Enam Meninggal dan Belasan Luka akibat Gempa di Malang
Gempa bermagnitudo 6,1 berpusat di Malang, Sabtu. Hingga petang ini, sebanyak enam orang dilaporkan meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan belasan lainnya mengalami luka-luka.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 6,1 yang berpusat di Kabupaten Malang dampaknya dirasakan di 32 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Hingga petang ini, sebanyak enam orang dilaporkan meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan belasan lainnya mengalami luka-luka.
Dari enam korban meninggal, tiga orang dilaporkan berasal dari Kabupaten Lumajang dan tiga lagi dari Kabupaten Malang. Korban meninggal dari Lumajang adalah anak Ahmad Fadholi warga Desa Tempurejo. Korban meninggal karena tertimpa reruntuhan material longsoran dari tebing yang berada di tepi jalan menuju Kecamatan Ponojiwo. Saat itu, koban tengah dibonceng naik sepeda motor.
Korban lain adalah Juwanto dan Nasar, warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Kedua korban ini meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan. Sementara itu, tiga korban meninggal dari Malang masih didata identitasnya.
Selain korban jiwa, gempa yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 tersebut juga mengakibatkan belasan orang luka parah, sedang, dan ringan. Di Lumajang tercatat tujuh korban luka, dua di antaranya luka parah karena mengalami patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Adapun di Blitar dilaporkan delapan orang luka ringan.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Yanuar Rahmadi mengatakan, tim reaksi cepat di Kabupaten Lumajang tengah mengevakuasi korban yang tertimpa bongkahan batu di jalur Lumajang-Malang. Selain itu, tim dari BPBD masing-masing kabupaten dan kota terdampak gempa terus menyisir lokasi bencana dan mendata kerusakan.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun hingga pukul 17.30, gempa yang terjadi di selatan Malang itu dirasakan di 32 kabupaten dan kota dari total 38 kabupaten dan kota di Jatim, antara lain Kabupaten Malang, Kota Malang, Lumajang, Pasuruan, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Trenggalek, Probolinggo, Jember, Tulungagung, dan Kota Batu. Dampak terbesar dirasakan Kabupaten Malang, Lumajang, dan Blitar.
Bangunan rusak
Kerasnya kekuatan gempa menyebabkan terjadinya kerusakan bangunan di berbagai daerah. Di Kabupaten Malang dilaporkan 37 rumah rusak. Selain itu, enam puskesmas, sejumlah kantor desa, sekolah, serta rumah ibadah mengalami kerusakan sedang hingga berat.
Mohon saling gotong royong dan saling mendoakan agar saudara yang tertimpa bencana diberi kesabaran dan kekuatan. Pemerintah mencari cara terbaik menyelamatkan warga.
Di Lumajang, dampak kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Tempurejo dan Ponorojiwo. Sementara di Pasuruan dilaporkan 11 rumah, di Jember ada 14 rumah rusak, dan di Kota Blitar ada 6 rumah rusak. Gempa juga memorakporandakan bangunan fasilitas umum, seperti RS Ngudi Waluyo Bitar dan bangunan sekolah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keprihatinannya atas musibah gempa yang menimpa daerahnya telah merenggut korban jiwa dan menimbulkan beragam kerusakan bangunan. Mantan Mensos ini mengajak masyarakat bergotong royong dan saling mendoakan.
”Mohon saling gotong royong dan saling mendoakan agar saudara yang tertimpa bencana diberi kesabaran dan kekuatan. Pemerintah mencari cara terbaik menyelamatkan warga,” ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, saat ini ada tiga kabupaten yang menjadi prioritas penanganan bencana gempa, yakni Lumajang, Blitar, dan Malang. Alasannya, ketiga daerah itu mengalami dampak terparah. Tim BPBD sudah terjun di lapangan membantu masyarakat yang menjadi korban gempa.
Kepada masyarakat Jatim, dia mengimbau agar tetap waspada dan cepat tanggap apabila terjadi bencana, seperti gempa. Meski demikian, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dan tetap beraktivitas seperti biasa.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Mamuri mengatakan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,6, tetapi kemudian dimutakhirkan menjadi 6,1. Menurut Mamuri, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada kedalaman 80 km. Gempa dirasakan sampai Surabaya, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, dan Banjarnegara (Kompas.id, 10/4).