Dukung Digitalisasi Pasar UMKM, Belanja Produk Lokal Digaungkan
Sejumlah 30 juta UMKM ditargetkan dapat mengakses pasar digital pada 2023. Gerakan membeli atau belanja produk lokal terus digaungkan agar pasar dalam negeri tidak dikuasai produk asing.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Warga Desa Gelaranyar, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengolah nira menjadi gula semut aren, Sabtu (17/8/2019). Berkat internet, pelaku UMKM di desa ini dapat memasarkan gula aren lewat media sosial sehingga diburu pembeli dari luar daerah, seperti Bandung, Bekasi, dan Sumedang.
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah pusat menargetkan 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah dapat mengakses pasar digital pada 2023. Untuk mencapai target itu, gerakan membeli atau belanja produk lokal terus digaungkan hingga ke daerah.
Dengan populasi 260 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar yang besar untuk menjual produk dalam negeri. Oleh sebab itu, akselerasi digitalisasi UMKM sangat penting dalam memperluas jangkauan pasar.
”Saat ini sudah 12 juta UMKM yang go digital. Ditargetkan pada 2023 menjadi 30 juta UMKM,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat membuka Jabar Culture and Tourism Festival (JaFest) 2021 di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (21/3/2021).
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat membuka Jabar Culture and Tourism Festival (JaFest) 2021 di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (21/3/2021).
Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia terbesar di Asia Tenggara dan diproyeksikan mencapai Rp 1.826 triliun pada 2025. Ini menjadi peluang bagi UMKM untuk memanfaatkan potensi itu.
Akan tetapi, menurut Teten, baru 19 persen UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha lokal untuk bersaing dengan produsen asing yang bisa menjangkau pasar dalam negeri lewat pemasaran daring.
”Jangan sampai pasar digital kita justru dikuasai produk asing. Jadi, penting melakukan pendampingan berkelanjutan supaya UMKM bisa mengembangkan kapasitas dan daya saing,” ujarnya.
Setelah dalam setahun terakhir terpuruk akibat pandemi Covid-19, UMKM mencoba bangkit pada 2021. Menurut Teten, berdasarkan indikator penjualan dan permintaan kredit perbankan, sektor UMKM mulai menggeliat. Namun, situasinya belum kembali normal seperti sebelum pandemi. Oleh sebab itu, UMKM tetap perlu dibantu pada kuartal I dan II 2021.
Teten mendorong masyarakat untuk bangga belanja produk lokal. Hal ini diyakini akan membantu perekonomian nasional.
Salah satu gerakan membeli produk lokal digaungkan JaFest 2021. Kegiatan yang berlangsung dalam satu bulan ini akan memasarkan produk dari sekitar 2.000 UMKM di Jabar.
Baru 19 persen UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha lokal untuk bersaing dengan produsen asing yang bisa menjangkau pasar dalam negeri lewat pemasaran daring.
Kegiatan ini diadakan oleh ikatan alumni sejumlah perguruan tinggi, yaitu Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan Institut Pertanian Bogor. Produk UMKM akan dipasarkan di platform digital keempat ikatan alumni tersebut.
”Saya berharap, 2.000 UMKM ini kemudian dapat mengambil peran sebagai kakak asuh transformasi digital bagi UMKM yang lain. Dengan begitu, menimbulkan efek gelombang,” ujarnya.
Teten menambahkan, pandemi Covid-19 membuat perubahan pasar lebih dinamis. Hal ini memaksa dunia usaha, termasuk UMKM, terus berevolusi serta menghadirkan nilai tambah. ”Kita harus terus memoles produk dan proses bisnis untuk hadir sebagai wirausaha yang berdampak menjadi local heroes UMKM,” ujarnya.
Pekerja mengangkat tahu cibuntu untuk direndam ke air bercampur kunyit sebagai pewarna alami di RW 007, Kelurahan Babakan, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/2/2020). Pelaku UMKM di lokasi ini fokus pada produksi tahu sejak puluhan tahun lalu.
Transaksi Rp 5 miliar
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unpad Irawati Hermawan berharap, JaFest 2021 menjadi platform ekonomi digital yang dapat mendongkrak perekonomian Jabar. Oleh sebab itu, perbankan didorong memberikan stimulus bagi UMKM dalam mengakes permodalan.
”Kegiatan ini akan berlangsung selama satu bulan dengan target transaksi minimal Rp 5 miliar,” ujarnya.
Jumlah UMKM yang berpartisipasi dalam JaFest 2021 juga masih mungkin bertambah. Sebab, beberapa pemerintah kabupaten dan kota di Jabar juga berencana menawarkan produk UMKM binaannya. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pergelaran budaya, termasuk mengenalkan kembali permainan tradisional.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (depan kanan) mencoba permainan tradisional ”perepet jengkol” saat menghadiri pembukaan Jabar Culture and Tourism Festival (JaFest) 2021 di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (21/3/2021).
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil menilai, JaFest 2021 akan mendorong pemulihan ekonomi Jabar. Ia mengajak masyarakat membeli produk UMKM melalui platform digital.
”Sebagai bentuk bela negara, mari membeli produk UMKM. Akan banyak diskon khusus dan tentu produknya berkualitas,” ujarnya.