Kata-kata Turut Antarkan Umbu Landu Paranggi ke Ruang Sunyi
Pembacaan sajak turut mengantarkan Umbu Landu Paranggi beristirahat di ruang sunyi di Taman Makam Mumbul, Nusa Dua, Badung, Senin (12/4/2021). Peristirahatan sementara itu disesuaikan dengan tradisi kurukudu.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Kenangkanlah percakapan pertama/Gugusan waktu, napas dan peristiwa/Mungkin hanya angin, daun dan debu/Pesona terakhir nyanyian sajakku.
Untaian kata dari puisi Umbu Landu Paranggi berjudul ”Kata, Kata, Kata” dibacakan penyair I Wayan ”Jengki” Sunarta dalam prosesi kurukudu, yakni mengantar Umbu Landu Paranggi beristirahat di pondok ruang sunyi di Taman Makam Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Senin (12/4/2021).
Umbu Wulang Landu Paranggi, sastrawan yang dijadikan mahaguru oleh para muridnya, beristirahat dalam kedamaian di ruang sunyi di Taman Makam Mumbul sebelum pihak keluarga mengadakan upacara pemakaman di Tanah Sumba, tempat kelahiran Umbu Landu Paranggi. Peristirahatan Umbu Landu Paranggi di Taman Makam Mumbul, menurut Umbu Rihi Meha Anggung Praing, disesuaikan dengan tradisi kurukudu.
”Ini tempat peristirahatan sementara Pak Umbu,” kata Rihi Meha, menantu Umbu Landu Paranggi, ketika memberikan sambutan dalam prosesi mengantarkan Umbu Landu Paranggi ke ruang sunyi, yang juga disiarkan langsung secara dalam jaringan (daring), Senin (12/4/2021).
Umbu Landu Paranggi berpulang di usia 77 tahun. Penyair yang mendapat julukan ”Presiden Malioboro” ini tutup usia akibat sakit pada Selasa (6/4/2021) pukul 03.55 Wita di Rumah Sakit Bali Mandara, Kota Denpasar.
Pegiat seni, yang juga istri Gubernur Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster, mengungkapkan, Umbu Landu Paranggi seakan sudah mengetahui kapan waktunya berpulang. Putri Koster menyatakan, dalam percakapan terakhirnya dengan penyair Warih Wisatsana, Umbu Landu Paranggi sudah menyiratkan bakal kepergiannya.
Ini tempat peristirahatan sementara Pak Umbu. (Rihi Meha)
”Seorang Umbu Landu Paranggi tidak hanya melihat dengan mata saja, tetapi juga melihat dengan mata batin,” ujar Putri Koster dalam prosesi mengantar Umbu Landu Paranggi ke ruang sunyi di Taman Makam Mumbul, Nusa Dua, Senin (12/4/2021).
Murid kehidupan
Semasa hidup, Umbu Landu Paranggi disebut sosok misterius dalam dunia sastra. Penyair kelahiran Kananggar, desa di Sumba Timur, dikenal telaten membina penulis-penulis muda dan juga menginisiasi berdirinya komunitas kreatif Persada Studi Klub (PSK) di Yogyakarta sekitar tahun 1968.
Umbu Landu Paranggi tidak hanya guru sastra, tetapi juga guru kehidupan. (Putri Koster)
Umbu Landu Paranggi kemudian pindah ke Bali sekitar tahun 1978. Di Bali, Umbu Landu Paranggi tetap gigih membina penulis-penulis muda dan menggodok benih-benih sastrawan muda agar menjadi matang melalui rubrik budaya yang diasuhnya di sebuah koran di Denpasar. Umbu Landu Paranggi menjadi mahaguru kehidupan bagi para muridnya itu.
Sejumlah penghargaan diberikan kepada Umbu Landu Paranggi atas karya, kecintaan, dan kegetolannya terhadap dunia sastra, antara lain, Anugerah Budaya dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (2018), penghargaan seni Dharma Kusuma Provinsi Bali (2018), Akademi Jakarta (2019), dan Bali Jani Nugraha Provinsi Bali (2020) serta Anugerah Kebudayaan Nasional (2020).
Putri Koster mengatakan, Umbu Landu Paranggi mengajarkan lelaku, sikap atas jalan hidup, yang seharusnya dipedomani para muridnya. ”Umbu Landu Paranggi tidak hanya guru sastra, tetapi juga guru kehidupan,” kata Putri Koster dalam siaran langsung secara daring dari Taman Makam Mumbul, Senin (12/4/2021).
Dalam tayangan secara daring prosesi kurukudu bagi Umbu Landu Paranggi tampak kehadiran sejumlah murid, kerabat, dan keluarga Umbu Landu Paranggi. Ketua Umum Flobamora Bali Yusdi Diaz menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan dan sinergi semua pihak dalam melancarkan prosesi bagi Umbu Landu Paranggi, yang disebutkannya sebagai putra terbaik Tanah Marapu itu, ke tempat peristirahatannya di ruang sunyi.
Putri Koster menyatakan, kepergian Umbu Landu Paranggi bukanlah sebuah kesedihan. Menurut Putri Koster, hubungan dengan Umbu Landu Paranggi tetap terjalin secara batin meskipun tidak lagi berdekatan secara fisik. Putri Koster juga menyampaikan harapan dan keinginan agar Umbu Landu Paranggi dapat diantarkan pulang ke Tanah Sumba jikalau alam sudah bersahabat dan pandemi Covid-19 berakhir.
Sementara itu, ketika ditemui di Museum Seni Agung Rai (Arma) Ubud, Gianyar, Senin (12/4/2021), Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19 terkait harapan pihak keluarga agar dapat memulangkan Umbu Landu Paranggi ke Tanah Sumba.
Menantu Umbu Landu Paranggi, Umbu Rihi Meha, mengungkapkan, ruang sunyi bagi Umbu Landu Paranggi adalah tempat peristirahatan sementara sehingga Umbu Landu Paranggi dianggap masih ada di sekitar murid, kerabat, maupun keluarganya. ”Pak Umbu belum mengendarai kuda putih, belum kendarai kuda merah, ke surgaloka,” kata Rihi Meha.