Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendorong pemerintah daerah membuat skenario vaksinasi. Langkah ini diperlukan agar proses distribusi vaksinasi bisa lebih terarah dan juga dapat selesai tepat waktu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendorong pemerintah daerah membuat skenario vaksinasi. Langkah ini diperlukan agar proses distribusi vaksinasi bisa lebih terarah dan juga dapat selesai tepat waktu. Hal ini juga untuk mendukung visi Presiden guna menyelesaikan vaksinasi sampai Desember 2021.
Tito, dalam pemaparannya di Grab Fatigon Vaccine Center di Jakabaring, Palembang, Rabu (31/3/2021), menuturkan, pemerintah daerah perlu membuat skenario minimal, moderat, dan maksimal perihal pendistribusian vaksinasi. Hal ini penting untuk menentukan skala prioritas kelompok mana saja yang mesti divaksinasi terlebih dahulu.
Rancangan skenario ini diperlukan agar pemerintah pusat memiliki gambaran mengenai kebutuhan vaksin di daerah. ”Pemerintah pusat mengadakan vaksinnya, pemerintah daerah mendistribusikannya,” ujar Tito.
Tito menjelaskan skenario minimal adalah pendistribusian vaksinasi dengan memprioritaskan kelompok masyarakat yang rentan, seperti petugas kesehatan, warga lansia, aparat pelayan publik, dan orang-orang yang berinteraksi dengan banyak orang.
Sementara skenario moderat adalah pemberian vaksin kepada mereka yang mendesak divaksinasi untuk tujuan tertentu. Misalnya, saat ini pemerintah sedang menggencarkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, kelompok guru menjadi masyarakat yang perlu menjalani vaksinasi segera.
Adapun skenario maksimal dilakukan jika jumlah vaksin sudah mencukupi. Jika itu terjadi, vaksinasi bisa dilakukan pada semua kelompok masyarakat, termasuk anak muda.
Tujuan akhirnya adalah agar 2/3 dari jumlah populasi daerah itu tervaksinasi sehingga kelompok tersebut bisa terlindungi dari risiko penularan Covid-19.
Tito mengatakan, Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi terhadap 180 juta warga Indonesia dapat diselesaikan pada Desember 2021 dengan 360 juta, dosis vaksin. Itu artinya dalam satu hari setidaknya 1 juta warga harus menjalani vaksinasi. Namun, hingga kini kapasitas vaksinasi Indonesia baru menyentuh 500.000 vaksinasi per hari. ”Untuk itulah konsep distribusi harus dirancang,” ucapnya.
Untuk diketahui, lanjut Tito, saat ini jumlah vaksin yang didistribusikan terbatas. Hal ini karena Indonesia masih bergantung pada vaksin impor sembari menungggu vaksin Merah-Putih yang masih dikaji dan diteliti.
Jumlah vaksin yang ada di dunia saat ini pun terbatas. Dari 200 negara, baru 46 negara yang sudah menjalani vaksinasi. ”Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melakukan vaksinasi,” ucapnya.
Indonesia masih bergantung pada vaksin impor sembari menungggu vaksin Merah-Putih yang masih dikaji dan diteliti. (Tito Karnavian)
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy menuturkan, saat ini pihaknya terus mendorong proses vaksinasi dan mengistruksikan daerah untuk menjalani vaksinasi sesuai prioritas. Hingga saat ini Sumsel sudah menerima vaksin 592.400 dosis yang diperuntukkan bagi 296.200 orang.
Hanya saja, sampai kini jumlah warga Sumsel yang telah divaksin baru 179.428 orang atau sekitar 60,58 persen dari target. Vaksinasi yang masih lambat tejadi pada kelompok lansia. Sejumlah langkah dilakukan untuk mempercepat vaksinasi, salah satunya bekerja sama dengan Polda Sumsel. Setiap kepolisian sektor diminta mengantarkan dua warga lansia di wilayahnya untuk mengikuti vaksinasi.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk mempercepat proses vaksinasi karena vaksinasi meningkatkan kepercayaan diri masyarakat. Oleh karena itu, butuh peran semua pihak agar proses vaksinasi dapat berjalan lancar. Dengan demikian, aktivitas sosial, ekonomi, dapat berjalan dan pulih kembali.
Salah satu caranya adalah dengan menggelar vaksinasi massal. Di Palembang, pemerintah telah bekerja sama dengan Grab dan Fatigon melakukan vaksinasi massal terhadap warga lansia dan pengemudi ojek daring.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menuturkan kegiatan ini merupakan upaya perusahaannya dan sejumlah pihak untuk menggalakkan vaksinasi. Palembang menjadi satu dari lima kota di Indonesia yang menjadi sasaran program vaksinasi massal.
Secara keseluruhan ada sekitar 20.000 warga yang divaksinasi dari kelompok lansia dan pekerja publik. Adapun untuk Palembang tercatat ada 4.600 orang yang divaksinasi dalam tiga hari pelaksanaan pada 29-31 Maret 2021.