Wartawan Dihalangi Meliput Vaksinasi Massal Kementerian BUMN di Purwokerto
Wartawan Banyumas melayangkan protes ketika dihalangi meliput kegiatan vaksinasi Covid-19 di GOR Satria, Purwokerto, Banyumas, Jateng. Panitia berdalih hal itu dilakukan untuk mencegah pengunjung acara tidak membeludak.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Vaksinasi massal untuk warga lanjut usia yang digelar Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di GOR Satria, Purwokerto, diwarnai protes sejumlah wartawan Banyumas. Para pekerja media dihalangi meliput kegiatan dengan alasan menjaga protokol kesehatan. Panitia juga baru menyampaikan syarat wartawan mesti mendaftar terlebih dulu saat kegiatan sudah dimulai.
Informasi vaksinasi massal yang digelar Sentra Vaksinasi Bersama BUMN diperoleh para wartawan dari Bupati Banyumas Achmad Husein yang hendak meninjau lokasi vaksinasi pada Rabu (31/3/2021) pukul 08.32. Di lokasi, sekitar pukul 09.00, Kompas bersama delapan wartawan lain bisa masuk melewati penjagaan pertama area vaksinasi dan melakukan wawancara dengan Bupati.
Baik ketika menunggu kesempatan wawancara maupun sesudahnya, para wartawan yang berada di dalam area vaksinasi berkali-kali diminta keluar area vaksinasi oleh panitia perwakilan dari Kementerian BUMN yang mengaku bernama Prisilia. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas Lilik Darmawan yang berada dalam area itu mencoba berkomunikasi dengan Prisilia supaya dapat mengambil foto dan video sejenak.
Akan tetapi, Prisilia dan panitia lain tetap melarang dengan alasan demi menjaga protokol kesehatan. ”Mohon maaf, saya hanya njagain protokol saja,” ujar Prisilia.
Lilik tetap berkomunikasi dengan panitia agar para wartawan bisa meliput. Apalagi ada belasan wartawan lain tidak bisa masuk area vaksinasi. Kemudian, Prisilia menyampaikan kuota bagi wartawan untuk meliput hanya tiga orang per hari dan harus terlebih dulu mendaftarkan diri melalui google form.
Sayangnya, informasi itu baru disampaikan ketika para wartawan sudah tiba di lokasi untuk meliput. Lilik mengungkapkan, wartawan sebenarnya sudah memahami bagaimana menjaga protokol kesehatan dan akan taat serta tertib jika diizinkan masuk meliput bergantian.
Akhirnya, demi menjaga suasana, akhirnya dari sembilan wartawan di dalam area diputuskan hanya tiga orang yang boleh masuk. Enam wartawan lain, termasuk Kompas, kemudian meninggalkan area vaksinasi.
Lilik meyayangkan acara sebagus itu malah justru timbul permasalahan dalam peliputan. Menurut Lilik, para wartawan datang untuk mengabarkan program vaksinasi yang saat ini sedang digalakkan pemerintah sebagai upaya penanggulangan pendemi Covid-19.
”Ternyata justru tidak boleh masuk. Panitia menyampaikan dibatasi tiga media setiap hari, itu juga itu tidak diumumkan. Kalau memang tidak boleh, sekalian saja diberi tulisan wartawan dilarang meliput,” kata Lilik.
Prisilia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pranala (link) berisi berita dan foto-foto untuk dibagikan kepada wartawan untuk dipublikasikan. ”Nanti ada link untuk foto. Kalau di Jakarta seperti itu. Kita tidak mau ada keramaian saja. Waktu itu ada media massa datang, besoknya membeludak. Itu terjadi di Jateng, di Semarang, Surabaya. Kami hanya menjaga kapasitas dan menjaga sistem,” kata Prisilia.
Para wartawan kemudian melakukan aksi kecil di depan area vaksinasi dengan menggantungkan kartu pers di tempat hand sanitizer serta menghamparkan kamera dan telepon seluler di sekitar jalan masuk menuju area vaksinasi.
Adapun terkait dengan kegiatan tersebut, Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, vaksinasi di GOR Satria itu akan digelar 1-2 bulan dengan layanan per hari berkisar 500-2.000 orang. Selain lansia, para guru juga diprioritaskan.