Pengamanan gereja-gereja di Kalimantan Barat dalam rangkaian perayaan Paskah akan dilakukan secara maksimal. Kewaspadaan perlu terus dilakukan untuk mengantisipasi aksi teror seperti di Makassar.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kepolisian Daerah Kalimantan Barat akan memberikan pengamanan maksimal selama pekan suci Paskah, pekan depan, baik secara personel maupun kelengkapan alat. Hal itu dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang akan merayakan rangkaian perayaan Paskah, termasuk keamanan dari aksi teror.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Komisaris Besar Donny Charles Go, Minggu (28/3/2021), menuturkan, hal itu sudah menjadi jadwal tahunan. Pengamanan, yang setiap hari Minggu rutin dilakukan selama ini dan juga saat Paskah, akan lebih ditingkatkan. Kapolda Kalbar juga telah memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan pengamanan di gereja-gereja.
”Jumlah personel nanti beragam, dilihat skala prioritas. Jumlah umat juga akan jadi parameter. Jumlah personel yang pasti masih akan dibahas dengan pemangku kebijakan lainnya. Selain itu, alat-alat kelengkapan untuk mendeteksi logam dan beberapa barang-barang berbahaya ditempatkan di gereja yang jumlah umatnya besar,” tutur Donny.
Semakin banyak jumlah umat dalam sebuah gereja, personel yang disiagakan akan lebih banyak.
Semakin banyak jumlah umat dalam sebuah gereja, personel yang disiagakan akan lebih banyak. ”Intinya, semua gereja yang akan melaksanakan ibadah sebelumnya akan dikoordinasikan untuk diketahui jam pelaksanaan ibadah. Kami sesuaikan,” ujar Donny.
Kepolisian di Kalbar selama ini telah melaksanakan pengamanan rutin baik patroli (mobile) maupun yang berada di pos pengamanan di gereja-gereja untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan, termasuk antisipasi aksi teror. Untuk acara-acara keagamaan yang lebih besar, banyak personel disiagakan di rumah ibadah memastikan gereja aman.
Peran serta masyarakat juga diperlukan. Apabila masyarakat menemukan hal-hal mencurigakan, segera berikan informasi kepada kepolisian di pos terdekat. Kemudian masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasa karena personel kepolisian tetap dikerahkan untuk mengamankan, menjamin situasi kemanan tetap kondusif.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, untuk ketenangan umat beribadah, ia berharap ada peningkatan pengamanan rumah ibadah. Kejadian teror di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu pagi, jangan sampai terjadi di tempat lain.
”Kehidupan dengan keberagaman tidak perlu melahirkan pertentangan dalam bentuk apa pun. Apalagi kalau sampai menyakiti sesama. Kita semua mengecam perbuatan teror,” ujar Sutarmidji.
Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi saat dihubungi Kompas dari Pontianak, Minggu siang, mengatakan, untuk mengantisipasi aksi teror, intelijen sudah bekerja. Hasilnya adalah penangkapan yang pernah terjadi selama ini.
Selanjutnya kewaspadaan perlu ditingkatkan. Ia mengingatkan, kewaspadaan berbeda dengan menimbulkan ketakutan. Kewaspadaan diperluas dengan terus mengingatkan bahwa ancaman teror ini bukan sesuatu yang sepele. Kemudian kepolisian juga secara lebih luas hendaknya melakukan upaya menginformasikan hal-hal yang perlu diwaspadai.
Walaupun Kalbar cukup jauh dari Makassar. Namun, aksi teror tetap perlu diwaspadai mengantisipasi sel-sel teroris yang aktif kembali. Sebab, jaringan lama sangat cermat melancarkan aksinya, termasuk menentukan target-target serangan.
”Mereka juga rentan serangan karena berada di garda terdepan,” ujar Khairul.
Jejak terduga teroris
Berdasarkan catatan Kompas, di Kalbar pernah terjadi penangkapan terduga teroris beberapa kali. Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia pernah menangkap terduga teroris di Kalbar, Rabu (17/2/2021).
Kala itu, Densus 88 menangkap terduga teroris di beberapa lokasi. Penangkapan terduga teroris kala itu dilakukan di Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Kubu Raya. Kala itu tiga orang terduga teroris yang ditangkap.
Selain itu, penangkapan terduga teroris di Kalbar pernah terjadi pada Juli 2020. Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris AR (21) di Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah pada Jumat (5/6/2020).
Kala itu, yang ditangkap merupakan seorang pria berinisial AR yang diduga terlibat jaringan terorisme. AR tergabung dalam grup di media sosial yang membahas mengenai terorisme.
Barang bukti yang diamankan dan disita oleh Densus 88 saat itu, sebuah telepon genggam yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai terorisme dan jaringannya. Selanjutnya yang bersangkutan diduga kuat bagian dari jaringan teroris.
Selain itu, pada 2012 Densus 88 Antiteror Polri juga pernah menangkap seorang terduga teroris berinisial AP (18) di Kabupaten Melawi. AP melarikan diri dari Solo, Jawa Tengah, setelah jaringannya mulai diungkap aparat saat itu.