Meski Puluhan Penghuni Positif Covid-19, Ponpes di Bantul Tak Ditutup
Puluhan santri dan pengajar pondok pesantren di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan positif Covid-19. Pondok pesantren tidak ditutup tetapi protokol kesehatan diperketat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS—Puluhan santri dan pengajar pondok pesantren di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan positif Covid-19. Meski demikian, pondok pesantren tersebut tidak ditutup. Pengelola pesantren hanya diminta meningkatkan pengawasan protokol kesehatan.
“Ini dimulai dari dua orang warga ponpes (pondok pesantren) yang bergejala, pekan lalu. Setelah tes antigen mandiri, hasilnya positif,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, saat dihubungi, Jumat (5/3/2021).
Puskesmas Piyungan menindaklanjuti temuan hasil positif antigen tersebut dengan penelusuran kontak erat. Ada sembilan orang lain yang sempat berkontak erat dan juga menunjukkan gejala khusus. Gejala yang dialami berupa hilangnya indera penciuman, demam, dan batuk ringan.
Tes usap polymerase chain reaction (PCR) pun dilakukan kepada 11 warga pondok pesantren yang menunjukkan gejala itu. Semuanya menunjukkan hasil positif Covid-19.
Penelusuran kontak erat kembali dilanjutkan kepada warga pondok pesantren. Penelusuran kontak erat dilakukan dengan tes cepat antigen. Total sebanyak 241 orang dites antigen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 34 orang menunjukkan hasil positif, sedangkan 208 orang lainnya negatif.
“Berarti total ada 45 orang yang sudah terkonfirmasi positif. Ini terdiri dari pengajar dan santrinya. Tracing masih berlanjut. Kami masih menunggu kabar dari puskesmas setempat tentang kelanjutannya. Khususnya apabila pasien ini sempat berkontak erat dengan warga di luar ponpes,” kata Joko.
Joko menambahkan, warga pondok pesantren sudah dipisahkan antara yang menunjukkan hasil positif dan negatif tes antigen. Semuanya menjalankan isolasi mandiri di kompleks pondok pesantren. Pertimbangan isolasi mandiri diambil karena pasien positif hanya bergejala ringan.
“Di pondok pesantren itu sudah ada satgas (satuan tugas). Di tingkat pedukuhan juga ada pengawasan dari satgas desa. Saya sudah lihat sendiri yang positif dan negatif sudah dipisahkan,” kata Joko.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Daerah Bantul, Helmi Jamharis, mengatakan, pondok pesantren tersebut tidak ditutup meskipun ada temuan kasus positif. Pihaknya meminta pengawasan protokol kesehatan diterapkan ketat. Tidak hanya di pondok pesantren, tetapi juga di lingkungan desa.
“Satgas di pondok pesantren harus bekerja keras untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas harian,” kata Helmi.
Data dari Dinas Kesehatan DIY menunjukkan, penambahan kasus positif Covid-19 masih terus terjadi setiap hari. Ada penambahan kasus positif sebanyak 175 orang pada Jumat sore. Dengan penambahan tersebut, total kasus positif di DIY mencapai 28.749 orang.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk Pemerintah DIY, Berty Murtiningsih, menyampaikan, penambahan kasus terbanyak pada Jumat sore, berada di Kabupaten Bantul mencapai 92 orang. Terbanyak kedua di Kabupaten Sleman mencapai 37 orang.
“Setelahnya, ada Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah 19 orang. Lalu, di Kota Yogyakarta, dengan jumlah 17 orang. Terakhir, di Kabupaten Gunung Kidul, dengan jumlah 10 orang,” kata Berty.