 2014. Selama pandemi ini, setidaknya dua kali pulang dalam satu bulan,” kata Sugiman.
Berbagai upaya dikerahkan untuk menyelamatkan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di laut utara Pulau Bali. Harapannya, kapal bisa segera ditemukan dan semua awak dapat dievakuasi sebelum cadangan oksigen habis. Adapun cadangan oksigen diperkirakan habis pada Sabtu (24/4/2021).
”Pemerintah akan terus mengupayakan yang terbaik untuk menyelamatkan semua awak kapal,” kata Presiden Joko Widodo.