Pondok Pesantren Jadi Kluster Penularan Baru di Tegal
Sebanyak 12 santri dan pimpinan Pondok Pesantren Ulin Nuha di Tegal, Jateng, terpapar Covid-19. Mereka diisolasi mandiri karena tidak mengeluhkan gejala berat. Penularan di pondok pesantren baru pertama kali terjadi.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sebanyak 12 santri dan salah satu unsur pimpinan Pondok Pesantren Ulin Nuha di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, positif Covid-19. Kasus ini menjadi kluster pondok pesantren pertama di Tegal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji mengatakan, kasus itu terdeteksi setelah salah satu santri di pondok pesantren tersebut memeriksakan diri ke salah satu bidan. Keluhannya saat itu adalah batuk dan flu.
Bidan itu lantas melaporkan hal tersebut kepada Puskesmas Slawi. Puskesmas Slawi kemudian berinisiatif melakukan pemeriksaan usap kepada santri tersebut dan beberapa rekannya.
”Dari 18 orang yang menjalani tes usap, 12 santri dinyatakan positif Covid-19,” kata Hendadi, Sabtu (31/10/2020), di Tegal.
Hendadi menuturkan, 12 santri itu kini menjalani isolasi mandiri di ponpes sejak Selasa (20/10/2020). Sejauh ini, mereka tidak mengeluhkan gejala berat. Sedangkan enam santri lain yang negatif Covid-19 tinggal di luar ponpes hingga proses isolasi mandiri santri positif selesai.
Selain santri, pimpinan ponpes dan guru di pesantren tersebut juga dites usap. Hasil tes usap guru seluruhnya negatif. Namun, salah satu unsur pimpinan ponpes dinyatakan positif. Saat ini, pimpinan ponpes itu juga sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
”Kami berharap penerapan protokol kesehatan diterapkan lebih ketat. Kami juga mengimbau agar kegiatan yang mengumpulkan orang banyak dikurangi dulu sementara ini,” imbuh Hendadi.
Hendadi mengatakan akan terus menggencarkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan di seluruh ponpes. Tes usap massal sebagai bentuk penapisan juga akan segera dilakukan di sejumlah ponpes.
Hingga Sabtu malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal 758 orang. Dari jumlah tersebut, 52 orang dirawat dan 130 orang lainnya menjalani isolasi mandiri.
Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro, mengatakan, kasus aktif berasal dari kluster keluarga, pasar, perkantoran, perbankan, dan kluster ponpes. Ke depan, satgas akan menggencarkan pengetesan untuk mendeteksi kasus Covid-19.
”Sudah lebih dari 8.000 orang yang kami tes usap. Ke depannya, akan terus kami lakukan, paling tidak 50 tes sehari,” kata Joko.
Batasi kunjungan
Sementara itu, Ponpes Ar Roudloh di Desa Babadan, Kecamatan Limpung, Batang, membatasi kunjungan kepada santri untuk menekan risiko penularan Covid-19. Orangtua santri dari luar Batang diminta tidak berkunjung untuk sementara waktu. Sedangkan orangtua santri dari sekitar Batang dibatasi waktu kunjungnya.
”Sebelum pandemi, waktu kunjung cukup leluasa. Sekarang, hanya orangtua santri wilayah Batang saja yang diperkenankan berkunjung. Setiap santri hanya boleh dikunjungi sekali sebulan. Waktu kunjungnya maksimal 15 menit,” ujar pembina Ponpes Ar Roudloh, Ulil Huda.
Menurut Ulil, penerapan protokol kesehatan di pesantrennya cukup ketat. Sebelum masuk area pesantren, semua orang harus memakai masker. Pengunjung juga diminta membersihkan tangannya. Mereka dengan suhu badan melebihi 38 derajat celsius dilarang masuk.
Hingga Sabtu malam, jumlah kasus positif di Batang 626 orang. Dari jumlah itu, kasus aktif 122 orang. Sementara 43 orang meninggal dunia dan 461 orang sembuh.