Densus 88 Antiteror Menangkap Terduga Teroris di Kalbar
Densus 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris di beberapa lokasi di Kalimantan Barat. Ini bukan kasus yang pertama.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia menangkap terduga teroris di Kalimantan Barat, Rabu (17/2/2021). Berdasarkan informasi, Densus menangkap terduga teroris di beberapa lokasi.
Hal ini dibenarkan Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Komisaris Besar Donny Charles Go, Rabu. Berdasarkan informasi yang ia terima, penangkapan tersebut dilakukan di Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Kubu Raya. ”Saat ini masih menunggu laporan. Nanti akan kami sampaikan,” ujar Donny.
Data awal, ada tiga terduga teroris ditangkap. Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri pernah menangkap seorang terduga teroris, AR (21), di Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Juni 2020.
Barang bukti yang diamankan dan disita oleh Densus 88 kala itu, yakni sebuah telepon genggam yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai terorisme dan jaringannya. Selanjutnya yang bersangkutan diduga kuat bagian dari jaringan teroris.
Selain itu, pada 2012, Densus 88 Antiteror Polri juga pernah menangkap seorang terduga teroris berinisial AP (18) di Kabupaten Melawi. AP melarikan diri dari Solo, Jawa Tengah, setelah jaringannya diungkap aparat.
Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, saat dihubungi dari Pontianak, mengatakan, wilayah Indonesia tidak ada yang steril dari terorisme. Hanya saja, ada daerah yang menjadi prioritas target. Ada juga daerah yang disipkan semacam daerah persiapan, baik mempersiakan diri, latihan, maupun logistik.
Kalbar konfigurasinya dinilai menarik. Secara demografi lebih beragam. Secara agama juga beragam. Secara geografis ada wilayah perbatasan dan pantai sehingga menarik dijadikan daerah yang bisa digarap, baik untuk berlindung maupun daerah sasaran yang mungkin skalanya kecil. ”Selama ini Kalimantan sering kali untuk bersembunyi,” ujarnya.
Khairul menuturkan lebih lanjut, dari sisi penindakan seperti yang dilakukan pada hari Rabu sudah menunjukkan penindakan berjalan dengan baik. Artinya, kepolisian tidak tinggal diam terkait adanya indikasi aktivitas jaringan teror di Kalbar.
”Yang peling penting juga setelah penindakan ada pendalaman. Selain itu, perlu memetakan kembali ketika terduga teroris telah ditangkap mereka sebenarnya sudah seberapa besar jangkauan dan jejaringnya di Kalbar supaya tuntas,” ujarnya.
Selanjutnya, warga yang terpapar ditangani dengan pendekatan lebih lunak. Hal itu penting untuk membangun kesadaran mereka bahwa melakukan kekerasan untuk tujuan-tujuan yang mereka inginkan itu tidak baik. Fungsi penindakan saja tidak bisa sepenuhnya menghentikan keyakinan mereka terhadap paham kekerasan ekstrem.