Penyiraman Air Keras Siswi Brebes Diusut, Pemkab Tanggung Biaya Rawat
Seusai kejadian, Rifna mendapat pesan dari pembeli yang hendak ditemuinya itu. Isi pesan itu lebih kurang berbunyi ”dendamku sudah terbalas”. Polisi masih mengusut kasus tersebut.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Rifna Miladianur (16), pelajar asal Desa Sisalam, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, menderita luka bakar di wajah, leher, tangan, dan kaki setelah disiram cairan diduga air keras oleh orang tak dikenal. Polisi masih mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelaku penyiraman.
Menurut penuturan Rifna, kasus penyiraman tersebut terjadi pada 17 Januari 2021 sekitar pukul 20.30. Kala itu, Rifna yang merupakan penjual produk kosmetik mengantar pesanan berupa masker wajah kepada seorang pembeli.
Rifna dan pembeli berencana bertemu di depan gerbang masuk Desa Sisalam. Setibanya di lokasi tersebut, Rifna diarahkan untuk menemui pembeli di sekitar Puskesmas Sidamulya yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal yang telah disepakati. Alasan pembeli saat itu adalah mencari tempat yang lebih sepi.
”Waktu saya sampai di puskesmas, tidak ada orang. Saya curiga, sepertinya saya ditipu. Karena perasaan jadi tidak enak, saya memutuskan untuk putar balik dan pulang,” ucap Rifna, Rabu (17/3/2021), di Brebes.
Tak jauh dari puskesmas tersebut, Rifna yang memacu pelan sepeda motornya disalip oleh seseorang. Orang tersebut kemudian menyiramkan cairan sebanyak dua kali ke tubuh Rifna.
Awalnya, Rifna tidak merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Setibanya di rumah, ia merasa tubuhnya seperti terbakar. Kulit di wajah, leher, dada, tangan, dan kaki Rifna melepuh. Keluarga kemudian membawa Rifna berobat ke rumah sakit.
Beberapa saat kemudian, pengobatan terhadap Rifna akhirnya dihentikan karena keluarga tidak memiliki biaya. Karena luka di tubuhnya tak kunjung kering, Rifna tidak bisa beraktivitas secara normal. Sehari-hari ia hanya terbaring di kasur dan mengeluhkan kesulitan dalam bergerak.
Pengobatan terhadap Rifna akhirnya dihentikan karena keluarga tidak memiliki biaya.
Setelah menerima laporan terkait kejadian tersebut, Bupati Brebes Idza Priyanti langsung mendatangi Rifna di Desa Sisalam, Kamis (18/3/2021). Idza mengaku prihatin dengan kejadian tersebut dan meminta agar Rifna dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes sampai sembuh.
”Tadi (Rifna) sudah kami bujuk agar mau dirawat di rumah sakit, akhirnya mau. Saya juga berpesan kepada pihak RSUD Brebes agar korban dirawat dengan hati-hati dan seluruh biaya perawatan digratiskan,” ujar Idza.
Secara terpisah, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Brebes Aris Suparmiati mengatakan, Rifna sedang ditangani oleh dokter spesialis bedah. Keluhan Rifna terkait kesulitan bergerak juga akan ditangani oleh dokter fisioterapi.
”Kami belum bisa memastikan cairan yang digunakan untuk menyiram korban ini apa. Nanti jika sudah ada hasil lebih lanjut, akan kami sampaikan,” kata Aris.
Selain meminta agar Rifna diobati sampai sembuh, Idza juga meminta agar kasus tersebut diungkap dan pelakunya bisa segera ditemukan. Menurut Idza, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kepolisian serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana untuk mengatasi persoalan tersebut.
”Saya minta kasus ini diusut agar pelakunya bisa terungkap. Kami berharap pelaku juga bisa ditindak secara hukum,” ucap Idza.
Hingga Kamis, polisi telah memeriksa lima saksi. Menurut Kepala Kepolisian Sektor Wanasari Ajun Komisaris Mulyono, mereka yang diperiksa adalah orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut dan orang-orang yang dekat dengan Rifna.
Kepada polisi, Rifna mengaku tidak mengenali pelaku penyiraman. Saat kejadian, pelaku mengenakan masker, sarung tangan, dan helm.
Seusai kejadian, Rifna sempat mendapat pesan dari pembeli yang hendak ditemuinya itu. Isi pesan tersebut lebih kurang berbunyi ”dendamku sudah terbalas”. ”Akun pembeli yang mengirimkan pesan ancaman kepada korban juga masih kami selidiki,” ujar Mulyono.