Tata Ruang Danau Laut Tawar untuk Konservasi dan Ekonomi
Danau Laut Tawar di Kabupaten Aceh Tengah perlu ditata kembali agar potensi wisata dan ekonomi dapat dikelola dengan maksimal. Namun, pemanfaatan kawasan di sekitar danau harus mempertimbangkan konservasi agar lestari.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Danau Laut Tawar di Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, perlu ditata kembali agar potensi wisata dan ekonomi dapat dikelola dengan maksimal. Penataan juga untuk melindungi danau dari kerusakan akibat aktivitas ekonomi warga.
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan A Djalil dalam seminar virtual ”Penguatan Kawasan Danau Laut Tawar sebagai Kawasan Ekonomi Kerakyatan Aceh Tengah dan Bener Meriah”, Rabu (17/3/2021), menuturkan, tata ruang di sekitar danau harus ditata kembali. Pemanfaatan kawasan di sekitar danau harus mempertimbangkan konservasi agar kelestarian tetap terjaga.
Sofyan mengatakan, yang perlu dibenahi adalah penataan keramba jaring apung, pembuatan jalan keliling, pembuatan instalasi limbah komunal, dan edukasi warga agar tidak membuang sampah ke danau. Di samping itu, kawasan hutan di sekitar danau harus direboisasi agar ketersediaan air danau terjaga.
”Secara teori ini semua bisa dilakukan. Namun, secara finansial dan komitmen, parapihak sangat dibutuhkan,” kata Sofyan.
Sofyan mengatakan, keberadaan Danau Laut Tawar adalah anugerah besar yang dimiliki oleh Tanah Gayo (Aceh Tengah dan Bener Meriah). Namun, anugerah itu akan semakin bernilai jika dikelola dengan baik.
Perlu dibenahi penataan keramba jaring apung, pembuatan jalan keliling, pembuatan instalasi limbah komunal, dan edukasi warga agar tidak membuang sampah ke danau.
Selama ini Danau Laut Tawar menjadi penyangga kehidupan warga Aceh Tengah dan Bener Meriah. Danau itu penyedia air bersih, air untuk pertanian, nelayan mencari ikan, dan wisata.
Sofyan mendorong Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk lebih jeli melihat peluang dengan memanfaatkan potensi yang ada, yakni sektor agrobisnis. Pihaknya berharap pemerintah daerah aktif mendorong investasi.
Sofyan mengatakan, seusai pandemi Covid-19, pariwisata akan tumbuh pesat karena lebih dari setahun orang menunda berwisata. Peluang tersebut harus ditangkap oleh daerah untuk menarik wisatawan. Pada era modern, wisata menjadi daya ungkit ekonomi daerah.
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan, Danau Laut Tawar adalah sumber kehidupan warga Gayo. Sebagai daerah hulu, Danau Laut Tawar juga penyedia air bagi warga Bireuen, Aceh Utara, dan Lhokseumawe.
Beberapa tahun terakhir aktivitas wisata di sekitar danau tumbuh pesat. Saat ini terdapat 140 homestay di sekitar danau. Pembukaan penerbangan dari Medan ke Bener Meriah juga mendorong perkembangan wisata di Tanah Gayo itu.
Wisata alam di sekitar danau kini diminati oleh wisatawan lokal. Arung jeram di Sungai Peusangan dan keharuman kopi gayo juga jadi pemikat.
Akan tetapi, Shabela gelisah karena Danau Laut Tawar mulai tercemar akibat pembuangan limbah rumah tangga dan sampah. Kerusakan hutan di sekitar danau juga menyebabkan debit air menyusut. Dampak lain, populasi ikan endemik, depik, terancam.
”Wisatawan lokal sudah banyak ke Gayo, bukan hanya lagi ke Sabang. Kami perlu dukungan dari semua pihak agar Aceh Tengah bisa cepat berkembang,” kata Shabella.
Ketua Umum Taman Iskandar Muda, Surya Darma, mengatakan, semua pihak harus bersinergi membangun ekonomi Tanah Gayo, termasuk pemerintah pusat, untuk membangunan fasilitas wisata.