Kerumunan Tak Terhindarkan pada Vaksinasi Massal Covid-19 di Kota Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta telah beberapa kali menggelar vaksinasi massal Covid-19, namun belum bisa menghindari kerumunan dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Kota Yogyakarta telah beberapa kali menggelar vaksinasi massal Covid-19. Kerumunan menjadi hal yang terhindarkan dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut. Penyebabnya diduga dari kedatangan calon penerima vaksin yang tidak sesuai jadwal.
Pemerintah Kota Yogyakarta mengadakan vaksinasi Covid-19 secara massal bagi aparatur sipil negara dan pegawai sekolah tingkat pendidikan anak usia dini hingga SMP di wilayah Kota Yogyakarta, di Komplek Balai Kota Yogyakarta, Senin (22/3/2021). Vaksinasi menyasar sekitar 11.700 orang. Vaksinasi dilakukan hingga Sabtu (27/3/2021).
Berdasarkan pantauan Kompas, kerumunan sempat terjadi dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut. Jarak kursi antarcalon penerima vaksin tampak kurang dari satu meter. Bahkan, sempat terjadi antrean di luar tenda ruang tunggu calon penerima vaksin.
“Tadi ada (kerumunan) di awal. Perlahan sudah melandai. Terus mereka datang bersamaan. Tidak sesuai dengan jam yang ditentukan daripada merasa terlambat,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta, Agus Winarto, saat ditemui di Komplek Balai Kota Yogyakarta, Senin siang.
Kepadatan ruang tunggu pendaftaran calon penerima vaksin mulai menurun pada siang hari. Aliran calon penerima vaksin berjalan lumayan lancar. Namun, sesekali masih terjadi penumpukan di dalam ruangan vaksinasi.
Tadi ada kerumunan di awal. Perlahan sudah melandai. Terus mereka datang bersamaan. Tidak sesuai dengan jam yang ditentukan (Agus Winarto)
Agus menyatakan, pelaksanaan vaksinasi massal tersebut akan terus dievaluasi. Pihaknya meminta agar para calon penerima vaksin datang sesuai waktu yang dijadwalkan saja. Sebab, ruang tunggu disediakan sudah menyesuaikan penjadwalan yang sudah dibuat.
Datang tepat waktu
“Maka, kami sampaikan supaya datang tepat waktu. Ini sudah sesuai dengan jumlah kursi tunggu. Kalau nanti penuh akan diatur ulang. Persoalannya ini karena mereka datang bersamaan,” kata Agus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, persoalan lainnya yang dijumpai berupa belum terdaftarnya calon penerima vaksin yang datang. Kondisi tersebut membuat petugas vaksinasi harus melakukan pendataan ulang secara manual. Pendataan ulang membuat proses vaksinasi harus berlangsung lebih lama dari seharusnya.
“Lalu, proses pendataan dari satu meja ke meja lainnya itu lewat internet. Ini juga di luar kendali kami. Kadang-kadang sudah diunggah di satu meja, di meja lainnya datanya tidak muncul. Ini sulitnya vaksinasi Covid-19,” kata Emma.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menerjunkan 10 tim dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut. Setiap tim beranggotakan 8-7 orang. Dalam satu jam, semua tim diminta bisa memvaksinasi 250 orang. Adapun targetnya jumlah orang yang bisa divaksinasi mencapai 2.000 orang per hari.
Emma menyampaikan, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan vaksinasi massal. Untuk itu, sistem penjadwalan dibuat sedemikian rupa. Diharapkan, lewat penjadwalan itu tidak terjadi penumpukan calon penerima vaksin. Langkah vaksinasi massal dipilih agar masyarakat yang dijangkau vaksinasi bisa dicapai dalam jumlah besar.
“Memang, kalau tidak vaksinasi massal lama sekali. Kami berupaya semaksimal mungkin biar tidak berkurumun. Meski ada banyak orang, kan, diusahakan tetap saling jaga jarak,” ujar Emma.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti meminta pelaksanaan vaksinasi jangan sampai menimbulkan kerumunan. Pihaknya berkoordinasi dengan jajaran perangkat pemerintahan supaya mengatur alur pelaksanaan vaksinasi sehingga memungkinkan diterapkannya protokol kesehatan. Para calon penerima vaksin pun diharapkan mematuhi kedatangannya sesuai jadwal vaksinasi yang sudah ditentukan.
“Saya minta kepala organisasi pemerintah daerah (OPD) juga memberikan izin teman-teman yang akan divaksinasi. Prioritaskan kegiatan vaksin ini,” ujar Haryadi.