Kabupaten/Kota di Jateng Diminta Siapkan Tempat Isolasi Pemudik
Dengan mengoptimalkan PPKM mikro, pengawasan dioptimalkan hingga level desa, bahkan RT/RW. Sementara obyek wisata di Jateng tetap akan buka, tetapi begitu protokol kesehatan dilanggar, akan ditutup.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta 35 kabupaten/kota di provinsi tersebut untuk menyiapkan tempat isolasi sebagai antisipasi jika ada pemudik yang nekat pulang meski sudah ada larangan dari pemerintah pusat. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro dioptimalkan dalam mengawasi lingkungan.
Sebelumnya, pemerintah pusat melarang seluruh kalangan untuk mudik Lebaran mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Larangan tersebut untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 yang selalu terjadi setelah libur panjang.
Ganjar Pranowo, di Semarang, Rabu (7/4/2021), mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dioptimalkan dalam mengawasi pemudik. ”Karena sudah ada PPKM mikro, (pemudik diisolasi) bisa ditempatkan di (balai) desa, RT, RW, atau tempat tertentu. Tempat bisa di mana-mana. Yang jelas, daerah mesti menyiapkan tempat isolasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, berbagai pengalaman dalam mengawasi pergerakan mudik pada masa mudik Lebaran 2020 dapat kembali diterapkan. Ia mencontohkan, Bupati Banyumas yang saat itu mengawasi langsung. Begitu ada pemudik yang baru turun dari bus atau travel, langsung diarahkan untuk diisolasi terlebih dahulu di tempat isolasi yang sudah disiapkan.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, Pemerintah Kota Semarang memiliki hubungan hierarki dengan pemerintah pusat. ”Kalau pusat melarang, kami pasti mendukung. Kami akan mengawal kebijakan itu agar penerapannya berjalan optimal,” ujarnya, pekan lalu.
Sementara DPR meminta pemerintah mengoptimalkan armada karena meski ada larangan mudik, potensi lonjakan penumpang angkutan tetap ada. Ketua Komisi V DPR Lasarus, Selasa (6/4/2021), mengatakan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) perlu memastikan ketersediaan sarana transportasi udara. Demikian pula optimalisasi penggunaan armada, ketersediaan waktu terbang (slot time), dan jam operasional bandara.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub juga mesti menjamin ketersediaan sarana transportasi laut, termasuk persiapan kapal. Hal ini dalam rangka antisipasi kemungkinan lonjakan penumpang menjelang perayaan hari raya Idul Fitri.
”Kendati sudah ada larangan mudik, dikhawatirkan orang sudah bepergian jauh hari sebelum antisipasi dilakukan,” ujar Lasarus dalam rapat dengar pendapat Komisi V DPR dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo (Kompas, 7/4/2021).
Berdasarkan catatan Kompas, pada Mei 2020 atau masa-masa awal pandemi Covid-19, banyak pemudik tetap pulang meski pemerintah melarang. Dari data Pemprov Jateng, periode 26 Maret-9 Mei 2020, atau dua pekan sebelum Lebaran, misalnya, terdapat 626.370 pemudik yang menggunakan angkutan umum. Rinciannya, 393.561 lewat moda jalan, 50.648 dengan pesawat, 5.601 kapal laut, dan 176.560 memakai kereta api.
Obyek wisata
Ganjar menambahkan, pihaknya tidak akan serta-merta menutup obyek wisata di Jateng selama libur Lebaran. Namun, pengawasan terhadap protokol kesehatan akan diberlakukan secara ketat. Hal itu bagian dari adaptasi di tengah perekonomian yang sudah bergerak.
”Kami tidak langsung menutup seperti itu, tetapi begitu protokolnya tidak dilengkapi atau dilanggar. Ekonomi, kan, sudah mulai bergerak dan sekarang sudah menyesuaikan. Namun, kami menghitungnya, kalau terjadi mudik dan kemudian brek semua masuk (bersamaan), pasti terjadi lonjakan penularan (Covid-19). Itu yang mesti dikontrol,” kata Ganjar.
Menurut data corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Rabu (7/4/2021) pukul 12.00, terdapat 175.095 kasus positif kumulatif di Jateng dengan rincian 5.978 orang dirawat, 158.105 orang sembuh, dan 11.012 orang meninggal. Ada penambahan 1.153 kasus positif dalam dua hari terakhir.
Sementara itu, data penambahan kasus mingguan dari laman yang sama menunjukkan penambahan 3.660 kasus positif Covid-19 dalam sepekan terakhir (29 Maret-5 April). Jumlah itu meningkat dari pekan sebelumnya (22-29 Maret), yakni 3.258 kasus positif. Namun, lebih rendah daripada awal Februari yang sempat ada penambahan lebih dari 9.000 kasus sepekan.