Dua Orang Meninggal, Waspadai Demam Berdarah di Banyumas
Kasus demam berdarah di Banyumas sepanjang 2021 mencapai 54 orang dan dua di antaranya meninggal. Selain Covid-19, warga diimbau juga tetap mewaspadai penyebaran demam berdarah.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Masyarakat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diminta mewaspadai penyebaran kasus demam berdarah. Sepanjang 2021, sudah tercatat 54 orang terpapar demam berdarah, bahkan dua di antaranya meninggal. Pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan pola hidup bersih perlu diutamakan.
”Setelah dicek, sekitar 20 rumah ditemukan banyak jentik nyamuk. Angka bebas jentik nyamuknya 75 persen. Itu rendah. Harusnya minimal 95 persen. Kebanyakan jentik ditemukan di bak mandi, alas dispenser, dan selokan,” kata Koordinator Program Demam Berdarah Puskesmas Purwokerto Utara I Sri Hartini saat memantau fogging atau pengasapan di RW 010 Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas, Senin (29/3/2021).
Hartini mengatakan, pengasapan dilakukan karena di wilayah Bancarkembar diketahui, tiga orang terpapar demam berdarah dalam dua pekan terakhir, serta lebih dari 30 orang terkena chikungunya.
”Dari Januari, untuk wilayah Bancarkembar ini ada tiga orang terkena demam berdarah dan chikungunya ada di RW 005 sebanyak 25 orang, dan RW 010 ada 18 orang,” paparnya.
Ketua RW 010 Kelurahan Bancarkembar M Priyono mengatakan, di RW 010 yang terdiri dari lima RT, selama sebulan terakhir, dari 559 jiwa terdapat laporan sebanyak 26 warga terduga terpapar chikungunya. Selain itu ada tiga orang terkena demam berdarah.
”Semua yang kena demam beradarah harus opname di rumah sakit. Mereka yang kena chikungunya rawat jalan dan mengaku tubuhnya merasakan pegal-pegal,” tuturnya.
Pengasapan pada Senin pagi di RW 010 itu dilakukan di RT 001, RT 002, RT 003, dan RT 004 oleh enam petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Sebagian warga keluar dari rumah dengan membawa hewan piaraannya, seperti kucing dan burung.
”Dua anak saya kena demam berdarah. Badannya demam, lemas, dan setelah cek darah, trombositnya turun,” kata Ketua RT 004 RW 010 Muhammad Affandi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto menyampaikan, berdasarkan data, sepanjang 2021, sebanyak 54 orang terkena demam berdarah dan dua di antaranya meninggal. Mereka yang meninggal berasal dari Kecamatan Kembaran dan Patikraja.
Adapun kasus terduga chikungunya mencapai 1.000 orang. Pada Januari-Maret 2020, jumlah penderita demam berdarah di Banyumas mencapai 156 orang dan 12 orang meninggal. ”Selain tetap mewaspadai persebaran Covid-19, masyarakat juga diimbau waspada pada demam berdarah,” ujar Sadiyanto.