Dua Bulan Berlalu, Vaksinasi Tahap Kedua di Sulut Baru Rampung 13,8 Persen
Vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi pelayan publik dan warga lanjut usia di Sulawesi Utara baru mencapai 13,86 persen setelah berlangsung sekitar dua bulan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi pelayan publik dan warga lanjut usia di Sulawesi Utara baru mencapai 13,86 persen dari target setelah berlangsung sekitar dua bulan. Pada saat yang sama, pemerintah daerah berupaya menggerakkan kembali perekonomian, terutama di sektor pariwisata.
Hingga Jumat (16/4/2021) pagi, sebanyak 50.967 orang dari target 367.715 dalam vaksinasi tahap kedua telah dua kali menerima suntikan CoronaVac. Jumlah itu terdiri dari 45.893 petugas pelayanan publik dan 5.074 warga lanjut usia (lansia).
Sementara itu, 20.327 petugas pelayanan publik dan 2.614 warga lansia baru menerima suntikan pertama CoronaVac. Adapun 23.237 petugas pelayanan publik dan 2.276 warga lansia lainnya mendapat vaksin AstraZeneca. Dosis kedua AstraZeneca baru akan diberikan kepada warga mulai Mei mendatang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulut Steaven Dandel mengatakan, persediaan vaksin di Sulut masih ada dan cukup untuk menuntaskan vaksinasi. Sekitar dua pekan lalu, Satuan Tugas Covid-19 Sulut baru saja menerima kiriman 23.000 dosis vaksin CoronaVac.
Jumlah tersebut hampir setara dengan 22.941 orang yang hingga saat ini baru menerima satu dosis CoronaVac. “Kiriman itu untuk menjaga kecukupan dosis kedua. Untuk sementara, CoronaVac hanya akan kami berikan sebagai dosis kedua, sedangkan dosis pertama semuanya dengan AstraZeneca,” kata Steaven.
Persediaan vaksin di Sulut masih ada dan cukup untuk menuntaskan vaksinasi. (Steaven Dandel)
Vaksin AstraZeneca mulai digunakan di Sulut pada 24 Maret 2021 setelah kedatangan 50.000 dosis. Vaksin itu hanya digunakan di Manado dan Bitung dan baru terpakai sekitar setengahnya. Menurut Steaven, 50.000 dosis yang ada akan langsung dihabiskan sebagai dosis pertama. Stok baru dijamin sudah tiba bila waktu pemberian dosis kedua tiba.
Saat ini, tak kurang dari 21.782 tenaga kesehatan (nakes) di Sulut kini mengemban dua tugas penting, yaitu melacak sebaran kasus Covid-19 serta menjalankan vaksinasi tahap kedua. Steaven mengatakan, konsentrasi para nakes pun rawan terpecah.
Kendati begitu, laju vaksinasi tahap kedua di Sulut lebih cepat dibanding beberapa daerah lain, seperti Sumatera Barat. Sementara 50.967 orang di Sulut sudah tuntas, Sumbar baru merampungkan vaksinasi bagi 45.217 petugas pelayanan publik dan lansia. Namun, beban vaksinasi Sumbar jauh lebih berat, yaitu 842.307 orang.
Sebaliknya, Sulut masih tertinggal jika dibandingkan Kalimantan Timur yang telah memvaksin 57.861 dari target 568.386 orang dalam tahap kedua. Steaven mengatakan, Satgas Covid-19 Sulut berkomitmen mempercepat vaksinasi demi mencapai kekebalan komunitas. Namun, tergantung pasokan vaksin dari pusat.
Sementara itu, masih ada warga Sulut menyatakan masih ragu divaksin. Tio Turang (25), warga Karombasan Selatan, Manado, mengatakan dirinya takut divaksin karena mengetahui beberapa kenalan mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) AstraZeneca. Ia juga ragu karena pemerintah saat ini menggunakan dua jenis vaksin.
Namun, ada pula warga yang tetap antusias divaksin AstraZeneca sekalipun mengetahui efek simpangnya. Lia Tiurma (26), guru di sekolah swasta, KIPI hanya terasa sementara. ia mengaku baik-baik saja setelah divaksin. “Dampak vaksinasi akan lebih baik untuk jangka panjang,” kata dia.
Meskipun vaksinasi di Sulut baru tuntas 13,86 persen, aktivitas perekonomian terus bermunculan. Berbagai festival kuliner Ramadan telah dibuka di Manado, seperti di Kawasan Megamas dan di Lapangan Sindulang. Kegiatan pariwisata juga telah bergulir, seperti gelaran duatlon dan festival busana, seni, dan kerajinan di Likupang, Minahasa Utara.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw mengatakan, sektor pariwisata di Sulut, teurtama di Likupang yang menjadi wilayah kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, telah berada di jalur perkembangan yang tepat. Aktivitas pemberdayaan masyarakat sekitar pun perlu didorong, contohnya dengan pelatihan pelayanan wisatawan.
Ia juga mengatakan, Sulut menjadi daerah yang diprioritaskan untuk menerima wisatawan. Bahkan, penerbangan internasional yang membawa warga negara asing masih masuk ke Manado di tengah pandemi. Kendati begitu, Steven menolak menjelaskan asal penerbangan tersebut.