Sopir Ojek dan Angkutan Umum di Jakarta Menanti Giliran Vaksinasi Covid-19
Pekerja informal, seperti pedagang pasar, pedagang kaki lima, sopir, dan pengojek, masih menanti giliran vaksinasi Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 tahap kedua untuk pekerja layanan publik sektor informal di Jakarta sejauh ini baru menjangkau pedagang. Itu pun baru di Pasar Tanah Abang dan Pasar Induk Kramat Jati. Pekerja informal lainnya, seperti sopir ojek dan angkutan umum, masih menanti giliran vaksinasi.
Pemerintah menargetkan vaksinasi terhadap 17 juta pekerja di sektor pelayanan publik, termasuk di dalamnya pekerja informal. Hingga Selasa (16/3/2021),
Kementerian Kesehatan di laman resminya mencatat 2.272.399 pekerja layanan publik sudah menerima suntikan vaksin dosis pertama dan 514.516 pekerja sudah menerima suntikan vaksin dosis kedua.
Di Jakarta, vaksinasi kepada pekerja informal berlangsung di Pasar Tanah Abang dan Pasar Induk Kramatjati. Vaksinasi di Pasar Tanah Abang telah menjangkau 23.450 pedagang dan pengelola pasar. Sementara itu, vaksinasi di Pasar Induk Kramatjati menjangkau 2.940 pedagang dan pengelola pasar, dari target 4.300 orang.
Vaksinasi juga bisa diberikan (kepada pekerja informal) melalui kerja sama, dengan catatan sasarannya merupakan pekerja di sektor pelayanan publik.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi yang dihubungi, Rabu (17/3/2021), menyampaikan, vaksinasi kepada pekerja informal bisa diberikan selama ada data dari institusi atau organisasi yang menaunginya. Misalnya vaksinasi kepada pedagang pasar, itu juga menjangkau sebagian pedagang kaki lima di sekitar pasar yang didata oleh pengelola pasar.
”Vaksinasi juga bisa diberikan (kepada pekerja informal) melalui kerja sama, dengan catatan sasarannya merupakan pekerja di sektor pelayanan publik,” ucap Siti.
Sejauh ini, kata Siti, Kementerian Kesehatan sudah bekerja sama dengan layanan telemedik Halodoc dan Good Doctor serta Grab dan Gojek untuk mempercepat vaksinasi kepada lansia. Otomatis mitra pengemudi Grab dan Gojek yang sudah lansia bisa divaksinasi.
Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Hoiza Siregar mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum memperoleh informasi giliran vaksinasi untuk PKL di asosiasinya. Untuk itu, asosiasi masih menunggu sembari mendata jumlah PKL di Indonesia.
Asosiasi mencatat sejauh ini ada 75.111 PKL di Jakarta. Adapun secara nasional ada sekitar 4 juta PKL.
Sementara itu, Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta pun masih menunggu informasi giliran vaksinasi bagi sopir dan awak angkutan umum dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Mereka telah mendata ada 100.000 anggota yang siap divaksinasi.
”Kami tunggu saja informasi dari Dinas Perhubungan DKI. Kami siap kalau tiba giliran divaksinasi," ujar Ketua Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta Shafruhan Sinungan.
Tidak sabar
Namun, sebagian sopir ojek mengaku ada yang sudah didata untuk vaksinasi. Mereka pun siap divaksinasi jika tiba gilirannya.
Ahmad (50), pengojek pengkolan di kawasan Pasar Tanah Abang ini, mengaku, sudah didata oleh pengurus ojek pengkolan di kawasan itu untuk dilakukan vaksinasi. Namun, lanjutnya, hingga saat ini belum ada informasi waktu dan tempat untuk vaksinasi.
”Kami (pengojek) kan banyak interaksi dengan banyak orang, penumpang (sehingga rawan terhadap penularan Covid-19). Jadi saya siap ikut vaksinasi kapan saja,” ujar Ahmad.
Kami (pengojek) kan banyak interaksi dengan banyak orang, penumpang (sehingga rawan terhadap penularan Covid-19). Jadi saya siap ikut vaksinasi kapan saja.
Liam (30), mitra Gojek ini, mengaku, sebagai pengojek daring, ia sudah tidak sabar divaksinasi. Namun, katanya, hingga sekarang belum ada informasi vaksinasi untuk mitra Gojek.
Liam mengaku antusias divaksin setelah ia bersama mitra Gojek lainnya mendapatkan edukasi mengenai pentingnya vaksinasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
”Saya pribadi sudah tidak sabar untuk divaksinasi. Saya juga sudah siap kalau tiba giliran divaksinasi,” kata Liam.