Masyarakat Kembali Dianjurkan Tidak Mudik Saat Lebaran
Kementerian Perhubungan tidak menyarankan warga untuk melakukan mudik Lebaran. Aktivitas bepergian, termasuk menggunakan angkutan, masih berisiko memicu penularan Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Masyarakat tetap dianjurkan menahan diri bepergian pulang kampung, termasuk saat mudik Lebaran. Risiko penularan Covid-19 saat melakukan perjalanan ke sejumlah daerah hingga kini masih tinggi.
”Kondisi kesehatan setiap orang dalam perjalanan atau angkutan tidak bisa dipastikan. Terlihat sehat, setiap orang bisa berpotensi sebagai OTG (orang tanpa gejala),” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Marta Hadisarwono dalam acara kampanye keselamatan jalan di Terminal Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/3/2021).
Marta mencontohkan penularan Covid-19 akibat perjalanan pulang kampung yang dialami oleh stafnya. Terlihat sehat setelah pulang kampung, dia positif Covid-19 setelah enam kali mudik Brebes-Jakarta.
”Agar kasus serupa tidak terus berulang, masyarakat sebaiknya menahan diri tidak pulang kampung, termasuk saat Lebaran,” katanya.
Meski mengimbau tidak pulang kampung, Marta mengatakan, upaya mitigasi di jalan tetap dilakukan. Pemeriksaan kondisi kesehatan pengguna angkutan terus digelar. Deteksi Covid-19 melalui GeNose kini menjadi pemeriksaan wajib yang disyaratkan untuk pelaku perjalanan menggunakan kereta api. Tes GeNose juga sudah dilakukan bagi penumpang bus di sejumlah terminal.
Pemantauan kondisi jalan raya juga dilakukan. Salah satu caranya dengan kampanye keselamatan jalan di rute Baturaden-Dieng-Borobudur, 20-21 Maret 2021. Selain melihat kondisi jalan rusak dan rawan longsor, kelengkapan rambu-rambu jalan juga akan menjadi prioritas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang Candra Wijatmiko mengatakan sudah mulai mendata pelaku transportasi di Kota Magelang untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi. Covid-19. ”Sebagian dari mereka sudah divaksin di kelurahannya masing-masing. Bagi yang belum, akan kami data dan diupayakan segera divaksinasi,” ujarnya.
Saat ini, pelaku transportasi yang sudah didata untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 lebih dari 500 orang. Selain sopir angkutan, pelaku yang didata tersebut antara lain penarik retribusi di terminal, penarik becak, petugas parkir, dan ojek berbasis daring.