Warga terus siaga banjir menyusul hujan deras yang turun dalam dua hari terakhir di sejumlah wilayah di Sulsel dan pengelola Bendungan Bili-Bili membuka pintu air karena elevasi melebihi batas normal.
Oleh
RENY SRI AYU
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hujan dua hari terakhir menyebabkan sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan terendam banjir. Curah hujan yang tinggi juga memaksa pengelola Bendungan Bili-Bili membuka pintu air karena elevasi sudah melebihi batas normal.
Hingga Rabu (10/3/2021) malam, banjir di antaranya merendam sejumlah wilayah di Kota Makassar, Maros, Pangkep, Takalar, dan Jeneponto. Selain banjir, pohon tumbang juga terjadi di sejumlah tempat. Di Maros, pohon tumbang memakan satu korban jiwa. Korban tertimpa pohon saat melintas di jalan poros Maros-Bone.
Di Kota Makassar, banjir antara lain terjadi di Perumahan Antang, Perumahan Kodam 3, Todopuli, dan beberapa wilayah lain. Ketinggian air mencapai 30 sentimeter hingga 1 meter. Warga terdampak banjir saat ini mengungsi ke masjid, sekolah, dan bangunan lain yang aman.
”Daerah saya memang sudah jadi langganan banjir. Namun, dua hari ini cukup parah. Ketinggian air hingga 1 meter. Rumah sama sekali tidak bisa ditempati untuk sementara,” kata Abdul Rahim, warga Antang.
Di Kabupaten Takalar, banjir merendam tiga kelurahan di Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Selain itu, tiga kelurahan lain di Kecamatan Pattalassang juga terendam. Lebih dari 2.000 warga terdampak. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Pappa.
Daerah saya memang sudah jadi langganan banjir dan dua hari ini cukup parah. Ketinggian air hingga 1 meter. Rumah tidak bisa ditempati untuk sementara. (Abdul Rahim)
Adapun di Jeneponto, banjir juga merendam sejumlah kecamatan, termasuk jalan poros Makassar-Jeneponto.
Sementara itu, sejak Rabu pagi, pintu air Bendungan Bili-Bili dibuka selebar 2 meter. Elevasi air mencapai 100,39 meter di atas permukaan laut (mdpl), sementara batas normal adalah 99,50 mdpl. Elevasi siaga ada di angka 102,60 mdpl.
”Terpaksa kami buka pelan-pelan untuk mengeluarkan air yang ada di Bili-Bili. Hingga Rabu malam ini kami masih terus siaga dan memantau pergerakan air. Yang kami khawatirkan jika di hulu Sungai Jenelata terus hujan. Ini akan membuat aliran air Sungai Jeneberang makin deras dan volumenya kian besar,” kata Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Rini Harun, Rabu malam.
Bendungan Bili-Bili menampung air dari Sungai Jeneberang. Aliran Sungai Jeneberang mengalir dan bermuara di Selat Makassar melewati permukiman padat penduduk. Adapun Sungai Jenelata juga mengalir masuk ke Jeneberang. Jika di kedua hulu sungai terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan Bendungan Bili-Bili dibuka, wilayah sepanjang daerah aliran sungai akan terdampak banjir.