Majelis ulama dan para kiai sepuh Jawa Timur merestui penggunaan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca yang sempat memicu kontroversi tersebut. Presiden Joko Widodo memerintahkan vaksin itu segera didistribusikan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memerintahkan agar vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca segera didistribusikan ke seluruh provinsi di Tanah Air untuk memperluas cakupan vaksinasi nasional. Itu dilakukan setelah majelis ulama dan para kiai sepuh merestui penggunaan vaksin yang sempat memicu kontroversi tersebut.
”Beliau-beliau (para kiai) menyampaikan, Jatim siap diberi vaksin AstraZeneca dan segera akan digunakan di pondok pesantren-pondok pesantren,” ujar Presiden Jokowi saat melihat langsung penyuntikan vaksin AstraZeneca di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Senin (22/3/2021).
Presiden menyatakan, pihaknya mengapresiasi sikap para kiai dan juga pengasuh pondok pesantren yang menyatakan siap menerima penyuntikan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca. Menindaklanjuti hal itu, dia telah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar segera mendistribusikan vaksin tersebut ke Jatim dan juga provinsi lain di Nusantara.
Beliau-beliau (para kiai) menyampaikan, Jatim siap diberi vaksin AstraZeneca dan segera akan digunakan di pondok pesantren-pondok pesantren. (Joko Widodo)
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan untuk vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diterima Indonesia dari kerja sama multilateral bersama Fasilitas Covax didistribusikan maksimal pekan ini. Ini dilakukan setelah adanya rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta keputusan dari MUI yang menyatakan vaksin ini bisa digunakan agar masyarakat segera keluar dari pandemi Covid-19 (Kompas.id, 19/3/2021).
Ketua MUI Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, para kiai sepuh di Jatim telah menyatakan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca hukumnya halalan dan toyyiban untuk digunakan. Oleh karena itu, sudah seharusnya vaksin tersebut segera dimanfaatkan dalam program vaksinasi pemerintah untuk menjaga keselamatan jiwa masyarakat.
”Tidak ada pemerintah yang akan mencelakakan rakyatnya sendiri. Berdasarkan hasil musyawarah komisi fatwa MUI, hari ini akan dikeluarkan fatwa halal penggunaan vaksin AstraZeneca,” kata Hasan.
Hasan berterima kasih karena Presiden Jokowi telah memerintahkan vaksinasi Covid-19 untuk para santri, ustazah, serta hafiz. Harapannya, program vaksinasi Covid-19 di pesantren di Jatim bisa menjadi teladan bagi komponen masyarakat lain di seluruh Indonesia.
Dalam kunjungannya ke Sidoarjo, Presiden Jokowi menyaksikan penyuntikan perdana vaksin AstraZeneca. Penerima vaksin tersebut antara lain Ketua MUI Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Rois Suriah PCNU Sidoarjo KH Rofiq Siroj, dan Asisten Pelatih Persebaya Uston Nawawi.
Tidak ada pemerintah yang akan mencelakakan rakyatnya sendiri. Berdasarkan hasil musyawarah komisi fatwa MUI, hari ini akan dikeluarkan fatwa halal penggunaan vaksin produksi AstraZeneca. (Hasan Mutawakkil Alallah)
Selain bertemu kiai, kedatangan Presiden Jokowi ke Jatim juga untuk melihat langsung pelaksanaan vaksinasi di lapangan guna memastikan program vaksinasi nasional dapat berjalan lancar di masa yang akan datang. Terkait hal itu, Presiden sempat bertanya langsung kepada petugas pemberi layanan vaksinasi di fasilitas layanan kesehatan dasar puskesmas dan fasilitas kesehatan lanjutan RSUD Sidoarjo.
Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan melaporkan pelaksanaan program vaksinasi hingga saat ini berjalan lancar tanpa kendala signifikan. Tempat layanan vaksinasi RSUD Sidoarjo hingga saat ini telah melayani 3.628 penerima vaksin Covid-19. Dari jumlah itu, tingkat kejadian ikutan pasca-imuninasi sangat rendah, yakni 0,03 persen.
Itu pun berupa gejala ringan, seperti sakit kepala. Bahkan, banyak penerima vaksin yang mengaku semakin suka makan atau nafsu makannya meningkat setelah menerima suntikan. Atok juga melaporkan, angka kesakitan menurun setelah vaksinasi digalakkan, terutama di kalangan tenaga kesehatan, sebagai bagian dari garda depan penanganan Covid-19.
”Selama pandemi Covid-19, RSUD Sidoarjo telah merawat 6.828 pasien terkonfirmasi positif. Seiring waktu, jumlah pasien yang dirawat tersebut terus menurun,” ujar Atok.
Perluas cakupan
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, pihaknya telah menerima vaksin produksi AstraZeneca sekitar 11.000 dosis, Minggu (21/3/2021). Menurut rencana, Sidoarjo akan menerima sekitar 400.000 dosis vaksin AstraZeneca yang akan didistribusikan bertahap hingga Mei.
Penyuntikan perdana vaksin tersebut dilakukan mulai Senin (22/3/2021). Untuk mempercepat cakupan, penyuntikan dilakukan secara massal dengan lokasi vaksinasi yang tersebar di Pendopo Delta Wibawa, 26 puskesmas, dan RSUD Sidoarjo. Setiap puskesmas mampu melayani vaksinasi 50-100 orang per hari, sedangkan RSUD mampu melayani 200-300 orang per hari.
”Vaksinasi di Pendopo Delta Wibawa diikuti 150 orang. Vaksinasi ini menyasar berbagai kalangan, seperti ulama, atlet, aparatur sipil negara, dan anggota TNI-Polri. Vaksin AstraZeneca dapat memperluas cakupan sasaran vaksinasi termin kedua untuk pelayan publik dan lansia,” ujar Syaf Satriawarman.
Berdasarkan data hasil vaksinasi Covid-19 tahap 1 dan tahap 2 Provinsi Jatim per 17 Maret, jumlah sasaran vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan di Sidoarjo 8.717 orang. Namun, realisasi vaksinasinya 11.587 orang atau 132,92 persen. Sidoarjo menjadi kabupaten pertama di Jatim yang menuntaskan target vaksinasi tahap pertama.
Sementara itu, vaksinasi tahap kedua yang ditujukan untuk pelayan publik, jumlah sasaran yang ditetapkan sebanyak 95.425 orang. Dari target sasaran tersebut, yang sudah menerima dosis pertama sebanyak 31.425 orang atau 32,93 persen. Adapun yang sudah menerima hingga dosis kedua atau menuntaskan vaksinasinya sebanyak 9.504 orang atau 9,96 persen.
”Tidak ada kendala untuk vaksinasi, hanya menunggu jadwal sesuai masa jeda. Kendala signifikan dalam upaya menyukseskan program vaksinasi Covid-19 nasional yang utama keterbatasan jumlah vaksin, bukan infrastruktur ataupun sumber daya manusia,” ujar Syaf Satriawarman.
Setelah mengunjungi vaksinasi di Sidoarjo, Presiden Joko Widodo direncanakan mengunjungi vaksinasi vaksin produksi AstraZeneca di Kabupaten Jombang. Bicara soal vaksinasi, capaian vaksinasi Covid-19 di Provinsi Jatim secara kumulatif mencapai 1,176 juta orang, tertinggi di Indonesia. Hal itu didasarkan data Kementerian Kesehatan pada 17 Maret 2021.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Pemprov Jatim Makhyan Jibril mengatakan, hingga saat ini, jumlah vaksin yang diterima 1.792.220 vial atau dosis. Dari jumlah tersebut, 1.736.960 terdistribusi ke 38 kabupaten/kota di Jatim. Adapun jumlah vaksin yang sudah digunakan sebanyak 1.176.136 dosis.