Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Intan Jaya Terganggu
Selama beberapa pekan terakhir, Puskesmas Sugapa di Kabupaten Intan Jaya tidak beroperasi setelah kontak tembak antara aparat keamanan dan KKB. Padahal, puskesmas itu merupakan fasilitas kesehatan utama di Intan Jaya.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua, terganggu akibat belum beroperasinya Puskesmas Sugapa setelah insiden penembakan terhadap tiga warga pada 15 Februari 2021. Tenaga kesehatan masih takut untuk kembali bertugas, masyarakat pun trauma.
Hal ini diungkapkan Pastor Yustinus Rahangiar selaku pemimpin Paroki Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai saat dihubungi dari Jayapura, Senin (8/3/2021). Yustinus mengatakan, para tenaga kesehatan ketakutan untuk bertugas kembali setelah kejadian penembakan di area puskesmas yang merupakan fasilitas kesehatan utama di kabupaten tersebut. Masyarakat juga merasa trauma untuk mendapatkan pengobatan.
Diketahui tiga orang tewas tertembak di area Puskesmas Sugapa, yakni Janius Bagau, Justinus Bagau, dan Januarius Sani. Pihak TNI menyatakan ketiga warga ini ialah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB). Namun, pihak keluarga membantah pernyataan TNI.
”Saat ini warga lebih memilih berobat di klinik kami yang memiliki dua tenaga kesehatan. Kami juga telah mendapatkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan,” ungkap Yustinus.
Yustinus menuturkan, ratusan warga di daerah Baitapa, Kampung Puyagia, Distrik Sugapa, mengamankan diri di gereja setempat setelah terjadi kontak tembak antara TNI dan anggota Organisasi Papua Merdeka yang diklaim aparat sebagai KKB pada Sabtu (6/3/2021). Hingga Senin ini para warga masih berada di Gereja Santo Paulus Baitapa.
Berdasarkan informasi dari Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, terjadi kontak tembak antara TNI dan KKB di Kampung Puyagia pada pukul 11.52 WIT. Dalam insiden ini, satu anggota KKB tewas dan seorang rekannya terluka, tetapi berhasil kabur.
”Sekitar 200 orang berlindung di Gereja Santo Paulus Baitapa. Kami telah mengirimkan bantuan beras dan sejumlah barang kebutuhan pokok lainnya kepada para warga meskipun jumlahnya tidak banyak,” tuturnya.
Ia berharap pihak keamanan dan KKB yang berkonflik segera mencari solusi untuk mengakhiri kontak tembak. Sebab, masalah ini menyebabkan warga sangat menderita selama dua tahun terakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum membenarkan informasi belum beroperasinya Puskesmas Sugapa. Ia mengungkapkan, warga takut berobat di sana sebelum adanya upacara adat untuk memperingati peristiwa kematian tiga warga itu.
”Warga masih trauma untuk berobat di puskesmas sebelum adanya upacara adat. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya tengah berkoordinasi dengan tokoh agama dan tokoh adat untuk menggelar kegiatan tersebut,” kata Aaron.
Saya akan berupaya memastikan keamanan di Intan Jaya tetap kondusif secara bertahap agar para pegawai puskesmas dapat kembali bertugas. (Sandi Sultan)
Sementara itu, Kepala Polres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Sandi Sultan, saat ditemui di Jayapura, mengatakan, situasi keamanan di Sugapa masih kondusif. Aktivitas warga juga berjalan normal seperti biasanya.
Ia membantah adanya pengungsian warga setelah kontak tembak antara pihak TNI dan KKB pada Sabtu kemarin. Sebab, kontak tembak terjadi di dalam hutan dan bukan di tengah permukiman warga. ”Saya akan berupaya memastikan keamanan di Intan Jaya tetap kondusif secara bertahap agar para pegawai puskesmas dapat kembali bertugas,” kata Sandi.
Data dari Polda Papua, terjadi 49 kasus gangguan keamanan oleh KKB di Papua sepanjang tahun 2020. Teror penembakan KKB terjadi di tujuh wilayah hukum Polda Papua, meliputi Nduga, Intan Jaya, Paniai, Mimika, Puncak Jaya, Keerom, dan Pegunungan Bintang. Total 17 orang meninggal akibat serangan KKB.
Pada 2021, teror KKB berlanjut, terutama di Intan Jaya. Hingga pertengahan bulan ini sudah terjadi tujuh serangan KKB di kabupaten itu. Tiga anggota TNI dan dua warga sipil meninggal. Sementara seorang anggota TNI dan seorang warga mengalami luka berat karena terkena tembakan.