Seratusan jurnalis dan pekerja media di Kota Padang, Sumatera Barat, menjalani vaksinasi Covid-19 tahap II. Vaksinasi massal ini diharapkan memperluas cakupan vaksinasi di Sumbar dan berkontribusi mengakhiri pandemi.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Lebih kurang 100 jurnalis dan pekerja media di Kota Padang, Sumatera Barat, menjalani vaksinasi Covid-19 tahap II. Vaksinasi massal ini diharapkan dapat memperluas cakupan vaksinasi di Sumbar dan berkontribusi mengakhiri pandemi Covid-19.
Vaksinasi massal yang dikoordinasikan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar dilaksanakan di Auditorium Pemprov Sumbar, Rabu (10/3/2021). Penyuntikan dilakukan petugas puskesmas di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kota Padang.
Rabu pagi hingga tengah hari, puluhan jurnalis dan pekerja media silih berganti datang ke lokasi vaksinasi Covid-19. Meskipun sebagian ada yang takut dengan jarum suntik, peserta tetap memberanikan diri untuk divaksinasi.
Febrian Fachri (30), jurnalis Republika, mengatakan, sebenarnya dirinya trauma dengan jarum suntik sejak kanak-kanak akibat disunat. Namun, karena sadar jurnalis termasuk kalangan rentan terpapar Covid-19, Febrian memberanikan diri.
”Ini ikhtiar kita untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Mau tidak mau harus divaksin agar bisa hidup normal kembali,” kata Febrian. Setelah dua jam disuntik vaksin, Febrian mengaku tidak mengalami efek samping serius, hanya lelah di lengan.
Febrian pun mengajak masyarakat tidak takut divaksinasi Covid-19. Vaksin Sinovac yang disediakan gratis oleh pemerintah sudah dijamin keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan serta kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia.
Ketua IJTI Sumbar John Nedy Kambang mengatakan, vaksinasi massal bagi jurnalis dan pekerja media ini bagian dari upaya mengurangi risiko terpapar Covid-19. Jurnalis termasuk kalangan berisiko terpapar Covid-19 karena bertemu banyak narasumber ketika bertugas.
Menurut John, antusiasme jurnalis dan pekerja media sangat tinggi mengikuti vaksinasi yang difasilitasi Dinkes Sumbar dan Dinkes Padang ini. Awalnya, ia memperkirakan maksimal hanya 50 orang yang akan divaksinasi. Sebab, masih banyak kabar bohong tentang vaksin sehingga dikhawatirkan menurunkan minat.
”Namun, rekan-rekan ini punya kesadaran relatif tinggi. Selasa (9/3/2021) malam, sudah lebih dari 160 orang yang mendaftar. Ini menunjukkan mereka peduli kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan,” kata John.
John menambahkan, karena tingginya antusiasme, IJTI Sumbar berencana bakal mengoordinasikan kembali untuk vaksinasi massal kedua bagi jurnalis. Masih banyak jurnalis lain yang belum terakomodasi dalam kegiatan ini. Ia memperkirakan, 160 orang tersebut baru 10-12 persen dari total jurnalis di Padang.
Kepala Dinkes Padang Feri Mulyani mengatakan, dengan vaksinasi massal untuk jurnalis dan pekerja media ini, diharapkan cakupan vaksinasi di Padang semakin luas. ”Sejauh ini, capaian vaksinasi di Padang sekitar 3,5 persen dari total 700.000 orang,” kata Feri.
Menurut Feri, hingga Selasa (9/3/2021), untuk vaksinasi tahap I bagi tenaga kesehatan sudah mencapai 12.000 orang atau lebih dari 100 persen. Sementara untuk tahap II diprioritaskan bagi orang lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik. Targetnya 2.500 orang lansia dan 4.500 petugas pelayanan publik.
Feri menambahkan, salah satu kesulitan dalam vaksinasi Covid-19 di Padang adalah mengumpulkan masyarakat yang hendak divaksinasi. Walakin, Dinkes Padang membuat sejumlah strategi, antara lain vaksinasi berbasis fasilitas kesehatan, berbasis institusi, dan berbasis paguyuban, seperti vaksinasi massal jurnalis dan pekerja media ini.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, vaksinasi tahap I di Sumbar dapat dikatakan sudah selesai dan melebihi target 100 persen. Adapun untuk tahap II terus berlangsung dengan prioritas orang lansia dan petugas pelayanan publik, termasuk jurnalis.
”Wartawan berinteraksi dengan banyak narasumber. Dengan divaksinasi mudah-mudahan lebih punya imunitas. Dengan demikian, ke depan aktivitas wartawan di masyarakat lebih terlindungi,” kata Mahyeldi.