Percepatan vaksinasi terus diitingkatkan terutama menyasar penerima dari kelompok rentan, termasuk pada 2.332 pekerja bagian layanan masyarakat di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Percepatan vaksinasi ditingkatkan dengan menggelar penyuntikan massal dan memperluas sasaran penerima terutama dari kelompok rentan. Kali ini giliran 2.332 pekerja bagian layanan masyarakat di Bandara Internasional Juanda Surabaya, divaksin Covid-19 merek Astrazeneca.
Vaksinasi yang digelar di lobi baru terminal 1 Bandara Juanda itu merupakan kolaborasi antara PT Angkasa Pura I selaku pengelola, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sebagai penyedia vaksin, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai penyedia vaksinatornya. Vaksinasi massal ini mengerahkan sedikitnya 100 vaksinator.
Berdasarkan pantauan Kompas, animo pekerja mengikuti program vaksinasi menggunakan vaksin merek AstraZeneca tetap tinggi. Setidaknya hal itu tampak dari antrean peserta yang mengular. Mereka tidak khawatir meski tersiar berita mengenai kejadian ikutan pascaimunisasi di Sulawesi Utara.
Vaksinasi ini semakin memperkuat upaya Bandara Juanda dalam mencegah sebaran Covid-19. Selama ini, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 telah diterapkan secara konsisten (Yuristo Ardhi)
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan vaksinasi terhadap pekerja di Bandara Juanda merupakan bagian dari program vaksinasi tahap kedua dengan sasaran pelayan publik. Pelayan publik merupakan kelompok rentan terpapar virus SARS-CoV-2 karena interaksinya yang tinggi terhadap masyarakat.
“Bandara salah satu pusat mobilitas masyarakat yang berisiko tinggi terhadap sebaran Covid-19 dan pergerakan masyarakat berpotensi meningkat menjelang Lebaran,” ujar Muhdlor, Selasa (30/3/2021).
Muhdlor menambahkan program vaksinasi dengan sasaran pelayan publik menjadi prioritas selain tenaga kesehatan. Upaya percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi terus ditingkatkan dengan harapan segera terbentuk kekebalan komunal yang mampu melindungi masyarakat sekaligus menekan laju sebaran Covid-19.
Setelah Bandara Juanda, sasaran vaksinasi berikutnya tidak lain pelayan publik di Terminal Purabaya Surabaya yang berada di wilayah Sidoarjo. Sebelumnya, vaksinasi dilakukan kepada ribuan pedagang di sejumlah pasar tradisional. Selain itu para ulama termasuk imam masjid, marbot, dan pengurus masjid lainnya juga telah divaksin.
Meningkatkan kenyamanan
Manajer Humas PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan vaksinasi ini diharapkan lebih meningkatkan kenyamanan dan keamanan para pengguna jasa kebandarudaraan.
Selain itu vaksinasi diharapkan melindungi petugas terutama yang berada di garda terdepan dalam pelayanan seperti pengamanan penerbangan dan pelayanan penumpang, sehingga mereka tidak khawatir dalam bekerja.
“Vaksinasi ini semakin memperkuat upaya Bandara Juanda dalam mencegah sebaran Covid-19. Selama ini, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 telah diterapkan secara konsisten,” kata Yuristo.
Protokol kesehatan yang dimaksud antara lain pemeriksaan suhu tubuh secara rutin kepada penumpang, penyediaan sarana cuci tangan dengan air mengalir maupun dengan menyediakan cairan pembersih instan, dan pengaturan jarak tempat duduk di ruang tunggu. Selain itu petugas senantiasa mengingatkan seluruh pengunjung agar memakai masker dan menjaga jarak aman.
Belum ada laporan
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat terkait dengan Kejadian Ikutan Pascaimunisasi atau KIPI dari penggunaan vaksin merek AstraZeneca. Oleh karena itulah, pihaknya melanjutkan penyuntikan vaksin AstraZeneca kepada masyarakat untuk meningkatkan percepatan dan perluasan capaian vaksinasi Covid-19.
Sidoarjo merupakan kabupaten pertama di Indonesia yang menyuntikkan vaksin merek AstraZeneca yang sempat menuai kontroversi. Penyuntikan perdana itu dilakukan Senin (22/3) dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Sasaran penerima vaksinnya pun beragam, mulai aparatur sipil negara, anggota TNI, anggota Polri, guru, hingga ulama.
Syaf mengatakan penyuntikan vaksin AstraZeneca dilakukan setelah pihaknya menerima 11.000 vial atau 110.000 dosis dari Dinkes Jatim. Vaksin itu langsung didistribusikan ke 26 puskesmas dan RSUD Sidoarjo agar bisa segera diberikan ke masyarakat. Setiap puskesmas mampu melayani 50-100 penyuntikan vaksin per hari, sedangkan rumah sakit mampu melayani 200-300 penyuntikan vaksin per hari.
Pemprov Jatim telah menerima 450.000 dosis vaksin merek AstraZeneca. Vaksin tersebut langsung didistribusikan ke sejumlah kabupaten dan kota yang bersiap meningkatkan cakupan vaksinasinya. Sasaran penerima vaksin ini pun beragam seperti pengurus masjid, ulama atau tokoh agama, santri di pondok pesantren, dan pelayan publik.
“Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kejadian ikutan pascaimunisasi vaksin Covid-19 merek AstraZeneca di Jatim dan penyuntikan terus berjalan. Meski demikian, observasi terus dilakukan,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Jatim Makhyan Jibril.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah negara di dunia seperti Jerman, Denmark, dan Perancis melaporkan kejadian pembekuan darah pada penerima vaksin Covid-19 merek AstraZeneca. Penggunaan vaksin tersebut sempat dihentikan meski sebagian negara akhirnya membatalkan kebijakan itu setelah pengawas Uni Eropa menyatakan manfaat vaksin lebih besar dari pada risikonya.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kejadian ikutan pascaimunisasi vaksin Covid-19 merek AstraZeneca di Jatim dan penyuntikan terus berjalan. Meski demikian, observasi terus dilakukan (Makhyan Jibril)
Baru-baru ini pemberian vaksin AstraZeneca kepada masyarakat di Sulut dihentikan setelah tiga hari penggunaan. Muncul ratusan kasus gejala seperti demam, menggigil, nyeri badan dan tulang, hingga mual dan muntah pascavaksinasi.