Jaringan Telekomunikasi di NTT Masih Buruk, Koordinasi Distribusi Bantuan Terganggu
Sampai hari ketujuh pascabadai siklon tropis Seroja menimpa Nusa Tenggara Timur, jaringan telekomunikasi masih buruk. Kondisi itu menyulitkan koordinasi penyaluran bantuan bagi korban.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sampai hari ketujuh pascabadai siklon tropis Seroja menimpa Nusa Tenggara Timur, jaringan telekomunikasi masih buruk. Koordinasi penyaluran bantuan dari pemerintah ke setiap titik korban bencana tidak berjalan sesuai harapan di tengah bantuan yang terus berdatangan, termasuk dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Komisi VI DPR, dan PT Sampoerna (Tbk).
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Isyak Nuka seusai menerima bantuan dari Komisi VI DPR, PT Sampoerna, dan Kementerian BUMN di Kupang, Minggu (11/4/2021), mengatakan, berbagai bantuan sudah ada di Posko Penanggulangan Bencana di Kupang. Bantuan dapat didistribusikan bagi daerah-daerah yang mudah dijangkau, seperti Kota Kupang.
”Namun, bagi daerah-daerah kepulauan atau jauh dari Kota Kupang, ada kendala di jaringan telekomunikasi. Kami sulit berkoordinasi melalui telekomunikasi dengan camat atau lembaga keagamaan di daerah-daerah tempat terdampak bencana, seperti apa yang mereka butuhkan di sana, jumlah korban berapa kepala keluarga atau berapa jiwa, kerusakan fasilitas umum atau fasilitas kesehatan,” tutur Isyak.
Ia memberi contoh di Oepoli, ibu kota Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, yang berbatasan dengan Oecussi, Timor Leste. Meski bencana Seroja sudah berlangsung satu pekan, informasi soal korban bencana di perbatasan itu baru diketahui tim Posko Penanggulangan pada Sabtu (10/4/2021) malam karena daerah tersebut terisolasi.
Demikian pula korban bencana di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Sekitar 200 keluarga di desa itu terdampak dan butuh bantuan segera mungkin. Sementara di Desa Lippang di Kecamatan Alor Timur Laut dan desa-desa lain yang terdampak, kondisinya masih terisolasi dan belum diketahui keadaannya karena jaringan telekomunikasi buruk.
Adapun daerah yang memberikan informasi bencana rinci sejak awal kejadian, Posko Penanggulangan Bencana Daerah di Kupang telah mendistribusikan bantuan ke wilayah itu. Pemerintah menyediakan enam helikopter dan lima kapal perang untuk mendistribusikan bantuan ke titik pengungsi.
Pemerintah menyediakan enam helikopter dan lima kapal perang untuk mendistribusikan bantuan ke titik pengungsi.
Bantuan mengalir
Sementara itu, bantuan untuk korban bencana terus mengalir dari berbagai kelompok warga. Bantuan bahan pokok serta kebutuhan anak-anak dan perempuan diserahkan donator langsung ke Posko Penanggulangan Bencana di Kupang. Adapun bantuan berupa uang dikirim ke rekening posko bencana yang dibuka Pemprov NTT.
”Itu khusus bantuan yang diserahkan melalui posko bencana provinsi. Namun, ada pula bantuan yang diserahkan langsung ke Adonara, Lembata, dan Alor oleh para donor, baik berupa bahan pokok maupun bantuan uang,” tutur Isyak.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga saat menyerahkan bantuan berupa uang Rp 5,9 miliar kepada Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, Kementerian BUMN prihatin atas bencana badai Seroja yang menimpa masyarakat NTT. Begitu ada bencana, kementerian yang dipimpin Erick Thohir itu segera memutuskan memberi bantuan bagi NTT.
”Kita harapkan bantuan tidak boleh berhenti di sini. Kami ajak para donor dan dermawan terus memberi bantuan kepada masyarakat NTT yang terdampak, entah melalui posko atau langsung kepada para korban yang terdampak. Bagi donor yang menyerahkan bantuan langsung, mohon dilaporkan ke posko untuk dicatat,” kata Sinulingga.
Ia berjanji akan menggalang bantuan bagi masyarakat setelah kembali dari Kupang. ”Apa yang menjadi kebutuhan di NTT akan kami perhatikan,” ujarnya.
Sementara Ketua Komisi VI DPR Faizol Reza mengatakan, Komisi VI prihatin atas bencana yang menimpa NTT. Komisi VI DPR memberi bantuan berupa bahan pokok serta kebutuhan perempuan dan anak-anak. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban penderitaan masyarakat NTT.
”Apa yang dialami masyarakat NTT juga menjadi keprihatinan masyarakat Indonesia. Kita di sini untuk menyatakan keprihatinan dan kebersamaan dalam menanggulangi dampak dari bencana ini secara bersama-sama,” kata Faizol.
Adapun PT Sampoerna Tbk memberikan bantuan 750 paket sembako berupa beras, susu, gula, serta bahan kebutuhan anak-anak dan perempuan. Menurut Kepala PT Sampoerna (Tbk) Area Kupang Bayu Wirawan Winata, paket diberikan untuk warga di Kota Kupang, Adonara, Lembata, dan Alor.
Anggota DPRD NTT, Viktor Mado Watun, mengatakan, bantuan berupa bahan pokok serta kebutuhan perempuan dan anak-anak semestinya segera didistribusikan. Bantuan itu jangan menumpuk di gudang posko karena sangat dibutuhkan masyarakat.
Apalagi ada beberapa jenis bantuan yang tidak tahan lama atau ada masa kedaluwarsa, seperti susu dan makanan bayi. Pemerintah diminta segera mendistribusikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak begitu mendapat informasi ada korban di wilayah itu.
”Jangan tunggu data resmi dari lokasi itu. Data yang mereka kirim pun kadang tidak cocok, entah kurang atau lebih. Sebaiknya tim bantuan turun langsung dengan membawa bantuan yang sudah menumpuk,” kata Mado.
Ia meminta agar semua pihak bekerja sesuai tugas dan fungsinya, membantu memperlancar proses penanggulangan bencana badai Seroja di NTT. Pihak yang menangani distribusi bantuan memastikan agar semua bantuan sampai ke sasaran. ”Pihak yang berkaitan dengan telekomunikasi dan listrik di NTT supaya segera membantu memperbaiki kerusakan yang ada,” ujar Mado Watun.