Hutama Karya Kebut Pengerjaan 6,2 Kilometer Pertama Jalan Tol Seksi I Padang-Sicincin
PT Hutama Karya mengebut pengerjaan stasiun 0+000 hingga 6+200 atau 6,2 kilometer pertama Jalan Tol Padang-Pekanbaru seksi I Padang-Sicincin. Jalan ini terhubung ke pintu keluar tol di jalan nasional di Padang Pariaman.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG PARIAMAN, KOMPAS — PT Hutama Karya mengebut pengerjaan stasiun 0+000 hingga 6+200 atau 6,2 kilometer pertama Jalan Tol Padang-Pekanbaru seksi I Padang-Sicincin. Jalan yang terhubung ke pintu keluar tol di jalan nasional wilayah Padang Pariaman, Sumatera Barat, ini ditargetkan selesai pada Juli 2021.
Manajer Pembangunan dan Pelaksanaan Proyek Jalan Tol Padang-Sicincin PT Hutama Karya Berlin A Tampubolon di Padang Pariaman, Sabtu (13/3/2021), mengatakan, percepatan pengerjaan 6,2 kilometer pertama jalan tol itu merupakan bagian dari program refocusing. Diharapkan masyarakat bisa segera memanfaatkan jalan tol.
”Masyarakat dari Jalan Bypass di STA 0+000 (dari arah Padang) tidak perlu memutar, bisa langsung masuk jalan tol dan keluar di STA 6+200 yang terhubung dengan jalan nasional di Nagari Sungai Buluh Selatan (Padang Pariaman),” kata Berlin saat memantau pengerjaan jalan tol seksi I Padang-Sicincin, Sabtu siang.
Berlin menyebutkan, dari 6,2 kilometer itu, ada sekitar 1 kilometer lagi lahan yang belum dibebaskan. Pihaknya telah meminta kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Seksi I Padang-Sicincin dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Wilayah Sumbar untuk fokus membebaskan lahan 1 kilometer tersebut.
”Supaya nanti rencana kami membuat pintu keluar tol di STA 6+200 itu bisa segera selesai. Kalau lahan ini sudah bebas semua, kami rencanakan selesai pada Juli 2021,” ujar Berlin.
Sabtu pagi hingga tengah hari di 6,2 kilometer pertama jalan tol itu, sejumlah pekerja melanjutkan pembangunan seksi I Padang Sicincin. Ada yang mengerjakan pemadatan tanah, pengecoran jalan, pembangunan terowongan jembatan, dan lainnya.
Sebagian jalan tersebut sudah berbentuk jalan tol lengkap dengan pembatas jalan dan lampu jalan, terutama dari STA 0+000. Menurut Berlin, panjang jalan yang sudah berbentuk jalan tol 3,8 kilometer. Adapun total panjang Seksi I Padang-Sicincin mencapai 36,6 kilometer.
”Refocusing”
Berlin menjelaskan, dari total 36,6 kilometer seksi I Padang-Sicincin, progresnya baru 37,98 persen. Sebesar 20 persen berupa pengerjaan fisik dan 17,98 persen berupa penyediaan bahan-bahan pokok kebutuhan pembangunan untuk sekitar 30 kilometer jalan tol. Pengerjaan jalan tol ini dimulai sejak 9 Februari 2018.
Menurut Berlin, baru 9 kilometer dari total 36,6 kilometer itu yang bisa dikerjakan akibat keterbatasan lahan yang sudah dibebaskan. Dari 9 kilometer itu, 7 kilometer lahan sudah dibebaskan, sedangkan 2 kilometer belum dibebaskan, tetapi bisa dikerjakan atas izin pemiliknya.
Akibat keterbatasan lahan di seksi I Padang-Sicincin serta dampak pandemi Covid-19, pemerintah melakukan refocusing. Salah satu bentuknya adalah mengalihkan bahan-bahan pokok yang sudah disediakan untuk seksi I, tetapi tidak terpakai, ke ruas jalan tol lain yang membutuhkan.
”Sumber daya yang sudah kami sediakan di seksi I, termasuk sumber daya manusia dan alat-alat, kami fokuskan ke ruas lain Jalan Tol Trans-Sumatera, seperti di Pekanbaru, Medan, dan Bengkulu, yang juga sedang berjalan pembangunannya,” kata Berlin.
Walaupun demikian, lanjutnya, pembangunan seksi I Padang-Sicincin tetap berlangsung. Jika ada tambahan lahan yang dibebaskan, Hutama Karya segera mengerjakannya. Ia berharap pembebasan lahan segera selesai.
”Target kami sangat tergantung dengan lahan yang telah dibebaskan. Kalau seandainya semua lahan bebas di akhir semester I tahun 2021 ini, kami rencanakan seksi I Padang-Sicincin ini target beroperasinya pada akhir Desember 2022,” ujarnya.
Pembebasan lahan
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah BPN Sumbar Saiful mengatakan, ada dua penetapan lokasi di seksi I Padang-Sicincin. Penetapan lokasi I pada titik 0-4,2 kilometer sudah bebas 100 persen. Sementara itu, penetapan lokasi II pada titik 4,2-36,6 kilometer sudah dibebaskan 11 persen.
”Pembebasan lahan terus bergulir. Sekarang menunggu kelengkapan dokumen dari masyarakat. Kami usahakan tuntas pada Juni 2021,” kata Saiful pada Sabtu pekan lalu.
Pembebasan lahan terus bergulir. Sekarang menunggu kelengkapan dokumen dari masyarakat.
Menurut Saiful, status tanah ulayat membuat proses pembebasan lahan di Sumbar lebih lambat. Salah satu bentuk kendalanya pada pengumpulan dokumen kepemilikan masyarakat yang lambat karena harus mendapat persetujuan ninik mamak (pemimpin suku) dan banyak ahli waris yang merantau. ”Sekarang, hal itu sudah banyak teratasi. Kami terus perbaiki dengan sosialisasi,” ujarnya.
Selain itu, Saiful mengakui, ada pula kelompok masyarakat yang berupaya menghalang-halangi proses pengukuran tanah. Terkait permasalahan ini, BPN sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
Jalan Tol Padang-Pekanbaru memiliki panjang 255 kilometer. Pembangunan terbagi atas enam seksi, yaitu seksi I Padang-Sicincin, seksi II Sicincin-Bukittinggi, seksi III Bukittinggi-Payakumbuh, seksi IV Payakumbuh-Pangkalan, seksi V Pangkalan-Bangkinang, dan seksi VI Bangkinang-Pekanbaru.
Keberadaan Jalan Tol Padang-Pekanbaru bakal memangkas waktu tempuh menjadi 2,5-3 jam. Pada ruas existing Padang-Pekanbaru sepanjang sekitar 300 kilometer saat ini, waktu tempuh berkisar 8-9 jam.