Harga Cabai Tembus Rp 160.000 Per Kilogram di Papua
Harga cabai rawit di Papua lebih tinggi daripada harga daging sapi lokal per kilogram. Harga cabai rawit telah mencapai Rp 160.000 per kilogram jelang bulan Ramadhan akibat gagal panen.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Harga komoditas cabai rawit di Papua melonjak hingga Rp 130.000 hingga Rp 160.000 per kilogram jelang bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan gagalnya panen cabai akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Keerom, sentra komoditas cabai di Papua.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Bahan Pokok dan Barang Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Baji Idrus, Minggu (28/3/2021).
Ia memaparkan, harga cabai mencapai Rp 130.000 hingga Rp 160.000 per kg di wilayah Jayapura dan sekitarnya. Sementara di Merauke dan Mimika harga cabai Rp 110.000 per kg. Harga di Merauke dan Mimika lebih rendah karena petani di dua daerah itu masih memproduksi cabai walaupun jumlahnya tidak banyak.
Biasanya harga normal cabai rawit mencapai Rp 50.000 per kg apabila pasokannya memadai. ”Harga cabai selalu melonjak ketika pasokannya terbatas. Diperlukan strategi penanaman di daerah sentra cabai sehingga tidak terjadi lagi kenaikan harga,” ujar Baji.
Adapun harga komoditas lain, seperti bawang merah dan bawang putih, masih normal. Harga bawang merah seharga Rp 50.000 per kg dan bawang putih Rp 35.000 per kg.
Harga barang kebutuhan pokok lainnya juga normal, misalnya harga beras sekitar Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per kg dan harga gula dari Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per kg.
Diperlukan strategi penanaman di daerah sentra cabai sehingga tidak terjadi lagi kenaikan harga.
Adapun harga tepung terigu Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per kg. Sementara telur per rak seharga Rp 56.000 hingga Rp 60.000. Satu rak berisi 30 butir telur.
”Harga daging sapi lokal masih normal di kisaran Rp 130.000 per kg untuk bagian perut. Harga daging sapi has dalam mencapai Rp 140.000 per kg,” ujarnya.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Luna Daimboa mengatakan, pihaknya telah menggelar pangan murah melalui Toko Tani Indonesia yang menjual 10 barang kebutuhan pokok. Salah satu komoditas tersebut adalah cabai rawit.
”Sepuluh kebutuhan barang pokok itu yang sering mengalami inflasi. Di Toko Tani Indonesia, kami menjual cabai rawit dengan harga yang lebih murah, yakni Rp 125.000 per kg,” kata Luna.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Laduani Ladamay mengatakan, pihaknya akan menggelar operasi pasar untuk menekan tingginya harga cabai rawit. Caranya dengan mendatangkan cabai rawit dari daerah lain di luar Papua.
Laduani pun menegaskan, pihaknya bersama aparat kepolisian akan menggelar razia di pasar tradisional. Tujuannya untuk mencegah adanya oknum pedagang yang menimbun barang kebutuhan pokok demi kepentingan pribadi.
”Kami akan berupaya mendatangkan tambahan cabai rawit dari Sulawesi Selatan. Melonjaknya harga cabai rawit karena Kabupaten Keerom sebagai daerah sentra diterjang banjir,” ujar Laduani.