Gempa Susulan di Selatan Malang Tercatat Delapan Kali
Terjadi delapan kali gempa bumi susulan (”aftershock”) berkekuatan kecil dengan magnitudo 3-5,5 pascagempa utama M 6,1 di perairan selatan Malang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Gempa susulan terus mengguncang Malang, Jawa Timur. Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hingga saat ini terjadi delapan kali gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 5,5 ke bawah pascagempa utama M 6,1 di perairan selatan Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021).
Gempa terakhir berkekuatan M 5,5 dirasakan warga pada Minggu (11/4/2021) pukul 06.54. Pusat gempa berada di 80 km barat daya Malang. Gempa ini dirasakan warga dan sempat menggoyang rumah.
Sebelumnya terjadi tujuh gempa susulan. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates, Malang, Ma’muri mengatakan, tujuh gempa susulan itu masing-masing terjadi pukul 14.53 (M 3,2), pukul 15.05 (M 3,6), pukul 16.04 (M 3,3), pukul 18.36 (M 3,4), pukul 19.49 (M 4,1), pukul 20.37 (M 3,7), dan pukul 22.01 (M 3,2).
Secara terpisah, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam rilis yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebutkan, episentrum gempa bumi Malang selatan (M 6,1) itu berdekatan dengan pusat gempa bumi yang merusak Jawa Timur di masa lalu, yakni tahun 1896, 1937, 1962, 1963, dan 1972.
”Zona gempa bumi Malang selatan merupakan kawasan aktif yang sering terjadi gempa dan dirasakan,” katanya.
Menurut dia, pengulangan gempa di selatan Malang sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai. Hal itu juga menjadi bukti bahwa apa yang telah disampaikan oleh para ahli gempa adalah benar.
”Gempa selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita bahwa ancaman sumber gempa subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” ujarnya.
Gempa selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita bahwa ancaman sumber gempa subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan para ahli gempa adalah benar.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan dari 16 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jawa Timur terkait kerusakan dampak gempa M 6,1 yang berpusat di perairan selatan Malang. BPBD melaporkan kerusakan mulai dari ringan sampai berat.
Berdasarkan data hingga pukul 21.00 ada 8 orang meninggal, 1 orang luka berat, dan 22 orang luka ringan. Status tanggap darurat bencana bagi masing-masing daerah dalam proses penyusunan dan akan segera ditetapkan menyusul perkembangan data dan laporan tim di lapangan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dalam rilisnya, mengatakan, 16 daerah tersebut, antara lain, Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan, Blitar, Trenggalek, Jember, Nganjuk, Pacitan, Tulungagung, dan Probolinggo. Selain itu, juga ada Kota Malang, Batu, dan Blitar.
Di Kabupaten Malang, menurut Raditya, sedikitnya 136 unit rumah rusak ringan, 24 rusak sedang, dan 13 rusak berat. Selain itu, juga 14 tempat ibadah rusak, 9 sarana pendidikan, 2 sarana perkantoran, 3 fasilitas kesehatan, dan 1 balai desa. Sementara di Kota Malang ada 1 gedung rusunawa rusak ringan dan 1 rumah rusak sedang.
Di Kabupaten Blitar, kerusakan, antara lain, terjadi di Kantor Bupati Blitar, DPRD Kabupaten Blitar, Kantor Kecamatan Kaliwates, dan RSUD Ngudi Waluyo. Juga 55 unit rumah rusak ringan, 39 rusak sedang, 3 unit rusak berat, dan 3 tempat ibadah rusak berat.
Di Kota Blitar kerusakan juga terjadi, antara lain, 8 unit rumah rusak ringan, 4 rusak sedang, serta 1 rumah rusak berat. RSUD Mardi Waluyo rusak ringan, dua tempat ibadah rusak ringan, perpustakaan rusak ringan, MI Hidayatullah rusak ringan, SDN Pakunden 2 rusak ringan, dan Autis Center rusak sedang.
Di Kabupaten Lumajang masing-masing 1 buah sarana pendidikan dan kesehatan rusak, serta beberapa unit rumah yang ada di 12 desa di 7 kecamatan.