Sekolah Sungai disiapkan di Purwokerto untuk masyarakat dan pelajar supaya kian mengenal serta mencintai sungai. Sekolah nonformal ini akan digelar gratis.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan program Sekolah Sungai untuk generasi muda dan masyarakat supaya lebih mengenal serta menjaga lingkungan, khususnya ekosistem sungai. Diharapkan kesadaran menjaga lingkungan tumbuh sejak dini lewat edukasi nonformal di lapangan.
”Kami ingin ada sekolah nonformal yang mendidik mulai dari anak-anak TK sampai orangtua. Dari anak-anak contohnya mengenalkan sungai yang bersih bagaimana, jangan membuang sampah ke sungai karena ada ikan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas Irawadi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, dalam rangkaian peringatan Hari Air Sedunia 2021, Sabtu (13/3/2021).
Irawadi menyampaikan, sekolah nonformal ini gratis. Diharapkan masyarakat yang datang ke Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) di Sungai Kranji, tepatnya di bawah Jembatan Soekarno, ini tidak sekadar bermain, tetapi juga mendapatkan edukasi penyadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. ”Ini tidak membayar. Nanti ada teori, sudah disiapkan gedungnya. Kalau yang dewasa ada kegiatan penelusuran sungai,” ujarnya.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan Sekolah Sungai bisa terlaksana dua minggu lagi. ”Ini edukasi sekaligus wisata. Ada juga manfaat ekonomi buat warga di sini, tadi ditebar 6.000 ekor nila merah,” kata Husein.
Husein juga menyebutkan, masyarakat sekitar Sungai Kranji akan dilibatkan dalam menjaga lingkungan dan memelihara ikan. ”Nanti akan diprogramkan rumah-rumah ini menghadap ke sungai. Akan ada trek joging juga sepanjang 3 kilometer agar orang-orang bisa jalan-jalan serta belajar tentang sungai,” tuturnya.
Kepala Sekolah Sungai Bambang Prasetyo Karyanto menyampaikan, tahap awal programnya menyasar pemberdayaan masyarakat bagaimana mengenalkan seluk-beluk sungai serta menjaganya. ”Ada enam mata kegiatan besar, yaitu pemberdayaan masyarakat, ekonomi kreatif, mitigasi bencana, pengolahan dan pemanfaatan sampah, pengelolaan limbah kawasan, serta pendokumentasian,” tutur Bambang.
Menurut Bambang, ditargetkan per mata kegiatan bisa diikuti oleh setidaknya 30 orang. Fasilitator yang menjadi guru nantinya akan melibatkan pegiat lingkungan, praktisi pemberdayaan, mahasiswa, komunitas peduli sungai, dan juga jurnalis.
Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Air Sedunia 2021 Muhammad Hanif Alfatkhi yang juga mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman menyampaikan, para mahasiswa dilibatkan menjadi fasilitator untuk mengenalkan tentang pelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan sungai. ”Karena masih pandemi, kami belum bisa mengumpulkan siswa-siswa untuk sekolah langsung. Selama ini konsepnya masih online,” kata Hanif.