Sejumlah permukiman di Makassar, Sulawesi Selatan, direndam banjir. Ribuan warga kini mengungsi.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Banjir yang merendam sejumlah permukiman di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, membuat lebih kurang 1.000 warga mengungsi. Dampak buruk bencana ini bisa bertambah karena terjadi saat lonjakan kasus Covid-19 masih tinggi di Makassar.
Di Perumnas Antang, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Selasa (22/12/2020), air merendam rumah warga hingga ketinggian lebih dari 1 meter. Saat ini, sebagian besar rumah sudah ditinggal pemiliknya mengungsi.
Di sekitar Jalan Abdullah Daeng Sirua, tidak hanya air yang menggenangi rumah warga, eceng gondok juga turut menutup jalan. Akibatnya, akses jalan itu sulit dilalui. Guna memastikan tidak ada korban jiwa atau warga yang terjebak di rumahnya, tim SAR gabungan terus berkeliling lokasi menggunakan perahu karet.
”Sudah tiga hari saya mengungsi di sini. Air di rumah sudah setinggi leher saat saya tinggalkan. Tidak ada pilihan lain selain meninggalkan rumah untuk sementara. Sebagian barang tak bisa diselamatkan,” kata Busnah (42), warga Blok 8 Perumnas Antang.
Busnah dan ratusan warga lain saat ini mengungsi di salah satu masjid tak jauh dari tempat tinggalnya. Berada di tempat yang lebih tinggi membuat masjid menjadi pilihan utama warga untuk mengungsi.
Tak hanya di Antang, banjir juga merendam sejumlah permukiman di Daya, Tamalanrea, Todopuli, hingga perumahan di sekitar Jalan Abdullah Daeng Sirua. Di tempat ini, sejumlah masjid juga dijadikan lokasi pengungsian. Di semua lokasi ini, air sudah merendam lebih dari tiga hari.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar Khaeruddin yang ditemui di lokasi banjir Antang mengatakan, tercatat lebih 1.000 warga mengungsi. Salah satu kendala penyaluran bantuan untuk pengungsi adalah lokasinya sulit ditembus kendaraan roda empat hingga harus didistribusikan menggunakan perahu karet.
”Saat ini, kebutuhan mendesak adalah logistik dan makan minum. Namun, kami sudah berkoordinasi dengan dinas sosial setempat. Kami berharap warga yang mengungsi berkumpul di tempat pengungsian atau yang dijadikan tempat mengungsi bagi sebagian besar warga agar distribusi bantuan bisa lebih cepat dan merata,” tuturnya.
Di Makassar, dalam beberapa hari terakhir, hujan deras disertai angin kencang terus terjadi. Hal ini membuat warga yang berada di lokasi rawan banjir khawatir. Potensi bahaya kian tinggi karena banjir terjadi saat pandemi dan kasus konfirmasi Covid-19 yang terus melonjak.