Puluhan desa di 18 kabupaten dan kota terdampak bencana badai Seroja di Nusa Tenggara Timur hingga Senin (12/4/2021) masih terisolasi. Jaringan telekomunikasi belum pulih dan akses jalur darat terputus.
Oleh
Kornelis Kewa Ama/Fransiskus Pati Herin
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Puluhan desa di 18 kabupaten dan kota terdampak bencana badai Seroja di Nusa Tenggara Timur hingga Senin (12/4/2021) masih terisolasi. Jaringan telekomunikasi belum pulih dan akses jalur darat terputus. Hingga hari kedelapan pascabencana, 45 warga masih dinyatakan hilang dan 177 orang meninggal.
Juru Bicara Gubernur NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Senin (12/4/2021), mengatakan, sesuai laporan resmi dari daerah, sekitar 30 desa masih terisolasi setelah diterjang badai Seroja pada Senin, 5 April 2021. Sebagian besar desa tersebut berada di wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang.
”Bupati atau kepala BPBD di setiap kabupaten di NTT diminta segera melaporkan kondisi desa-desa di wilayah mereka. Desa mana saja yang terdampak bencana dan dinyatakan lumpuh atau terisolasi. Jika tidak ada jaringan telekomunikasi, bisa melalui surat yang dibawa camat setempat ke posko bencana kabupaten,” kata Jelamu.
Salah satu wilayah dengan dampak kerusakan terparah adalah Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Desa itu hancur diterjang banjir bandang yang datang dari arah gunung. Gedung sekolah, rumah ibadat, kantor desa, dan semua rumah penduduk hancur diterjang banjir bandang. Sejauh ini belum ada laporan resmi terkait korban jiwa.
Raja Amfoang Roby Mano mengatakan, enam desa di Kecamatan Amfoang Timur terisolasi, yakni Nunama, Kifu, Netamnanu, Netemnanu Utara, Bokuin, dan Tutunun. Sebuah helikopter telah mendistribusikan bahan pokok di Oepoli, ibu kota kecamatan.
”Helikopter turun di Oepoli, perbatasan dengan Oecussi, Timor Leste. Namun, proses distribusi bahan pokok ke desa sekitar sangat sulit karena akses jalan tertutup banjir dan longsor serta sungai-sungai meluap,” kata Mano.
Saat ini sekitar 20.000 warga di Kecamatan Amfoang Timur masih terisolasi di desa masing-masing. Tidak ada informasi soal stok pangan di desa itu karena akses telekomunikasi pun belum normal.
Menurut dia, sekitar 42 desa yang tersebar di enam kecamatan di wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang, masih terisolasi. Sebanyak 320 sungai di wilayah itu masih meluap sehingga sulit dilalui kendaraan. Kondisi desa-desa itu belum terpantau karena komunikasi ke wilayah tersebut belum bisa terhubung.
Bupati Malaka Viktor Manek mengatakan, jembatan sepanjang 210 meter di Malaka terputus. Praktis, mobilisasi manusia dan barang di sejumlah desa dan kecamatan di Malaka terganggu.
”Sekarang sudah dibuat jalur alternatif, tetapi masih menggunakan sistem estafet. Kendaraan berhenti di ujung jembatan masing-masing, kemudian membawa barang dan manusia menyeberang, lalu dilanjutkan kendaraan lain ke tempat tujuan. Namun, itu tidak berjalan mulus. Saat terjadi hujan di hulu, jalan alternatif itu tidak bisa dilalui,” tutur Manek.
Empat kecamatan yang terdampak sangat berat meliputi Malaka Barat, Weliku, Weliman, dan Reinhat. Manek mengatakan telah menyurati semua pengusaha di empat kecamatan itu agar tidak menaikkan harga bahan pokok, bahan bangunan, dan bahan kebutuhan lain. Jika pengusaha sengaja menaikkan harga, izin usahanya akan dicabut.
Ia menambahkan, 28 desa yang terisolasi sudah bisa diakses. Sekitar 5.000 pengungsi di kantor bupati, kantor camat, puskesmas, dan rumah sakit telah dipulangkan ke desa masing-masing. Para pengungsi telah dievakuasi ke kediaman masing-masing. Namun, mereka yang masih sakit dan ibu yang baru bersalin tetap berada di lokasi pengungsian di kantor Bupati Malaka.
Semua pengusaha di empat kecamatan itu agar tidak menaikkan harga bahan pokok, bahan bangunan, dan bahan kebutuhan lain. Jika pengusaha sengaja menaikkan harga, izin usahanya akan dicabut. (Viktor Manek)
Menurut Manek, para kepala desa paling tahu kondisi warganya masing-masing. Warga yang rumahnya rusak berat tetap bertahan di kantor desa. Adapun aparat TNI-Polri serta pemerintah daerah akan membantu warga membersihkan rumah yang layak huni agar bisa ditempati. Pemda menyediakan bantuan darurat berupa bahan pokok.
”Tiga alat berat siap membantu memperbaiki kerusakan akibat banjir Sungai Benani pekan lalu,” kata Manek.
Di Malaka, tercatat 4.000 rumah rusak ringan, 1.000 rumah rusak sedang, dan 500 rumah rusak berat. Ternak mati terbawa arus sungai sekitar 100 ekor, berupa sapi, babi, dan kambing. Lima alat berat dikerahkan untuk menguburkan bangkai ternak-ternak itu.
Sampai hari kedelapan pascabadai Seroja melanda, jumlah korban meninggal di NTT sebanyak 177 orang dan 45 lainnya hilang. Di Flores Timur, korban meninggal sebanyak 72 orang dan 2 orang hilang. Adapun di Lembata tercatat 47 orang meninggal dan 22 orang hilang.
Di Kabupaten Alor, sebanyak 28 orang meninggal dan 13 orang hilang. Kabupaten Kupang tercatat 12 orang meninggal dan 3 orang hilang. Sementara di Kabupaten Sabu Raijua, 3 orang meninggal dan 5 orang hilang dan di Ende 1 orang meninggal.