Pedagang dan Sopir Angkot di Ambon Antusias Ikuti Vaksinasi
Para sopir angkutan kota dan pedagang di Ambon antusias mengikuti vaksinasi Covid-19. Padahal, mereka termasuk dalam kelompok yang tinggi tingkat pelanggaran protokol kesehatannya.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Lebih kurang 600 pedagang dan sopir angkutan kota di Ambon, Maluku, mengikuti vaksinasi massal Covid-19 yang digelar Pemerintah Kota Ambon. Mereka sangat antusias dibandingkan kelompok sasaran vaksinasi sebelumnya. Padahal, pedagang dan sopir angkot merupakan kelompok yang paling sering melanggar protokol kesehatan lantaran tidak yakin akan bahaya Covid-19.
Sejak Kamis (18/3/2021) pagi, satu per satu dari mereka datang ke tenda pemberian vaksinasi yang dibangun di Terminal Mardika yang berada di dalam kompleks Pasar Mardika. Ada yang datang sendiri, tetapi banyak pula yang dalam koordinasi khusus kalangan sopir angkot berdasarkan jalur trayek. Vaksinasi masih berlangsung hingga Kamis sore.
Dengan modal kartu tanda penduduk atau kartu keluarga, mereka dibantu mendaftar dalam sistem daring. Selanjutnya, mereka mengikuti pemeriksaan kesehatan, wawancara, kemudian menerima suntikan vaksinasi. Mereka pun patuh diminta menjalani masa observasi selama 30 menit sebelum diizinkan pulang.
”Suntik tidak sakit, terus setelah divaksin juga tidak apa-apa. Ternyata vaksin ini tidak ada efek buruknya seperti yang kita tonton di video-video. Saya akan ajak keluarga untuk ikut divaksinasi,” ujar Jopie Hatu (45), sopir angkot jalur Passo-Terminal Mardika, seusai menjalani observasi.
La Ali (43), pedagang di Pasar Mardika, juga menuturkan hal yang sama. Ia pun mengakui sering tidak mengenakan masker saat berjualan. Ia mulai tersadar setelah ada kenalannya meninggal akibat Covid-19. Ia pun berjanji akan mengajak para penjual lain agar mau divaksinasi.
Dalam catatan Kompas, selama pandemi Covid-19, pedagang pasar dan sopir angkutan kota kerap melanggar protokol kesehatan. Banyak dari mereka bahkan secara terang-terangan menyatakan tidak percaya akan bahaya Covid-19. Mereka baru mengenakan masker jika ada operasi penertiban.
Perilaku itu juga tecermin dalam survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada tahun 2020. Hasilnya, 29,18 persen masyarakat Maluku menyatakan bahwa mereka tidak percaya akan bahaya Covid-19. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy mengatakan, sosialisasi menjadi kunci utama dari keberhasilan vaksinasi. Banyak orang tidak percaya akan bahaya Covid-19 serta tidak mau divaksin lantaran terpapar informasi hoaks. Kini, testimoni dari mereka yang divaksin akan membantu pemerintah dalam sosialisasi.
Wendy juga mengakui bahwa vaksinasi yang diberikan kepada para jurnalis di Ambon, Rabu (17/3/2021), ikut berkontribusi terhadap meningkatnya kepercayaan publik. ”Banyak dari pedagang dan sopir angkutan ini bilang bahwa mereka mau divaksinasi setelah mereka tahu bahwa wartawan juga sudah divaksinasi,” katanya.
Menurut rencana, vaksinasi untuk pedagang dan sopir angkutan kota ini dengan sasaran sekitar 5.000 orang yang terdiri dari 3.000 pedagang dan 2.000 sopir. Lantaran minimnya ketersediaan vaksin, mereka membatasi peserta sekitar 1.000 orang. Adapun sisanya akan mendapat giliran pada tahap berikutnya, April mendatang.